[FF] Dangerous Girl (Chapter 1)

Author : Ashiya

Cast :

• Super Junior
• EXO
• SNSD
• JYJ
• BoA
• Nana (After School)
• Wooyoung (2PM)
• Suzy (Miss A)

Genre :

• Fantasy

Disclaimer : This fiction is mine.

Copyright : © ashiya19.wordpress.com 2013. All Rights Reserved.

Teaser

—The Beginning—

Aroma wangi pastry menyeruak di dapur pembuatan kue di Orange Caramel Bakery. Kim Taeyeon, chef pembuat kue di toko itu. Tangannya begitu lincah menghias icing kue pesanan pelanggannya.

“selesai!” seru Taeyeon dengan bangga melihat hasil kerjanya. Tidak lama kemudian, seorang namja berambut warna almond menghampirinya dengan sebuah catatan kecil di tangan kanannya.

“Taeyeon-ah, kue pesanan Nara-noona sudah selesai?” tanya namja itu, Jang Wooyoung.

“aku baru saja menyelesaikannya.” Sahut Taeyeon menunjuk kue itu.

“kalau begitu aku pergi dulu mengantar kuenya.” Wooyoung mengambil kue itu dan pergi menghampiri Suzy di meja kasir yang baru saja menerima telepon dari pelanggannya. “Suzy-ya, aku pergi mengantar pesanan Nara-noona. Aku minta tanda bukti pembayarannya.”

Suzy memberikan struk yang diminta Wooyoung, “beri dia potongan harga 10% sebagai ucapan terima kasih sudah menjadi pelanggan setia kita.”

“arata.” Sahut Wooyoung menerima struk itu dan segera melesat keluar mengambil sepedanya yang terparkir di depan toko itu.

“fiuhh.. Lelah sekali hari ini.” Gumam Suzy. Tidak lama kemudian, telepon kembali berdering. “Orange Caramele Bakery, ada yang bisa kami bantu?” sapa Suzy dengan ramah.

“aku ingin memesan cup cake untuk lusa, hari minggu. Apa kau bisa menyediakannya?” ucap seseorang di seberang telepon.

“tentu saja. Berapa banyak?” tanya Suzy sembari mengambil sebuah catatan kecil

“1000 buah.”

“MWO???” kejut Suzy. Ia tidak pernah menerima pesanan sebanyak itu.

“wae?”

“ah, aniyo. Baiklah cup cake 1000 buah.”

“ne. Tolong antarkan ke panti asuhan XXX di Gangwon atas nama Kang Daesung.”

“baik. Pemesanan atas nama Kang Daesung, pemesan cup cake 1000 buah, pengiriman ke panti asuhan XXX Gangwon untuk hari minggu.” Suzy pun menjelaskan total pembayarannya dan menutup telepon itu. “cup cake 1000 buah harus selesai lusa? Sedangkan untuk besok saja pesanan masih banyak. Aigoo.. aku harus meminta bantuan Fei, Jia dan Min.” Suzy meninggalkan kasir menemui Taeyeon di dapur yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk kue yang akan ia buat. “Taeyeon-ah, lusa ada pesanan 1000 cup cake apa kau siap?”

“MWO?? 1000 cup cake?? Lusa??? Bukankah besok kita masih harus menyiapkan banyak kue??”

“kau tenang saja. Aku akan meminta bantuan Fei dan yang lainnya. Tapi hari ini masih ada 2 kue yang belum di kirimkan. Aku akan mengirim kue pesanan tuan Ok karena rumahnya searah dengan rumah Fei. Apa kau bisa mengantar pesanan satunya?”

“baiklah.” Sahut Taeyeon setelah terdiam sejenak.

“sebelum kau pergi, tutup saja dulu tokonya. Alamatnya aku letakkan di meja kasir. Aku pergi dulu.” Suzy pun pergi sambil membawa pesanannya.

Taeyeon menyiapkan kue pesanan yang akan ia antar, membungkusnya dengan rapi dan berjalan menuju meja kasir. “Joo Won. 77-3, Incheon.” Taeyeon membaca nama dan alamat pemesannya. “syukurlah alamatnya tidak terlalu jauh.” ia pun segera menutup toko itu dan pergi menuju alamat yang di tuju dengan mengendarai sepeda birunya. Tanpa sepengetahuan Taeyeon, di lantai di bawah meja kasir itu, tergeletak secarik kertas kecil bertuliskan: Song Jihyo. 629-7, Yeoksam 1-dong Gangnam-gu, Seoul. Itu adalah alamat pemesan yang seharusnya ia datangi! Ya, Taeyeon salah mengambil alamat pesanannya.

***

Sebuah pesawat  asing mendarat di daerah perbukitan yang sangat sepi. Dari dalam pesawat itu, tampak 5 orang laki-laki berjubah  hitam keluar dari pesawat berbentuk seperti piring tersebut. Salah satu dari mereka menyentuh pesawat itu. Ia menutup matanya dan dengan secepat kilat, pesawat itu menghilang.

“untung Eunhyuk memiliki kekuatan seperti itu. Tidak ada yang akan tahu kalau kita meninggalkan pesawat itu disana.” Ucap seorang lak-laki bertubuh paling tinggi.

Mereka berlima mulai berjalan menuruni bukit tersebut hingga akhirnya menemukan sebuah rumah yang tampak tidak terurus. Atap rumah itu di tumbuhi rumput liar dan di sekelilingnya terdapat tanaman ilalang yang tinggi berwarna kuning kecoklatan.

“sepertinya rumah ini sudah tidak di tempati.” Ucap seseorang yang bertubuh gemuk.

“kalau begitu, kita tinggal disini saja sampai kita berhasil menculik manusia bumi.” Usul laki-laki yang memakai kacamata hitam.

Mereka berkeliling di rumah itu melihat bagian-bagian rumah tersebut hingga tiba-tiba laki-laki berkacamata itu terdiam dan memasang wajah serius.

“ada apa?” tanya seseorang yang menghilangkan pesawat mereka sebelumnya. Eunhyuk.

“aku mendengar sesuatu.” Jawabnya. “dan juga…aku mencium bau makanan manusia. Seperti….kue?”

“apa dia menuju ke tempat ini?” tanya yang berwajah imut(?). “apa dia sendirian?”

Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “ia menuju kemari. Sepertinya ia sendirian.” Sahutnya. “jaraknya  800 meter dari sini.”

“cepat sembunyi!” perintah laki-laki yang bertubuh paling tinggi. Ketiga temannya segera mencari tempat bersembunyi. Kecuali Eunhyuk, ia tetap berdiri di tempatnya dan menghilang. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

Tok! Tok! Tok!

“jogiyo~!” seru seseorang diluar rumah itu. Suara seorang perempuan.

***

Taeyeon mengayuh sepedanya sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Di tengah jalan, ia melihat seorang anak kecil yang berdiri terdiam melihat anak-anak yang mengerubungi stand penjual permen kapas. Taeyeon melihat ke arah pandangan anak itu dan segera menghampiri penjual permen kapas tersebut. Ia membeli permen kapas ukuran besar dan kemudian menghampiri anak kecil tadi.

“kau ingin ini, bukan?” ucap Taeyeon duduk menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.

Dengan ragu-ragu anak itu menerima permen pemberian Taeyeon, “gomawoyo, noona.”

“ne.” ucap Taeyeon tersenyum mengacak rambut anak laki-laki itu dengan gemas. Ia pun kembali berdiri menghampiri sepedanya.

“noona..” panggil anak itu.

“hm?”

“apa kau akan mengantar kue itu ke Incheon?” tanya anak itu tiba-tiba.

Taeyeon mengerutkan keningnya, “ne. Darimana kau tahu aku akan mengantar ke Incheon?”

“sebaiknya noona jangan kesana.”

“hm? Wae?” bingung Taeyeon. Namun anak itu tidak menyahut dan tiba-tiba berlari menjauh dari tempat itu. “aneh.” Gumam Taeyeon. Ia pun kembali mengayuh sepedanya menuju Incheon.

Setengah jam kemudian, Taeyeon tiba di depan sebuah rumah yang jauh dari keramaian. Rumah itu tampak tidak terurus. Dinding berlumut, atap yang di tumbuhi tanaman liar, pintu yang terlihat rapuh dan halaman yang di penuhi dedaunan kering.

“apa aku tidak salah alamat?” Taeyeon mengambil kertas alamatnya dan menyamakannya dengan tulisan di dinding yang berlumut itu. “benar ini alamatnya. Tidak salah lagi.” Gumam Taeyeon. Akhirnya ia mengambil kue yang di letakan di keranjang sepedanya dan berjalan menuju pintu rumah itu. Ia pun mengetuk pintu rumah itu.

“jogiyo~!” Taeyeon mengetuk kembali pintunya. Setelah berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam, dengan hati-hati ia meletakan tangannya di gagang pintu rumah tersebut dan memutar knopnya, pintu itu langsung terbuka. “tidak di kunci?” gumam Taeyeon. Ia pun berjalan masuk ke rumah itu. “jogiyo~!!” seru Taeyeon. “Joo Won-ssi?” Taeyeon memanggil pemilik rumah tersebut. “Joo Won-ssi! Apa kau didalam? Aku pengantar kue dari Orange Caramel Bakery.” Ucap Taeyeon. Namun tetap tidak ada jawaban. Taeyeon berjalan sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah itu. Saat ia memasuki sebuah ruangan, ia menemukan sebuah labu tergeletak di lantai. Ia pun berjongkok mengambil labu itu. “halloween masih lama tapi kenapa ada labu disini?” gumam Taeyeon. Ia mengamati labu yang berlubang membentuk mata, hidung dan mulut itu hingga akhirnya ia menyentuh bagian atas labu tersebut. Ia membuka penutup atasnya dan tiba-tiba saja kepalanya terasa berat dan pandangannya kabur. Taeyeon menjatuhkan labu itu dan memegangi kepalanya sambil mengerang kesakitan. Penglihatannya semakin gelap dan samar-samar ia melihat 5 sosok gelap berdiri di hadapannya. Sesaat kemudian ia tergelak jatuh dilantai dan tidak sadarkan diri.

“Sungmin, labumu benar-benar hebat. Tidak sampai 1 menit, ia langsung pingsan.” Ucap Eunhyuk.

“bagaimana kalau dia saja yang kita sandera?” usul Sungmin.

“Kalau begitu, cepat letakkan dia di punggungku.” Perintah laki-laki yang bertubuh paling tinggi. Siwon.

Mereka berlari dengan cepat menuju bukit tempat mereka meninggalkan pesawatnya. Eunhyuk menggunakan kembali kekuatannya memunculkan kembali pesawat itu. Mereka berlarian memasuki pesawat dan akhirnya pesawat itu terbang membawa Taeyeon meninggalkan bumi.

***

Wooyoung memarkirkan sepedanya di depan toko kuenya. “masih siang kenapa sudah tutup?” heran Wooyoung. Tidak lama kemudian, Suzy kembali. “Suzy-ya, kenapa tokonya di tutup?”

“Taeyeon sedang mengantar kue ke Gangnam, karena tidak ada yang berjaga, jadi aku suruh ia menutup tokonya sampai aku kembali.” Terang Suzy. Ia mengambil kunci cadangan dari dalam tasnya dan membuka kembali toko itu.

Keduanya memasuki toko tersebut, Suzy langsung berjalan menuju dapur sedangkan Wooyoung berjalan menuju belakang meja kasir hingga kemudian ia menemukan secarik kertas tergeletak di lantai. Ia mengambil kertas itu lalu membacanya dan tepat saat itu Suzy melintas di hadapannya membawa kue-kue kecil yang hendak ia pajang di etalase kue.

“Suzy-ya, kau bilang Taeyeon mengantar kue ke Gangnam?” tanya Wooyoung.

“ne. wae?”

“pemesannya Song Jihyo?” Suzy mengangguk. “lalu ini apa?” Wooyoung menunjukan kertas tersebut. Spontan Suzy mengerutkan dahinya dan mengambil kertas itu.

“jangan-jangan Taeyeon salah mengambil alamatnya??” ucap Suzy. “lalu dia mengantar kemana??”

Tiba-tiba Wooyoung teringat sesuatu. Ia mengobrak-abrik meja kasir tersebut. “ya! Mwohaneungoya??” teriak Suzy namun Wooyoung tidak menghiraukannya. “ya! Jang Wooyoung!”

“kau pernah melihat kertas pesanan berwarna hijau?” tanya Wooyoung.

“ani.”

“jangan-jangan Taeyeon mengambilnya??” panik Wooyoung.

“memangnya ada apa dengan pesanan itu?”

Dengan takut-takut Wooyoung pun menjawab, “sebenarnya..itu bukan benar-benar pesanan pelanggan.”

“maksudmu?”

“aku membuat alamat itu untuk mengerjaimu di hari april mop nanti..”

“MWOYA???”

“mi-mian..”

Suzy menghela napas kesalnya, “telepon Taeyeon sekarang! Beritahu dia kalau ia mengantar ke alamat yang salah!”

Wooyoung mengangguk dan segera menghubungi Taeyeon. Namun setelah telepon terhubung, mereka mendengar suara dering ponsel tidak jauh dari tempat mereka berdiri. “ia meninggalkan ponselnya?” gumam Wooyoung menutup teleponnya.

“jadi bagaimana sekarang?” tanya Suzy.

“kita tunggu saja sampai ia kembali. Lagipula alamat yang ku tulis sudah tidak di tempati lagi. Ia pasti cepat kembali.”

Wooyoung dan Suzy kembali disibukan dengan pelanggan yang keluar masuk toko itu hingga akhirnya menjelang toko akan di tutup, mereka mulai khawatir dengan Taeyeon yang belum juga kembali.

“apa mungkin Taeyeon sudah pulang duluan?” ucap Wooyoung.

“semoga saja begitu.”

***

Keesokan harinya Wooyoung dan Suzy benar-benar panik karena Taeyeon belum juga kembali. “bagaimana kalau kita susul ke alamat itu?” usul Suzy. “kau masih ingat alamatnya, bukan?” akhirnya Wooyoung dan Suzy memutuskan untuk menitipkan toko itu pada ketiga teman mereka yang lain. Fei, Jia dan Min.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba didepan rumah yang Taeyeon datangi.

“kau gila!” Suzy menggeplak(?) belakang kepala Wooyoung. “kau berniat mengerjaiku datang ke tempat seperti ini??”

“sudahlah lebih baik sekarang kita cari Taeyeon saja.”  Wooyoung dan Suzy memasuki rumah itu dan menyusuri setiap ruangannya hingga akhirnya sesuatu yang tampak familiar tergeletak di lantai, mengalihkan perhatian mereka.

“ini….bukankah ini kue yang di antar Taeyeon??” kejut Suzy.

“jadi ia benar-benar datang kemari?? Lalu dimana ia sekarang??”

***

Di tempat SJ, para immortal itu berdiri mengelilingi Taeyeon yang masih terbaring tidak sadarkan diri. Mereka semua mengenakan jubah hitam. Perlahan kesadaran Taeyeon mulai pulih. Ia membuka kedua matanya dan terkejut dengan kehadiran sosok-sosok asing itu. Belum selesai keterkejutannya, ia dikejutkan kembali dengan seorang wanita yang tampak sangat mirip dengannya. Dari wajah, pakaian, semuanya mirip dengannya. Taeyeon seperti sedang memandang cermin.

“siapa kau??” Taeyeon refleks meloncat(?) dari pembaringan yang terbuat dari batu. Ia pun langsung langsung merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya karena gerakannya yang tiba-tiba.

“Kibum, kembali ke wujud asalmu! Kau mengejutkan keluarga baru kita!” perintah salah satu dari mereka yang selalu membawa senjata, Kangin.

“keluarga baru?” batin Taeyeon mendengar ucapan Kangin.

“tidurmu nyenyak, huh?” ucap salah satu dari mereka yang memiliki kuku tangan yang tajam dan hitam, Kyuhyun.

“siapa kalian?? Dan… tempat apa ini??”

“selamat datang di dunia baru, Kim Taeyeon!” ucap seorang wanita berambut pirang dengan sebilah pedang di tangannya. Hyoyeon.

“darimana kau tahu namaku???” pertanyaan itu membuat ke-17 immortal itu tertawa.

“kita mulai saja ritualnya.” Ucap seorang wanita berambut panjang dan berpostur tubuh tertinggi di antara immortal perempuan lainnya di tempat itu, Seohyun. Dari nada suaranya ia terdengar serius.

“yah!! Mau apa kalian!!” pekik Taeyeon melihat para immortal itu berjalan semakin mendekatinya. Taeyeon mundur namun tiba-tiba seseorang memeganginya dari belakang dan kembali membaringkan Taeyeon di batu persembahan. Ia adalah Donghae. Taeyeon berontak namun tenaga Donghae tentu lebih kuat darinya.

Akhirnya Taeyeon kembali berbaring di batu itu dengan tangan yang di pegangi 4 makhluk immortal itu. Taeyeon terus meronta berusaha melepaskan diri hingga akhirnya ia di kejutkan dengan seorang namja yang tiba-tiba sudah duduk diatas tubuhnya dengan wajah yang condong ke wajahnya. Jarak wajah mereka pun hanya beberapa centi. Ia menyeringai memperlihatkan gigi taringnya yang tajam. Ia adalah Leeteuk. Vampir dan pemimpin kelompok itu.

“ini akan agak sedikit menyakitkan tapi setelah itu kau pasti akan menyukainya.” Ucap Leeteuk.

“apa maks.. aaaakkhh!!” ucapan Taeyeon terpotong karena taring Leeteuk yang melesak menggigit leher putih Taeyeon. Taeyeon menjerit keras dan tubuhnya berontak membuat 4 immortal yang memeganginya hampir kewalahan.

Leeteuk terus menghisap darah Taeyeon melalui lehernya hingga akhirnya perlawanan Taeyeon semakin melemah. Setelah ia tidak bergerak lagi dan memastikan darahnya sudah terkuras habis, Leeteuk pun melepaskan gigitannya. Leeteuk memandangi wajah Taeyeon sambil mengerutkan keningnya.

“kenapa? Apa ada yang salah?” tanya Siwon melihat ekspresi Leeteuk.

Leeteuk mengalihkan pandangannya dan segera menyingkir dari atas tubuh Taeyeon dan menyeka darah dibibirnya. “kenapa rasa darahnya berbeda?” batin Leeteuk.

Siwon menghampiri Leeteuk lagi. “kenapa? Apa ada yang salah dengannya?”

Leeteuk terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, “tidak.” Sahutnya, menghindari tatapan Siwon. “Kyu, tandai dia. Pastikan dia milik kita!” perintah Leeteuk sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.

“pasti ia menyembunyikan sesuatu.” Batin Siwon. “sial aku tidak bisa membaca pikirannya.” Siwon bisa membaca pikira siapapun kecuali Leeteuk.

Semua makhluk immortal itu meninggalkan Kyuhyun berdua dengan Taeyeon di ruangan gelap seperti gua itu. Ia mendekati Taeyeon yang sudah tidak bernyawa dan duduk di sampingnya. Kyuhyun mengulurkan tangannya memperlihatkan cakarnya yang tajam, ia menyentuh dahi Taeyeon dengan mata tertutup dan bibir yang bergerak seperti membaca mantra. Ia membuka matanya dan menggoreskan kuku jari telunjuknya di dahi Taeyeon hingga berbekas seperti luka sayatan. Sayatan merah berbentuk halilintar.

Ia menyeringai melihat hasil karyanya itu dan perlahan ia mencondongkan badannya mendekatkan wajahnya dengan wajah Taeyeon. “sampai bertemu 2 hari kemudian immortal Taeyeon.” bisik Kyuhyun sebelum akhirnya ia menempelkan bibirnya dengan bibir Taeyeon.

***

Kai memperhatikan Yuri yang sedang serius berlatih dengan pasirnya *berasa jadi Gaara. wkwkwk*. Wajah menyeringai aneh mengikuti setiap gerakan Yuri.

PLAKK!!

“ya!!” kejut Kai karena tiba-tiba Nana muncul dan menggeplak(?) kepalanya.

“berhenti membayangkan yang macam-macam!” ujar Nana.

Kai hanya mengerucutkan bibirnya sambil mengusap-usap kepalanya yang di pukul Nana. “aish aku lupa dia bisa membaca pikiran!” gumam Kai.

“LUHAAAANNNNNNNNN!!!” teriak Tiffany tiba-tiba.

“ya!! Jangan teriak!! Kau bisa menghancurkan tempat ini!!” omel Yuri yang merasa konsentrasinya terganggu karena teriakan Tiffany. “kenapa lagi, hah??”

“dia mengerjaiku lagi!!” kesal Tiffany menunjuk-nunjuk Luhan yang tertawa sambil berusaha menghindari kejaran Tiffany. “ia menggantung anjingku, Prince, di pohon dan meletakan air mendidih di bawahnya! Tentu saja aku marah!”

“Luhan, berhentilah mengganggu Tiffany.” ucap Boa.

“kekekeke~” Luhan hanya tertawa melihat amukan Tiffany.

“Lu…” Nana hendak bicara dengan Luhan namun tiba-tiba ia melihat sesuatu di pikirannya dan wajahnya berubah menegang.

“Nana, waegeurae?” tanya Boa membuat mereka semua beralih menatap Nana.

Nana masih terdiam menyaksikan selintas pandangan kabur di pikirannya. Darah, pedang, kristal, sepasang namja dan yeoja, namun ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka. Darah, pedang, kristal, ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Dan terakhir ia melihat kilasan wajah ketiga elder mereka, JYJ.

To be continue….

Happy birthday, Nana & Jungshin!! *telat!!* wkwkwk…

Chapter 1 udah publish. Mian kalo kependekan & kurang seru *bow*