[FF] Deep In Their Heart, They’re Longing For Love

Author : Ashiya

Cast :

• Kim Taeyeon (Girls’ Generation)
• Xi Luhan (EXO)
• Lee Areum (ex T-ARA)

Genre :

• Comedy
• Fluff

Length :

• Oneshot

Disclaimer : This fiction is mine.

Copyright : © ashiya19.wordpress.com 2013. All Rights Reserved.

***

“jawab teleponku! Ada yang ingin ku bicarakan. Penting!  –Xi Luhan-”

Taeyeon mengerutkan dahinya membaca pesan singkat itu. “mau apa ajussi ini?” Tidak lama kemudian, panggilan telepon masuk ke ponselnya. “wae?” jawab Taeyeon tanpa basa-basi.

“ada hal penting yang ingin ku tanyakan.” Sahut Luhan dengan nada suara yang serius.

“mwoya?”

“berapa harga jajangmyeon di Jeonju? Hahaha…”

“mwo?? Ya! Xi Luhan! Aissh jinja!!” kesal Taeyeon namun ia tetap tertawa mendengar pertanyaan konyol Luhan.

Ya, mereka memang selalu bertingkah konyol. Walaupun Luhan sering kali membuat Taeyeon kesal, namun Taeyeon tidak pernah benar-benar marah pada namja itu dan begitupun sebaliknya. Keduanya cukup dekat, meskipun Luhan adalah senior Taeyeon di sebuah universitas di Busan namun Taeyeon tidak benar-benar memandangnya sebagai senior. Taeyeon tidak segan-segan mengejek, mengusili bahkan memukul namja tersebut. Hal itu terkadang membuat Luhan geleng-geleng kepala walaupun ia sudah terbiasa dengan tingkahnya.

“ngomong-ngomong kau masih di Jeonju?” tanya Luhan.

“ne. Waegeurae?”

“aniya. Aku hanya merasa bosan saja tinggal di Busan. Setelah lulus universitas, aku hanya berkutat dengan pekerjaan di kantor ayahku dan itu benar-benar membosankan. Sepertinya aku perlu berlibur.”

“kenapa tidak berlibur kesini saja?!” seru Taeyeon.

“berlibur di Jeonju?”

“ne.” Taeyeon mengangguk meskipun ia tahu Luhan tidak mungkin melihatnya.

“memangnya ada apa di Jeonju? Paling hanya ada tempat bersejarah yang membosankan.”

“ya, ajussi!! Kalau tidak berminat, bilang saja tidak. Kau tidak perlu mengejek tempat kelahiranku. Cih!”

“aigoo.. Jangan berteriak! Membuat telingaku sakit saja. Apa kau sedang datang bulan? Cepat sekali marah.”

“mworago?? Aissh jinja!!”

“tapi kalau aku pergi ke Jeonju, aku tinggal dimana? Aku tidak punya siapa-siapa disana.”

“ck! Silly boy.” Umpat Taeyeon.

“aku mendengarmu.”

“begini saja, sebentar lagi tahun baru, kita rayakan disini saja. Kau datang saja kesini nanti aku menjemputmu di stasiun. Eotte?”

“lalu apa aku akan tinggal serumah denganmu?? Ommo?!”

“ya!! Ajussi mesum! Kau lupa orang tuaku mempunyai usaha penginapan? Kau menyewa disana saja!” kesal Taeyeon lagi.

“ah~ benar juga. Aku lupa. Hehe..” cengir Luhan. “geurae. Aku akan menghabiskan malam tahun baru disana.”

“okay!”

“tapi…biaya penginapan untukku harga khusus, kan? Bukankah kita teman? Hm?” rayu Luhan.

“ani, ani, ani. Friend is friend, business is business.”

“aigoo.. ternyata penyakit pelitnya belum sembuh juga.” Umpat Luhan.

“aku mendengarmu!”

**

31 Desember, 2 PM

Luhan tiba di stasiun Jeonju. Ia melompat turun dari subway yang mengantarnya dari Busan ke Jeonju. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok yeoja yang sudah di kenalnya sejak 4 tahun yang lalu.

“kemana anak itu? Bukannya ia bilang akan menjemputku?” gumam Luhan. Ia mulai berkeliling mencari Taeyeon. Setelah cukup lama mencari, pandangannya menangkap sosok yang nampak familiar baginya tengah duduk di sebuah bangku dengan headset terpasang di kedua telinganya dan kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik dari music playernya, kedua matanya terpejam. Luhan segera menghampirinya.

Gadis itu, Taeyeon, masih dalam posisi demikian tidak menyadari kehadiran Luhan yang berdiri di depannya. Luhan tertawa mengejek dan ia pun mencondongkan tubuhnya, mengsejajarkan wajahnya dengan wajah Taeyeon. Ia menyeringai dan…..

PLETAK!!

“akh!!” satu sentilan di dahi membuat Taeyeon membuka matanya. “ya! Appo!!” kesal Taeyeon mengusap dahinya yang terasa nyeri.

“kau bilang akan menjemput! Oppa mencari-carimu sejak sejam yang lalu tapi kau malah enak-enakan duduk disini!”

‘ia masih meng-oppa-kan dirinya sendiri padahal aku tidak pernah sekalipun memanggilnya oppa.’ batin Taeyeon. “aigoo.. tapi kau tidak harus memukulku seperti itu!”

“siapa yang memukulmu? Oppa hanya menjentikkan jariku di dahimu.”

“whatever~” sahut Taeyeon beranjak meninggalkan Luhan.

“hei, mau kemana?” teriak Luhan.

“tentu saja pulang. Babo!”

“mwo?? Babo?? Kau mengatai babo pada seniormu sendiri?? Ya!! Kim Taeyeon!” Luhan mengejar Taeyeon dan merangkul atau lebih tepatnya mempitingnya hingga membuat Taeyeon mengaduh minta ampun. Luhan tidak memperdulikan orang-orang disekitar yang menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuannya. “seharusnya kau menyambut tamu spesialmu ini. Bukannya bertingkah tidak sopan seperti itu.” ucap Luhan melepas rangkulan pitingannya.

“spesial?? Hueekk!!” Taeyeon memasang tampang mual dan segera berlari menghindari kemarahan Luhan.

“ya!! Pendek!! Kemari kau!!”

***

10 PM

Taeyeon dan Luhan berjalan menuju sebuah bukit untuk merayakan malam tahun baru. Tidak lupa Taeyeon membawa beberapa makanan kecil dan juga minuman soda. Awalnya ia hendak membawa bir atau minuman beralkohol namun mengingat ia akan pergi dengan Luhan, minuman beralkohol bukanlah ide yang bagus. Telinganya bisa panas di cerocosi Luhan yang selalu melarangnya meminum minuman beralkohol.

“kenapa kau membawaku ke tempat seperti ini?” bingung Luhan melihat sekelilingnya yang di tumbuhi pepohonan besar. “jangan-jangan kau….jangan-jangan kau akan memperkosaku??? Ommo!! Taeyeon-ah kumohon hilangkan kebiasaan byuntae’mu!” ucapnya sambil menutupi dadanya dengan kedua lengannya.

“yak!!” Taeyeon memukul kepala Luhan. “jangan bicara sembarangan!!”

“hei! Aku ini seniormu! Berani sekali kau memukul kepalaku!”

“aissh. Usia kita hanya beda 1 tahun.”

“tapi tetap saja aku ini lebih tua darimu.” ucap Luhan mengusap kepalanya.

Taeyeon menghela napasnya, “baiklah pak tua!”

“mwo?? Aigoo..anak ini!” Luhan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Taeyeon. “lalu mau apa kita kesini?”

“kita rayakan tahun baru di bukit sana. Dari atas, pemandangan seluruh kota Jeonju akan terlihat.”

“kau sering ke tempat seperti ini?”

“waktu aku masih SMA aku sering bermain kesini dengan teman-temanku atau berpiknik dengan keluargaku. Tapi sejak kuliah di Busan, aku tidak pernah kemari. Ini pertama kalinya aku datang ke tempat  ini lagi sejak 4 tahun terakhir.”

“oh. Geuraesseo.”

“kau pasti akan menyukainya.” Sahut Taeyeon. “hei, pinjam jaketmu. Udaranya terlalu dingin disini.”

“Enak saja! Salahmu sendiri kenapa hanya memakai t-shirt seperti itu. Kau pikir aku tidak kedinginan?”

“aissh!! Tidak berperasaan.” dengus Taeyeon, berjalan cepat mendahului Luhan.

Luhan menghela napasnya dan menyusul Taeyeon.

PUK!!

Luhan melemparkan jaketnya ke kepala Taeyeon dan berjalan mendahului Taeyeon tanpa berkata apa-apa. Taeyeon tersenyum lebar dan memakai jaketnya. “ya! Chakkaman!” teriak Taeyeon berlari menyusul Luhan. “gomawo~” ucap Taeyeon dengan nada aegyonya.

***

Mereka terus mengobrol hingga mereka berada di puncak bukit. Mereka berdua duduk beralaskan rumput kering sambil menikmati pemandangan kota Jeonju.

“….aku sudah lama berpisah dengan Tiffany dan sampai sekarang aku belum punya yeojachingu.” Ucap Luhan saat Taeyeon bertanya tentang hubungannya dengan Tiffany, mantan kekasihnya.

“jinjayo??” Taeyeon menoleh pada Luhan dan tersenyum lebar.

Luhan sedikit terkejut karena wajah Taeyeon yang begitu dekat. “y-yeah. Kenapa kau terlihat begitu senang?”

“eh? M-molla.. aku hanya..entah kenapa setelah mendengar itu, aku merasa rasa sesak di dadaku menghilang begitu saja. Aku tidak tahu kenapa tapi aku merasa lega.” Taeyeon menatap lurus kedepan dan menutup matanya, menghirup udara segar malam itu sambil tersenyum.

Luhan memperhatikan Taeyeon dan tiba-tiba ia merasakan hal aneh saat ia melihat bibir mungil Taeyeon. Entah kenapa muncul perasaan keinginan untuk mengecup bibir itu. “jangan bilang kalau kau.…” Luhan mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Taeyeon, “menyukaiku?”

Taeyeon membuka matanya dan terkejut melihat wajah Luhan yang begitu dekat bahkan hampir menyentuh wajahnya. Seolah tidak dapat bergerak, Taeyeon menutup kembali kedua matanya ketika ia merasakan hembusan napas Luhan di bibirnya, seolah menunggu bibirnya saling bersentuhan. Bibir mereka mulai bersentuhan ketika tiba-tiba puluhan kembang api melayang ke udara dan di iringi suara sorak-sorai gembira menyambut pergantian tahun. Taeyeon dan Luhan saling menarik kembali diri mereka dengan pipi memerah dan saling menghindar untuk bertatapan.

“m…h-happy new year.” Gugup Luhan sambil menggaruk tengkuknya menahan rasa malu.

“n-ne. happy new year too.” Sahut Taeyeon masih menghindari tatapan Luhan.

Tiba-tiba hening. ._.

Luhan yang tidak nyaman dengan keheningan seperti itu, memulai kembali pembicaraan.

“banyak orang yang bilang berdoa di bawah cahaya kembang api saat pergantian tahun, harapannya akan terkabul.”

“kau percaya hal seperti itu?”

“tidak. Tapi tidak ada salahnya jika mengharapkan sesuatu.”

“memangnya apa yang kau harapkan di tahun baru ini?”

“harapanku…” Luhan tampak berpikir. “harapanku adalah…..” ia menatap kedua mata Taeyeon dan mengenggam tangan kanannya membuat Taeyeon sedikit terkejut. “aku berharap kau benar-benar menyukaiku.”

***

“eonni, kenapa wajahmu merah seperti itu?” tanya Areum, adik Taeyeon saat Taeyeon memasuki rumahnya.

“eoh? A-aniyo.” Gugup Taeyeon menutupi kedua pipinya dengan tangannya. Ia segera berlari ke kamarnya menghindari cecaran pertanyaan adiknya yang selalu ingin tahu.

Taeyeon berdiri membelakangi pintu dan teringat kembali yang terjadi di bukit. Ia menyentuh bibirnya, “Apa dia benar-benar serius dengan yang diucapkannya?” kemudian ia baru menyadari bahwa ia masih mengenakan jaket Luhan. “masih tercium wanginya, seperti aroma mint dan madu.” Taeyeon berhenti menciumi wangi jaket itu ketika ia menyadari apa yang ia lakukan, “ya! Apa yang kulakukan?? Apa aku benar-benar byuntae?? Kenapa aku menciumi jaket anak laki-laki?? Aigoo.. lebih baik aku tidur sebelum aku melakukan hal bodoh lainnya.”

THE END

Gaje begete! xD Judul doank panjang. hihihi..
tapi jangan lupa tetap tinggalkan jejak! 😉