[FF] Faith, Fate, and Mate (Chapter 5)

Author : Ashiya

Main Cast :

• Kim Taeyeon (SNSD)
• Victoria Song (f(x))
• Kim Myungsoo/L (Infinite)
• Cho Kyuhyun (Super Junior)

Support Cast :

• Kim Suho (EXO)
• Do Kyungsoo (EXO) -just mention
• Henry Lau (Super Junior M) -just mention
• Kim Woobin -just mention

Genre : General, romance, comedy

Rating : T

Disclaimer : This fiction is mine.

Copyright : © ashiya19.wordpress.com 2013. All Rights Reserved.

Previous Chapter

“kuminta jangan ganggu Victoria lagi!” ucap Taeyeon dengan dingin saat menemui Woobin di sebuah cafe.

“bukan urusanmu.”

“dia sepupuku! Tentu saja aku tidak ingin kau melukainya lagi!”

Woobin tertawa, “dasar bodoh. Kau tidak sadar apa yang selama ini kau lakukan padanya? Kau tidak tahu kalau kehadiranmu selalu membuatnya sakit?”

Taeyeon tampak bingung dengan ucapan Woobin namun ia tidak begitu memperlihatkannya, “apapun alasanmu, ku minta kau untuk menjauhinya.” Woobin mengacuhkan Taeyeon dan hendak pergi dari tempat itu. “kenapa kau tiba-tiba muncul lagi? Kau meninggalkan teman gay’mu itu?” ucap Taeyeon membuat Woobin menghentikan langkahnya dan kembali berbalik. “atau jangan-jangan teman gay’mu itu, Lee Jongsuk yang meninggalkanmu?”

Mendengar ucapan Taeyeon, Woobin tampak marah dan tiba-tiba saja ia mendorong Taeyeon hingga membuatnya terjatuh membentur meja di dekatnya membuat pelanggan lain di café tersebut terkejut. Dan tanpa berkata lagi, Woobin pergi meninggalkan Taeyeon yang tampak masih shock dengan perlakuannya.

“agassi, gwaenchana?” seorang pelayan café itu membantu Taeyeon berdiri.

“n-ne.” sahut Taeyeon menahan tangisnya.

“tanganmu terkena pecahan gelas itu, sebaiknya di obati dulu.” Ucap pelayan itu lagi dan pergi mengambil obat luka.

“gomawo… Luhan-ssi.” Ucap Taeyeon membaca name tag pelayan itu.

—Chapter 5, Faith—

“jadi, Woobin itu kembali menemui Vic??” kejut orangtua Victoria saat Taeyeon dan Kyuhyun menceritakannya.

“ne, ajumma. Dan waktu itu ia langsung histeris mendengar orang itu menelponnya.” Sahut Taeyeon.

“pantas saja belakangan ini sikapnya jadi aneh. Lebih banyak diam dan jarang keluar kamar.” Gumam nyonya Song.

“kurasa tidak ada cara lain selain mempercepat pernikahannya.” Ucap tuan Song lalu beralih pada Kyuhyun. “Kyu, kami akan membicarakan hal ini dengan orangtuamu. Aku akan mengusulkan bulan depan kalian sudah harus menikah. Ku harap kau mengerti keadaan Victoria.”

Kyuhyun sedikit terkejut dengan permintaan ayah Victoria itu, namun akhirnya ia mengangguk menuruti keinginan mereka. Setelah itu, Kyuhyun dan Taeyeon pergi dari kediaman Victoria.

“kuharap setelah menikah kau bisa melindungi Victoria.” Ucap Taeyeon saat berjalan dihalaman rumah Victoria.

Kyuhyun terus berjalan berdampingan tanpa menyahut ucapan yeoja disebelahnya itu, “kau langsung pulang?” tanya Kyuhyun mengalihkan pembicaraan.

“ani. Aku akan mengunjungi Myungsoo.”

“geurae? Kalau begitu hati-hati.” Ucap Kyuhyun berjalan mendahului Taeyeon.

Taeyeon mengerutkan keningnya melihat tingkah Kyuhyun, “ada apa dengannya? Kenapa jadi dingin begitu?” pikir Taeyeon lalu berlari kecil menyusulnya, “ya!!” BUK!! Taeyeon menepuk bokong Kyuhyun dengan keras. “kenapa dengan sikapmu, huh?” Kyuhyun tidak menyahut dan hanya menggelengkan kepalanya sambil berlalu tidak menghiraukan Taeyeon. “aneh. Biasanya ia akan marah-marah kalau aku memukul butt’nya?” bingung Taeyeon. “ah, sudahlah. Mungkin ia masih mengkhawatirkan Victoria.

***

“annyeong haseyo, ajumma!” sapa Taeyeon begitu tiba di toko bunga milik Myungsoo.

“oh, Taeyeon-ah?! Sudah lama tidak kesini.” Nyonya Kim menyambutnya dengan hangat. “kau pasti ingin menemui Myungsoo, kan?”

“hehe.. ne.” jawab Taeyeon cengengesan(?).

“ia ada di dalam. Masuk saja.” ucap nyonya Kim menunjuk rumahnya yang bersebelahan dengan toko bunganya itu.

Taeyeon berjalan menuju rumah Myungsoo dan mengetuk pintunya berkali-kali, namun tidak ada jawaban dari dalam. Taeyeon memutar knop pintunya dan ternyata tidak terkunci. “kenapa tidak dikunci? Bagaimana kalau ada pencuri yang masuk?” gumam Taeyeon berjalan memasuki rumah itu. Taeyeon mengedarkan sekeliling ruangan tamu memperhatikan setiap detil rumah itu. Ia melihat sebuah foto keluarga terpajang di atas meja. Taeyeon mengambil foto itu tersenyum melihatnya. Foto itu adalah foto Myungsoo, kedua orangtuanya dan satu orang anak laki-laki yang tampak lebih muda dari Myungsoo. “siapa namja ini?” batin Taeyeon memperhatikan anak laki-laki yang tidak dikenalnya.

“Taeyeon?” terdengar suara Myungsoo mengagetkan Taeyeon.

“oh, Myungsoo.” Kejut Taeyeon meletakan kembali foto itu dan berbalik menghadapnya. “mian aku sembarangan masuk saja. Aku sudah mengetuk pintunya berkali-kali tapi tidak ada jawaban dan juga pintunya tidak di kunci.”

“oh, gwaenchana.” Sahut Myungsoo menghampiri Taeyeon. “sudah lama?”

“ani. Aku baru saja tiba.” Lalu Taeyeon kembali menghadap foto tadi dan menunjukannya pada Myungsoo. “Myungsoo, siapa anak ini? Aku belum pernah melihatnya.”

Myungsoo mengambil foto itu dan terdiam sejenak,

“ia adikku. Kyungsoo.”

“kau punya adik??” kejut Taeyeon. “kau belum pernah memberitahuku sebelumnya. Dimana ia sekarang?”

“ia tidak ada disini.” Sahut Myungsoo meletakkan kembali foto itu, “ia meninggal 4 tahun yang lalu. Saat itu ia sedang dalam perjalanan ke Busan dengan appa. Mereka berdua tewas dalam kecelakaan itu.”

“oh, mian. Aku tidak tahu kalau..”

“gwaenchana.” Sahut Myungsoo tersenyum menatap Taeyeon. “ngomong-ngomong apa yang membawamu kesini?” tanya Myungsoo mengelus rambut Taeyeon dengan lembut.

“eobseo. Aku hanya mengunjungi eommamu saja.”

“eommaku?” Myungsoo tertawa kecil. “kalau kau ingin menemui eommaku, kenapa kau tidak ke toko dan malah kesini menemuiku?” goda Myungsoo.

“aniya!”

“bilang saja kau ingin menemuiku dan merindukanku, huh?” goda Myungsoo lagi.

Taeyeon mengerucutkan bibirnya dengan kesal, “ne! ne! Aku memang sengaja kesini untuk menemuimu, apa itu tidak boleh??”

“eiyyy, kyeopta~!” gemas Myungsoo mencubit pipi chubby Taeyeon. “kajja!”

“eh? Kemana?” bingung Taeyeon. Myungsoo tidak menyahut dan menyeret(?) Taeyeon menuju belakang rumah Myungsoo. “whoaaaa~ Aku tidak tahu kalau ternyata rumahmu langsung menghadap laut!” girang Taeyeon menghirup udara segar tempat itu.

“kau suka?” Taeyeon tersenyum dan mengangguk. “dulu aku dan Kyungsoo sering bermain-main disini.” Ucap Myungsoo membuat Taeyeon menoleh kearahnya. “ia sangat menyukai laut dan kami sering berkemah disini.”

“sepertinya kau sangat menyayangi adikmu itu?”

“ia saudaraku satu-satunya tapi sayangnya Tuhan mengambilnya dengan cepat.” Ucap Myungsoo menunduk menendang-nendang pasir pantai itu.

“kau masih memiliki eommamu yang sangat mencintaimu dan selalu memperhatikanmu.” Sahut Taeyeon membuat Myungsoo menoleh.

“lalu bagaimana denganmu? Apa kau juga mencintaiku?” tanya Myungsoo.

Taeyeon tertawa kecil mendengar pertanyaan Myungsoo, “tentu saja. Kau tidak perlu meragukan itu. neomu neomu saranghae!”

“Gomapta. Nado saranghae!” sahut Myungsoo dan mencium bibir Taeyeon dengan lembut.

“kau sudah mulai berani menciumku, huh?”

“wae? Tidak boleh?”

Taeyeon menggelengkan kepalanya dan menarik kembali wajah Myungsoo dan kembali berciuman.

***

Sementara itu di tempat lain, Kyuhyun tengah berada di sebuah bar menyesap minumannya.

“ada apa denganmu, hyung? Kau terlihat kacau hari ini?” tanya pelayan bar yang tampaknya sudah akrab dengannya.

“molla.” Sahut Kyuhyun menenggak kembali minumannya.

“tidak biasanya kau datang kemari siang-siang begini.”

“Suho-ya, bulan depan aku akan menikah.”

“eh?? Menikah??” kejut pelayan bernama Suho itu. “kenapa mendadak sekali?? Jangan-jangan kau menghamili yeoja itu dan orang tuanya memintamu bertanggung jawab?? Ya! Hyung! Kau itu benar-benar terlalu bebas! Bagaimana kalau orang tuamu…”

“diamlah!!” sembur Kyuhyun mendengar cerocosan Suho.

“oh, mian. Aku terlalu banyak bicara.”

“aissh.”

***

“ya! Hajima!!” pekik Taeyeon saat Myungsoo melemparnya(?) ke air di pantai itu. “aakh!!”

“hahaha..”

“awas kau, Kim Myungsoo!!” kesal Taeyeon menyirami Myungsoo menggunakan kedua tangannya.

Taeyeon dan Myungsoo tampak bersenang-senang di pantai belakang rumah Myungsoo. Keduanya sudah basah kuyup.

“sudah, aku lelah.” Ucap Taeyeon duduk dipinggiran pantai itu menghadap matahari yang tidak lama lagi akan tenggelam. Myungsoo ikut duduk di sebelahnya dan Taeyeon langsung meletakkan kepalanya dipundak Myungsoo.

“pemandangan sunset disini sangat indah. Kau ingin melihatnya?” tanya Myungsoo. Taeyeon mengangguk. Tidak lama kemudian, langit semakin memerah dan matahari mulai tenggelam di seberang lautan itu.

“aku berharap kita bisa terus menikmati pemandangan seperti ini.” Ucap Taeyeon.

Myungsoo tersenyum mendengar yeojanya itu, “kuharap juga begitu.”

“oh ya, sebelum kemari aku dan Kyuhyun berkunjung ke rumah Victoria.”

“jinjja? Bagaimana keadaannya?”

“ia sudah lebih baik dan bulan depan Kyuhyun akan menikahinya.”

“MWO?? Kenapa mendadak sekali??” kejut Myungsoo.

“orang tua Vic ingin Vic ada yang melindungi dan karena itu mereka setuju untuk mempercepat pernikahan itu.”

“oh, geurae. Sebenarnya aku masih penasaran dengan orang bernama Kim Woobin itu.”

Taeyeon menegakan posisi duduknya, “dulu Woobin itu sangat akrab denganku, Victoria, Kyuhyun, dan…”

“Myungsoo! Taeyeon!” panggil seseorang memotong ucapan Taeyeon.

“oh, eomma? Waegeurae?” sahut Myungsoo seraya berdiri diikuti Taeyeon.

“cepat masuk! Ini sudah sore dan udara semakin dingin.” Suruh nyonya Kim. “kenapa pakaian basah begitu? Cepat ganti.”

“ne, eomma.”

***

“aku tidak punya baju perempuan, tidak apa-apa kalau kau pakai baju ini saja?” Myungsoo memberikan T-shirt dan long pants.

“gwaenchana. Gomapta.” Sahut Taeyeon menerima pakaian itu.

“kalau sudah selesai, cepat turun. Eomma mengajakmu makan malam bersama.”

“ne.”

Tidak lama kemudian Taeyeon menemui Myungsoo dan eommanya.

“oh, bukankah itu pakaian milik Kyungsoo?” seru nyonya Kim.

“ne. Aku memberikannya apa eomma keberatan?” tanya Myungsoo.

“ah, tentu saja tidak. Eomma mengerti. Kita tidak punya pakaian perempuan, tidak mungkin juga Taeyeon harus memakai pakaian eomma.” Tawa nyonya Kim. “Taeyeon-ah, kemarilah. Kita makan malam bersama.”

“ne, ajumma.” Sahut Taeyeon duduk di sebelah Myungsoo dan mulai menyantap makanannya.

“bagaimana? Apa kau suka? Kami tidak hanya punya makanan mewah seperti di tempatmu. Kuharap kau tidak menyesal makan malam disini.” Ucap nyonya Kim.

“aniyo. Aku sangat menyukai ini. Ddeokbokki dan kimchi aku sering memakan makanan ini dan kurasa ini ddeokboki dan kimchi terlezat yang pernah kumakan.”

Nyonya Kim tertawa mendengar ucapan Taeyeon, “kau ini bisa saja.”

“eomma tidak perlu khawatir, dia ini makanan apapun pasti dilahapnya.” Gurau Myungsoo.

“aissh kau ini! Jangan membuatku malu!” omel Taeyeon. Sedangkan nyonya Kim hanya tertawa melihat keduanya. “kau beruntung setiap hari bisa di masakan oleh eommamu.” Ucap Taeyeon tiba-tiba.

“wae?” bingung Myungsoo.

“aku tidak ingat kapan terakhir kali eommaku membuatkan makanan untukku. Bahkan untuk bertemu mereka saja susah. Paling tidak aku hanya bertemu mereka satu bulan sekali.” Ucap Taeyeon dengan sedih. Myungsoo meraih jemari Taeyeon dan menggenggamnya.

“jangan begitu, Taeyeon-ah. Mereka bekerja juga untuk menghidupimu. Jika mereka tidak seperti itu, tidak mungkin kau bisa jadi seperti ini.” Ucap nyonya Kim. “kalau kau mau kau bisa datang kemari kapan saja. Pintu rumah ini selalu terbuka untukmu.”

“ajumma, kau baik sekali. Beruntung Myungsoo memiliki eomma sepertimu.”

“kau jauh lebih beruntung dari kami.” Sahut nyonya Kim tersenyum.

***

Myungsoo mengantar Taeyeon pulang dan sesampainya di depan rumah Taeyeon, mereka dikejutkan dengan kehadiran Kyuhyun yang tampak sedang menunggunya duduk di kap mobilnya.

“Kyu? Sedang apa kau disini?” tanya Taeyeon.

“oh, kau baru pulang?” Taeyeon mengangguk. “Myungsoo, kau mengantarnya pulang?”

“ne.”

“pakaian siapa  itu?” heran Kyuhyun memperhatikan pakaian yang dikenakan Taeyeon. “itukan pakaian laki-laki? ah, jangan-jangan kau dan Myungsoo sudah…”

“ya!! Pervert!” sembur Taeyeon. “ada apa kau kemari malam-malam?”

“aku hanya ingin memberitahumu kalau Victoria baru saja menemui dokter untuk memeriksakan kesehatannya dan dokter itu bilang ia hanya perlu beristirahat dan refreshing. Victoria memintaku untuk menemaninya berlibur di mansion orang tuanya di Busan, ia juga memintamu dan juga Myungsoo untuk ikut menemaninya.”

“aku?” bingung Myungsoo menunjuk dirinya sendiri.

“ne. Ia ingin kita bertiga menemaninya disana.”

“baiklah. Aku ikut.” Sahut Taeyeon. “Myungsoo, kumohon kau juga harus ikut. Ini untuk kesembuhan Victoria.”

“ne. Baiklah kalau kau menginginkanku ikut.” Sahut Myungsoo mengelus rambut Taeyeon dan saling berpandangan tersenyum.

“em..ehm!” Kyuhyun berdeham membuat kedua orang itu beralih menoleh pada Kyuhyun.

“ah sepertinya aku harus pulang sekarang.” Ucap Myungsoo. Myungsoo mengecup kening Taeyeon sebelum akhirnya berbalik meninggalkan Taeyeon dan Kyuhyun. Namun kemudian..

“Myungsoo!” panggil Taeyeon membuat Myungsoo berbalik. “kau melupakan sesuatu.”

“eh? Museun..?” bingung Myungsoo namun kemudian ia menyadari sesuatu. “ah~ ara. Tapi… Kyuhyun ada disini.”

“wae? Ada apa denganku?” bingung Kyuhyun.

“jangan hiraukan dia. Anggap saja dia nyamuk yang kebetulan lewat.”

“mwo??”

Myungsoo hanya tertawa mendengar ucapan Taeyeon dan juga wajah terkejut Kyuhyun. Kemudian..

CHU~

“ya!! Ya!! Apa-apaan kalian!!” heboh Kyuhyun melihat Taeyeon dan Myungsoo berciuman didepannya. “aissh!!” Kyuhyun berbalik tidak berniat melihat ‘pemandangan’ itu. “pervert!” omel Kyuhyun membelakangi kedua orang yang tampak asyik sendiri berciuman. xD

***

Victoria, Taeyeon, Kyuhyun, dan Myungsoo tengah dalam perjalanan menuju Busan. Sore hari, mereka baru  sampai disana, mereka segera di sambut oleh pelayan mansion itu. Myungsoo tampak takjub melihat bangunan megah itu.

“whoaa~ apa kita benar-benar akan tinggal disini?” tanya Myungsoo. “ternyata kau lebih kaya dari yang kukira, Vic.”

“ne, diantara kita Victoria yang paling kaya.” Sahut Taeyeon.

“daebak!” seru Myungsoo melihat sekeliling isi mansion itu.

***

Myungsoo berkeliling mansion itu dan kemudian pandangannya tertuju pada sebuah foto yang  di pajang di sebuah meja antik. Ia memperhatikan foto tersebut. “siapa namja ini?” pikir Myungsoo melihat seorang yang tampak asing baginya berfoto bersama Victoria, Kyuhyun dan juga Taeyeon.

“aissh  jinjja!” tiba-tiba terdengar Kyuhyun yang tampak uring-uringan dengan pakaian yang basah kuyup.

“Kyu? Waegeurae?”

“yeojamu itu benar-benar mengesalkan.”

Myungsoo tertawa kecil mendengar ocehan Kyuhyun, “wae?”

“kau tidak lihat? Ia menceburkanku ke kolam renang yang sangat-sangat dingin! Lihat saja akan kubuat perhitungan dengannya!”

“haha…sudahlah, Kyu. Mungkin ‘penyakit’ pranksternya sedang kambuh dan mungkin karena kau sedang didekatnya, kau yang jadi sasaran.”

“anak itu benar-benar tidak ada anggun-anggunnya sama sekali!” ejek Kyuhyun. “oh ya, sedang apa kau disitu?”

“oh, ini.. Kyu, boleh ku tahu, siapa namja di foto ini?” tanya Myungsoo menunjukkan foto itu pada Kyuhyun.

“itu aku. Masa kau tidak mengenali wajah tampanku?” sahut Kyuhyun dengan percaya diri.

“bukan yang itu! Maksudku namja di sebelah Vic!”

“oh! Ini…” Kyuhyun memandangi foto itu. “baiklah, sepertinya kau sudah waktunya mengetahui cerita kami dan ini juga ada hubungannya dengan Woobin.”

“Woobin? Ah, namja yang membuat Victoria tertekan itu?” Kyuhyun mengangguk.

“namja ini adalah Henry. Ia sepupu Victoria. Mereka sangat dekat dan Victoria sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri, sama seperti Taeyeon.” Kyuhyun meletakan kembali foto itu ke tempatnya semula dan kembali meneruskan ceritanya. “dulu waktu kami masih SMP, aku, Henry, Victoria, Taeyeon dan juga Woobin adalah teman baik, sangat baik! Hingga suatu hari Victoria dan Woobin berpacaran. Saat itu, mereka berdua seringkali memperlihatkan kemesraan mereka hingga membuat banyak orang iri..”

“termasuk kau?” Myungsoo memotong ucapan Kyuhyun.

Kyuhyun terkekeh mendengar ucapannya, “mungkin.” Sahut Kyuhyun. “tapi kemudian, hari terburuk itu datang. Victoria menemukan Woobin ternyata seorang gay. Ia berkencan dengan teman sekelas kami juga, Lee Jongsuk. Victoria sangat kecewa dan membenci pasangan gay itu. Ia kerap kali memakinya dengan mengatainya gay. Meskipun Woobin mengakui kalau ia memang gay, namun ia sangat membenci orang yang mengatainya seperti itu. Puncaknya, suatu hari Victoria menghilang dan ternyata Woobin menculiknya, membawanya ke sebuah desa terpencil yang sangat jarang penduduknya. Ia membawa Victoria ke atas daerah perbukitan dan disana……………………. Woobin hampir saja memperkosanya.”

“MWO???” kejut Myungsoo.

“ne. Beruntung saat itu aku, Henry dan Taeyeon datang tepat waktu dan berhasil mencegahnya melakukan itu.”

“jadi, apa karena itu Victoria jadi tertekan dan histeris saat orang itu tiba-tiba muncul lagi?”

“bukan hanya itu.” sahut Kyuhyun. “saat kejadian itu, Henry sangat marah. Ia berkelahi dengan Woobin hingga tanpa sengaja Woobin mendorongnya jatuh ke jurang.” Kyuhyun menghentikan ucapannya sejenak dan menghela napasnya, tampak jelas ia berusaha membendung airmatanya.

“lalu bagaimana dengan Henry? Apa ia selamat? Dimana ia sekarang?”

“dia meninggal. Tim sar menemukannya di dasar jurang itu dengan luka yang sangat serius.”

“apa kalian tidak melaporkannya ke pihak berwajib?”

“kami sudah melakukannya tapi karena orangtua Woobin itu sangat berkuasa, mereka membayar kepolisian agar membebaskan anaknya dan setelah itu orangtuanya membawanya pindah ke luar negeri dan kami tidak pernah mendengar kabar apapun lagi tentangnya hingga tiba-tiba saja ia muncul kembali beberapa hari yang lalu.”

“ternyata kalian sudah melewati peristiwa yang sangat berat. Aku benar-benar merasa kasihan dengan Victoria. Traumanya benar-benar serius.”

“aku ke kamar dulu. Brrr….dingin sekali. Kim Taeyeon, tunggu pembalasanku! Akan kubuat perhitungan denganmu!” umpat Kyuhyun.

***

Malam hari mereka berkumpul di belakang mansion itu. Disana terdapat pekarangan luas dan karena udara sangat dingin, mereka membuat api unggun di tengah halaman tersebut.

“Taeyeon-ah, eomma menyuruhku memberikan ini untukmu. Akhir-akhir ini udara semakin tidak bersahabat, eomma mengkhawatirkan kesehatanmu jadi ia membuatkan sweater itu.” Ucap Myungsoo memberikan sweater berwarna putih gading tersebut.

“wah, jeongmalyo?” ucap Taeyeon antusias dan langsung memakai sweater itu. “gomawo!! Setelah pulang dari sini, aku akan lebih sering lagi mengunjungi eommamu!”

“Myungsoo-ya, eommamu bisa merajut pakaian seperti itu?” tanya Victoria, “kalau begitu, bagaimana kalau eommamu bergabung dengan butikku?”

“sejak kapan kau punya butik?” tanya Kyuhyun.

PLAK!

Taeyeon menggeplak belakang kepala Kyuhyun, “yak!! Wae?? Kenapa kau memukulku??”

“kau ini namjachingu macam apa, huh? Yeoja sendiri membangun butik kau tidak tahu? Menyedihkan!”

“sudah, sudah, Taeng. Aku memang tidak pernah memberitahunya soal butik itu.” ucap Victoria.

“kau dengar? Bukan salahku, kan? Victoria sendiri yang tidak memberitahuku. Sekarang giliranku membalas pukulan mautmu itu!”

“mwo?? Kau berani memukulku??”

“memangnya kenapa?? Kau pikir aku tidak berani memukulmu, huh? Kau selalu membuatku menjadi sasaran tangan tak berbudimu itu, sekarang giliranku menuntut balas. Kekekeke.” Kyuhyun menyeringai evil.

“andwae!!!” teriak Taeyeon berlari menjauhi Kyuhyun.

“ya!! Mau kemana kau??” Kyuhyun mengejar Taeyeon.

“benar-benar kekanak-kanakan.” Cibir Victoria menggelengkan kepalanya melihat kelakuan 2 orang itu. Sesaat kemudian Victoria bertemu pandang dengan Myungsoo yang memandanginya, “wae?”

“aku sudah mendengar cerita kalian bertiga dari Kyuhyun. Dan juga tentang……..Woobin dan Henry.” Ucap Myungsoo hati-hati.

Victoria tersenyum pahit mendengar ucapan Myungsoo, “masa lalu memang tidak selalu menyenangkan. Tapi aku beruntung masih memiliki Taeyeon dan Kyuhyun. Dan juga tentu saja kau. Aku selalu berpikir mungkin kau adalah pengganti Hen…”

“TAEYEON-AH!!” pekik Kyuhyun tiba-tiba menghentikan ucapan Victoria. Victoria dan Myungsoo segera menoleh kearah teriakan itu.

“TAEYEON????” panik Myungsoo dan Victoria melihat lengan Taeyeon yang terbakar api unggun itu.

“ya!! Mwohaneungoya???!” marah Victoria pada Kyuhyun.

“aku..”

“ambilkan handuk!” teriak Myungsoo sementara Taeyeon tampak meringis menahan perih. “Taeyeon-ah, gwaenchana?”

Victoria memberikan handuk itu dan dengan sigap Myungsoo melilitkan handuk basah itu ke lengan Taeyeon dan segera mengangkatnya ke dalam mansion itu.

“apa yang kau lakukan, huh??” tanya Victoria lagi pada Kyuhyun yang tampak masih shock.

“aku tidak sengaja mendorongnya. Aku…”

“tidak sengaja? Kau benar-benar tidak sengaja?” tanya Victoria dengan dingin.

“Vic, aku benar-benar tidak sengaja. Saat aku mengejarnya, tiba-tiba ia berhenti dan aku tidak bisa mengontrol kecepatanku dan akhirnya ia terdorong dan jatuh ke kobaran api itu. Aku benar-benar..” Kyuhyun tidak menyelesaikan ucapannya karena Victoria segera berlari kedalam mansion menyusul Taeyeon dan Myungsoo.

“bagaimana? Apa dia baik-baik saja?” tanya Victoria melihat Myungsoo yang dengan sigap memberikan pertolongan pada Taeyeon. Myungsoo membuka lilitan handuk di lengan Taeyeon dan segera membasuhnya dengan air dingin.

“Vic, apa kau punya salep untuk luka bakar?”

“salep? Ah, baik akan aku ambilkan.”

“tolong ambilkan juga handuk bersih dan es batu. Kita perlu mendinginkan lagi lukanya.”

“ne!” sahut Victoria dan bergegas memanggil pelayannya mengambilkan keperluan yang diminta Myungsoo. Tepat saat itu, Kyuhyun masuk dan tampak shock melihat lengan Taeyeon yang memerah.

“kau tenang saja. Luka bakarnya tidak sampai kedalam dan tidak akan meninggalkan bekas.” Ucap Myungsoo terus membasahi lengan Taeyeon dengan air. “oh, Kyu, bisa tolong panggilkan dokter?”

“eh? Oh, ne!” sahut Kyuhyun gelagapan.

***

“syukurlah kau menanganinya dengan tepat sehingga luka bakarnya tidak terlalu dalam.” Ucap dokter yang memeriksa Taeyeon pada Myungsoo.

“kau begitu cepat tanggap, apa kau pernah menangani hal seperti ini sebelumnya?” tanya Taeyeon pada Myungsoo setelah dokter itu pergi.

“aku mempelajarinya dari eommaku saat dulu Kyungsoo mengalami hal yang serupa.” Sahut Myungsoo. “apa kau tidak mengantuk? Ini sudah larut. Tidurlah.” Myungsoo hendak beranjak dari kamar Taeyeon saat tiba-tiba Taeyeon menahan lengannya.

“temani aku tidur disini.” Ucap Taeyeon. “jebal. Berbaringlah disebelahku.”

Myungsoo awalnya hendak menolak, namun melihat kondisi Taeyeon yang terlihat masih shock dengan kejadian itu, tidak tega menolaknya. “baiklah.”

Taeyeon bergeser memberikan tempat untuk Myungsoo agar bisa berbaring disebelahnya. “gomawo.” Ucap Taeyeon memeluk Myungsoo. Myungsoo tersenyum dan balas memeluknya hingga keduanya terlelap.

Sementara di luar kamar Taeyeon, diam-diam Kyuhyun memperhatikan keduanya dari celah pintu yang sedikit terbuka. Ia menghela napasnya dan berjalan dengan gontai menuju kamarnya.

“neomu a- a- a- apa, naega a- a- a- apa, imankeum apeul georan geol nan, jeongmal jeongmal mollasseo, jeongmal a- a- a- apa, maeumi a- a- a- apa, ireohke bogo shipeul georan geol jeongmal jeongmal mollasseo, neomu apa….” Kyuhyun bersenandung.

To be continue..

Hello~ readerku yang ketjeh-ketjeeeh! xD Chapter ini banyak MyungTaeng momentnya & kissing scene :3

Part Victoria nyuruh Taeng nikahin Kyu ternyata gak nyampe di chapter ini karena terlalu panjang, pemirsa. :3 Jadi di simpan buat chapter selanjutnya aja! Oh ya, mian kalo banyak typo. kkkk~

Buat author-author yang pernah titip FF series, mana lanjutannya nih? Penggemarmu pada nungguin. hehe…