[FF] Welcome to My Life (Oneshot)

Author : Ashiya

Cast :

• Cho Kyuhyun (Super Junior)
• Kim Taeyeon (Girls’ Generation)
• Leo William Recipon (baby ulzzang)
• SM Family

Genre : Married Life(?)

Disclaimer : The story is 100% mine and this is just a fan fiction!

Copyright : © ashiya19.wordpress.com 2014. All Rights Reserved.

Language : Bahasa Indonesia

***Welcome to My Life (Kyuhyun’s Side Story)***

***Sequel of Seohyun Talks About SeoKyu and TaeTeuk***

Namaku Cho Kyuhyun. Tentu kalian sudah tidak asing dengan nama itu, bukan? Hahaha…

Ya, aku Kyuhyun maknae Super Junior yang terkenal dulu. Sekarang grup itu sudah disband karena kontraknya sendiri sudah habis. Tapi sesekali aku tampil di berbagai acara jika ada yang mengundangku. Namun tentu saja hanya acara-acara seperti talk show saja yang aku terima karena kesibukanku saat ini. Sekarang aku hanya seorang pria kantoran biasa yang mengurus bisnis ayahku. Usiaku sekarang sudah menginjak 33 tahun. Aku sangat bersyukur karena aku berasal dari kalangan berada sehingga tidak sulit bagiku untuk mendapat pekerjaan dan akhirnya bisa membiayai keluarga kecilku.

Keluarga kecil. Ya. Aku sudah memiliki keluarga sendiri. Aku sudah mempunyai satu orang anak laki-laki tampan yang tentu saja di turunkan dari ayahnya ini. Haha… Aku memberinya nama Leo. Usianya 4 tahun. Dan istriku sendiri dulunya adalah seorang leader girl band satu agency dengan groupku. Kalian bisa tebak siapa?

Apa? Victoria? Kau bilang Victoria? Kekekekeke~ Aku memang sempat dekat dengannya. Tapi bukan, bukan Victoria. Kali ini tentu kalian bisa menebaknya.

Benar! Taeyeon. Kim Taeyeon. Leader girl group besar itu, So Nyeo Shi Dae. Sekarang dia sudah menjadi nyonya Cho, istri dari seorang evil maknae Cho Kyuhyun.

Aku sekarang berada di kantor dan karena pekerjaanku hari ini sudah selesai, aku menghabiskan waktu dengan bermain game di kantor. Sebenarnya aku ingin segera pulang dan bermain dengan anakku dan juga Taeyeon yang saat ini sedang mengandung anak kedua kami. Usia kehamilannya saat ini sudah menginjak 9 bulan. Aku ingin cepat pulang tapi jam pulang kantor masih sekitar 2 jam lagi. Huffft… benar-benar membosankan duduk di ruangan sempit dan seharian berhadapan dengan komputer. Tidak heran jika sekarang aku mulai tidak nyaman dengan penglihatanku, bahkan sampai-sampai aku harus terus memakai kacamata minusku setiap hari.

Di samping komputerku, aku meletakkan 2 figura foto. Yang 1 adalah foto saat pernikahanku dengan Taeyeon dan satu lagi foto ketika Leo baru lahir. Di foto itu Taeyeon menggendong Leo di dekapannya dan masih mengenakan pakaian rumah sakit, wajahnya agak pucat namun ia tetap terlihat cantik walaupun pucat dan tanpa mengenakan make up sedikit pun. Di sampingnya aku tersenyum cerah dan merangkul Taeyeon.

Sejak Leo di lahirkan, aku merasa hidupku benar-benar sempurna. Tujuan hidupku sekarang sangat jelas. Aku ingin membesarkan anak kami dengan baik dan menjadi orangtua yang baik bagi Leo. Taeyeon seringkali mengajari Leo berbagai hal yang menurutku sangat manis. Namun dengan catatan masa laluku sebagai evil maknae, terkadang aku mengajari Leo menjahili Taeyeon dan membuatnya kesal. Kekekeke~ Tapi melihat wajahnya yang sedang kesal itu justru membuatnya tampak semakin cute. Rasanya baru kali ini aku melihat seseorang begitu charming ketika marah. Beruntung sekali aku bisa memilikinya.

Setiap bangun pagi, aku selalu di sambut dengan aroma masakan lezat buatan istriku dan juga senyuman lembutnya. Kalian setuju kan bahwa aku ini benar-benar beruntung? Selain itu, aku juga sangat menyukai wajah imut Leo yang masih ngantuk. Setiap pagi, aku dan Leo sering mandi bersama. Taeyeon menganjurkannya agar ikatan batin antara ayah dan anak tidak akan pernah berkurang karena aku yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Terkadang aku juga menyeret Taeyeon untuk mandi bersama kami juga. Tapi sejak Taeyeon hamil lagi, aku tidak berani mengajaknya mandi bersama lagi. Aku takut terjadi hal yang tidak di inginkan dengan kandungannya.

Taeyeon menginginkan seorang anak perempuan, namun bagiku, laki-laki atau pun perempuan itu tidak masalah. Yang penting bagiku Taeyeon bisa melewati persalinan dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Aku masih ingat betul bagaimana dia menjerit kesakitan ketika melahirkan Leo. Aku ada di sampingnya menemaninya berjuang agar Leo dapat melihat dunia. Wajah lelah dan tangis bahagia tersirat di wajahnya ketika suara tangis Leo mulai terdengar. Dan ku akui, aku juga meneteskan air mata ketika melihat bayi mungil itu. Ya, aku menangis. Hey, jangan menertawakanku!

Semua teman dekatku dan Taeyeon datang menjenguk ketika mereka mendengar bahwa Taeyeon sudah melahirkan. Mereka begitu gemas dengan Leo bahkan berebutan untuk menggendongnya, sampai-sampai aku memarahi mereka karena aku tidak mau bayi kecilku kenapa-napa.

Aku mengalihkan pandanganku pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Jam tangan pemberian Taeyeon saat aku berulang tahun setahun yang lalu. Sudah jam 5 sore. Waktunya pulang! Aku mulai berkemas dan segera bergegas menuju mobilku yang berada di parkiran. Aku sudah tidak sabar melihat wajah ceria Leo dan juga senyum lembut Taeyeon ketika menyambutku pulang. Dan tentu saja dengan perutnya yang semakin membesar.

Aku menjinjing tasku dan keluar dari ruanganku. Di depan ruang kerjaku, sekretarisku masih sibuk dengan berkas-berkasnya. Ia pasti harus lembur lagi.

“Ashiya-ssi, kau belum menyelesaikan pekerjaanmu?” tanyaku pada sekretarisku itu. (A/N : hahahahaha… author eksis dimana-mana)

Dia menghela napasnya sebelum akhirnya menyahut, “belum. Sepertinya aku harus lembur lagi.” Keluhnya.

“geurae. Kau selesaika pekerjaanmu. Tenang saja, bulan depan gajimu aku naikan 1%!”

“eh?? 1%?? Pelit sekali kau, tuan Cho??” pekiknya. Kekekeke~ ya, kami memang kadang tidak seperti bagaimana bawahan dan atasan. Tapi seperti teman biasa saja. di samping usianya juga hanya terpaut 3 tahun lebih muda dariku.

“daripada tidak sama sekali?” ejekku memeletkan lidah.

“terserah kau sajalah.” Sahutnya kembali menatap layar komputernya.

“aku pulang dulu. Oh ya, aku akan mengambil cuti 1 minggu ini. Jadi tunda saja semua meetingnya kecuali jika benar-benar sangat urgent, hubungi saja aku.”

“arasseo.” Sahutnya tanpa memandangku.

“yah! Aku ini atasanmu!” omelku.

“ini sudah di luar jam kantor. Aku bebas memanggilmu apa.” sahutnya. “Pergilah, sampaikan salamku pada istrimu dan juga Leo yang cute itu.”

“ya sudah, aku pulang sekarang, lanjutkan pekerjaanmu. Fighting!!”

“neeeee~” sahutnya dengan malas.

Aku berjalan meninggalkan kantor dan menaiki mobilku lalu langsung ku tancap gas menuju rumahku tercinta. Home sweet home.

Dalam perjalanan, aku membiarkan radio mobilku menyala dan ternyata di salah satu channel radio itu tengah mendendangkan lagu-lagu lama. Aku mendengar lagu SNSD I Got A Boy. Seketika aku teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu saat SNSD gencar-gencarnya mempromosikan album mereka itu. Mereka hadir di acara dimana aku menjadi host-nya. Aku teringat saat paling menyakitkan dalam hubunganku dengan Taeyeon tapi syukurlah kami berhasil melewatinya.

Di acara itu, aku membuat Taeyeon sakit hati dengan pengakuanku bahwa Seohyun adalah type idealku. Jujur saja aku terpaksa mengatakannya demi mengikuti skenario. Benar saja, Taeyeon marah dan seharian ia tidak menjawab teleponku maupun membalas pesan-pesanku. Taeyeon sangat sensitif jika sudah berurusan dengan para dongsaengnya dan bodohnya aku bisa lupa akan hal itu dan terus saja mengikuti skenario yang di berikan tim.

Akhirnya malam harinya, setelah menyelesaikan jadwalku, aku mendatangi dorm mereka dan segera meminta maaf pada Taeyeon. Namun aku tahu Taeyeon pasti tidak akan dengan mudahnya memaafkanku. Aku membawanya ke kamarnya karena tidak nyaman di perhatikan para member SNSD yang lain. Begitu pintu tertutup, ia menangis di hadapanku dan itu sangat membuatku sakit. Aku memeluknya dengan erat dan terus membisikkan kata maaf di telinganya. Ku pikir dengan cara itu, Taeyeon akan mudah memaafkanku. Tapi ia melepas pelukanku dan berjalan menuju tempat tidurnya dan duduk di pinggirannya. Aku memperhatikannya dengan tatapan sendu. Ia masih terisak. Aku berjalan menhampirinya dan berlutut dihadapannya sambil menggenggam kedua tangannya. Tanpa sadar aku pun meneteskan air mataku. Yah! Jangan tertawa!

Aku mencium kedua telapak tangannya sambil terus berkata maaf. Aku menjelaskan semuanya dan perlahan ia mulai luluh. Ia memelukku yang masih duduk berjongkok. Aku balas mengeratkan pelukanku di tubuhnya. Aku mencium puncak kepalanya dengan lembut, menghirup aroma wangi rambutnya.

Ia melepaskan pelukannya dan menatapku. Aku menyeka air matanya dan menyunggingkan senyum padanya. Ia balas tersenyum. Aku menatap wajahnya lama dan akhirnya tatapanku tertuju pada bibir soft pinknya. Perlahan aku mengangkat sedikit tubuhku dari posisi jongkok sementara Taeyeon masih duduk di sisi tempat tidurnya. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Aku mulai merasakan hembusan napasnya di wajahku. Detik berikutnya ia memejamkan kedua matanya dan kemudian bibirku berhasil mendarat dengan mulus di bibirnya. Tanganku bergerak naik dan memegangi wajahnya sembari memposisikan kepalaku mencari posisi ciuman yang nyaman. Taeyeon merespon ciumanku. Rasanya jantungku seperti mau meledak. Aku sudah beberapa kali berciuman dengannya namun rasanya ciuman ini berbeda dengan ciuman-ciuman sebelumnya. Seluruh perasaanku padanya, aku tumpahkan(?) lewat ciuman ini. Jika saja Taeyeon tidak memperingatkanku, mungkin kita sudah melakukan ‘itu’. Syukurlah aku bisa menguasai diriku sendiri dan akhirnya aku berbaring di sebelahnya dan terlelap dengan Taeyeon berada di dekapanku. Hey, jangan berpikiran yadong dulu! Kami masih berpakaian lengkap! Hahahaha…

Akhirnya aku sampai di depan rumah. Setelah memarkirkan mobilku, aku berjalan menuju pintu depan. Aku menekan bel rumah kami dan kemudian Leo berdiri di hadapanku dengan senyumnya yang membuat rasa lelahku hilang begitu saja.

“appa!!” pekiknya berlari dan memelukku. Karena tubuhnya yang pendek, ia hanya bisa memeluk kakiku. Ah, lucu sekali anak ini. Aku bukan tipe orang yang sangat religius seperti Siwon-hyung tapi entah berapa kali dalam sehari aku terus saja mengucapkan syukur pada Tuhan.

“hey, bagaimana harimu?” ucapku menggendong Leo dan mulai berjalan masuk setelah menutup pintu.

“menyenangkan sekali, appa. Karena hari ini halmoni dan Hayeon-imo datang kemari dan akan menginap.” Sahut Leo.

“oh, jinjja??” seruku.

“Kyuhyun-ah.” Terdengar suara yang sangat kukenal memanggil namaku.

“eomma!” seruku melihat ibu mertuaku tersenyum menyambutku. “bagaimana kabarmu?”

“eomma baik-baik saja.” sahutnya.

Setelah sedikit berbincang-bincang dengan ibu mertuaku dan juga adik iparku, Hayeon. Akhirnya aku bergegas menuju kamarku yang berada di samping tangga. Sebelumnya kamarku dan Taeyeon berada di atas, namun karena Taeyeon sebentar lagi akan melahirkan, untuk mengurangi resiko dan memudahkan jika waktunya Taeyeon harus segera di larikan ke rumah sakit, jadi kami pindah ke kamar itu. Eomma dan Hayeon memutuskan untuk menginap disini karena menurut dokter  minggu ini Taeyeon akan melahirkan.

Aku membuka pintu kamar dan ku lihat Taeyeon, istriku sedang berdiri di depan cermin mengamati perutnya yang semakin hari semakin membesar. Ia melihat kedatanganku dari pantulan cermin dan tersenyum padaku.

“kau sudah pulang.” Ucapnya sambil mengelus-elus perutnya.

“ne.” jawabku dan berjalan menghampirinya. Memeluknya dari belakang dan menatapnya lewat pantulan cermin.

“aku sudah tidak sabar menyambut anak kedua kita.” Ucapnya. Ia memalingkan wajahnya menghadapku yang masih memeluknya dari belakang dan kemudian aku segera mengecup bibirnya. Ia tersenyum dan berbalik melepaskan dasi yang melingkar di leherku dan juga membukakan jasku. “sudah malam, kau mandi dulu. Setelah itu kita makan malam bersama.” Ucapnya. Aku menuruti ucapannya dan segera melenggang menuju kamar mandi.

Taeyeon sangat menginginkan anak perempuan, namun saat kami memeriksakan kandungannya, ia menolak dokter untuk memberitahu jenis kelamin anak kami. Ia bilang ia ingin mengetahuinya jika bayi itu sudah lahir. Ketika aku bertanya bagaimana jika anaknya ternyata laki-laki lagi, ia mengatakan itu tidak masalah. Yang terpenting semuanya berjalan dengan lancar. Oh, what a perfect wife! Sepertinya lagi-lagi aku harus mengucapkan syukur.

***

Tengah malam saat tertidur lelap, aku terbangun ketika kurasakan Taeyeon mengguncang tubuhku dan memanggil namaku.

“oppa! Kyuhyun-oppa!” ku dengar suaranya seperti tengah kesakitan.

Aku membuka kedua mataku dan ku lihat Taeyeon duduk di sampingku dan tangannya mengelus-elus perutnya. Rasanya pemandangan seperti ini tidak asing bagiku. Seperti ketika malam 4 tahun yang lalu. Aku melihat selangkangan Taeyeon, di sana terlihat cairan kental mengalir di kakinya. Tubuhnya berkeringat dan dari wajahnya ia tampak kesakitan. Ia akan melahirkan sekarang!

Dengan panik aku memanggil eomma dan juga Hayeon. Tidak lama, mereka berlarian menuju kamar kami. Eomma sudah menyiapkan barang-barang yang di perlukan jauh-jauh hari. Hayeon berlari ke kamar Leo ketika ia mendengar tangisannya. Aku menggendong Taeyeon dan memasukkannya ke mobil. Ku lihat Hayeon menggendong Leo yang kembali terlelap di gendongannya. Taeyeon aku dudukkan di bangku belakang dan eomma berada di sampingnya. Hayeon dan Leo duduk di sebelahku di depan. Setelah itu aku segera melajukan mobil menuju rumah sakit. Berkali-kali aku melihat Taeyeon yang menangis kesakitan dan eommanya terus berusaha menguatkannya. Aku merasakan perasaan yang sama ketika Taeyeon akan melahirkan Leo namun tetap saja rasa panik, khawatir, dan takut terus menjalari tubuhku. Aku tidak tega melihatnya mengerang kesakitan seperti itu.

Setelah mobil kami tiba di depan rumah sakit, Hayeon segera keluar mobil dengan Leo yang masih tidur dalam gendongannya dan memberitahu tim dokter. Beberapa perawat segera mendorong ranjang menuju mobil sementara aku bersiap mengangkat tubuh Taeyeon dan memindahkannya ke ranjang itu dengan hati-hati.

Kami mendorong ranjang dengan Taeyeon yang masih mengerang kesakitan di atasnya, menuju ruang bersalin. Selang infus sudah di pasangkan di pergelangan tangannya.

“Taeng-ah..” lirihku melihatnya kesakitan seperti itu membuatku tidak tega. Di selangkangannya terlihat darah segar mengalir disana.

Aku terus berada di sampingnya melalui proses persalinan. Aku berdiri di samping kanannya dan terus menggenggam tangannya. Di sisi lain, eommanya pun mengsupportnya. Sementara Hayeon dan Leo menunggu di luar. Di bawah sana, para tim medis terus berupaya memberikan aba-aba pada Taeyeon kapan ia harus mengedan. Keringat bercucuran di sekujur tubuh Taeyeon. Aku terus berdoa agar Taeyeon kuat menjalani proses persalinan. Aku terus meyakinkannya namun seketika aku merasa lemas ketika seorang dokter berkata,

“Taeyeon-ssi tidak bisa melahirkan secara normal. Ia harus menjalani operasi caesar.” Bagai tersambar petir aku mengalihkan tatapanku kembali pada Taeyeon yang terus mengerang kesakitan. Pegangannya di tanganku semakin mengerat.

“lakukan yang terbaik untuk istri dan anakku, dokter.” Ujarku. Aku tidak ingin hal buruk terjadi pada orang yang sangat ku cintai ini.

***

Operasi di lakukan. Aku mondar-mandir di luar ruang bersalin. Dokter melarangku masuk.

“Kyu, duduklah. Tenangkan dirimu Taeyeon pasti bisa melewatinya. Sebaiknya kau berdoa saja.” Ahra-noona menenangkanku. Sekarang semua keluarga sudah berkumpul di rumah sakit. Hayeon yang menghubungi mereka. Aku sangat berterima kasih pada gadis ini.

Lampu di atas ruang operasi itu padam. Beberapa menit kemudian, seorang perawat membukakan pintu dan memanggilku untuk menemui Taeyeon. Tanpa menunggu lama, kau menyeruak masuk dan aku mendapati Taeyeon yang terbaring sambil tersenyum memandangi bayi mungil di sampingnya.

Taeyeon menyadari kehadiranku dan tersenyum. “oppa, kemarilah. Lihatlah bayi perempuan kita!”

Aku menarik kedua sudut bibirku dan tersenyum lega. Taeyeon melahirkan dengan selamat meskipun lewat caesar.

“Taeyeon-ah…” lirihku sebelum mengecup keningnya dengan lembut kemudian beralih mengecup bayi kecilku. Pandanganku teralih pada transfusi darah yang menancap ke tangannya. Aku kembali menatap Taeyeon yang terus memandangi bayinya dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya. Ia benar-benar yeoja yang kuat. Taeyeon terbaring di tempat tidur itu, ia belum bisa duduk karena luka jahitan di perutnya akibat operasi caesar.

***

Sejak pagi tadi, orang-orang hilir mudik memasuki kamar rawat ini. Mereka adalah para kenalan kami yang hendak menjenguk Taeyeon. Ku lihat Yoona menggendong bayi kami dan di sampingnya ada suaminya, Lee Seunggi. Selain itu, aku juga melihat Sooyoung dan juga Kyungho-hyung yang sekarang sudah menjadi suaminya tampak asyik mengobrol dengan Taeyeonku. Selain mereka, ada Leeteuk dan istrinya, Seohyun dan suaminya, Changmin yang sedang menelpon dengan istrinya, tampaknya mereka sedang bertengkar. Kamar rawat ini sangat ramai, untung saja aku menempatkannya di kamar yang terluas di rumah sakit ini. Tidak lama kemudian, ku lihat Jaejoong, Yunho, Minho, Luna, Victoria, dan juga Junsu memasuki kamar ini. Aku sedikit cemburu ketika kulihat Junsu-hyung membawakan bunga untuk Taeyeon. Yah, bagaimana pun juga, aku masih ingat tentang rumor kencan mereka saat Taeyeon baru saja meniti karirnya. Tapi cepat-cepat aku membuang perasaan itu. Lagipula wajar saja, ia membawakan bunga. Hingga Taeyeon keluar dari rumah sakit, teman-teman kami terus berdatangan. Kebanyakan mereka adalah teman-teman Taeyeon. bukan hanya teman biasa, tapi juga para fanboy-nya dulu dari kalangan selebritis. Bahkan ke-12 member EXO datang kemari.

Aku benar-benar merasa Tuhan memberkatiku dengan kebahagiaan yang tak terkira ini. Aku berharap aku bisa terus menjaga keluarga kecilku ini. Membesarkan Leo dan juga putri kecil kami yang kami beri nama Cho Joonhee.  Aku harap Leo dan Joonhee tumbuh dengan baik dan memberikan kami cucu-cucu yang cantik dan tampan di masa depan. Semoga Tuhan terus memberiku kesehatan agar aku bisa menjaga mereka bertiga.

***THE END***

Akhirnya selesai! KyuTae is back! kekekeke~

Budayakan RCL! Tidak menerima komentar hater/bash.

FF Seyeon yg My Sexy and Naughty Noona udah di publish tapi di protect. Passwordnya email aja ke ashiyaxiah@gmail.com tapi maaf kl telat balasnya yaaaaaaaa~