[FF] Seoul Camp Lake (Last Chapter)

Author : Ashiya
Cast : Choi Sooyoung (Girls’ Generation), Choi Minho (SHINee), Im Yoona (Girls’ Generation), Kim Taeyeon (Girls’ Generation), Jessica Jung (Girls’ Generation), Tiffany Hwang (Girls’ Generation), Leeteuk (Super Junior), Kwon Yuri (Girls’ Generation), etc. You’ll find ‘em later
Genre : Horror
Rating : T
Disclaimer : This story based on horror fiction series Goosebumps created by R.L Stine
©Copyright : ashiya19.wordpress.com

-previous chapter-

Beberapa saat kemudian Sooyoung berbaring di tempat tidurnya sambil tersenyum. “aku telah mendapat tiga orang teman.” Batin Sooyoung. “mereka benar-benar membuatku gembira.”

Namun tidak lama kemudia senyum itu langsung meredup ketika ia mendengar bisikan dalam gelap. “Sooyoung.. Choi Sooyoung..” Sooyoung menahan napas. Tiba-tiba saja suara itu sudah begitu dekat..begitu dekat dengan telinganya. “Soo, kukira kita berpasangan. Kenapa kau meninggalkanku?”

“andwae…andwae..!” ucap Sooyoung memohon.

“Soo, aku sudah menunggumu begitu lama.” Suara itu berbisik. “ikutlah denganku. Ikutlah denganku, Soo..” dan tiba-tiba pundaknya digenggam tangan yang sedingin es.

“oh!!” Sooyoung langsung duduk tegak dan kemudian menatap mata Tiffany yang gelap.

Ia menurunkan tangannya dari pundak Sooyoung, “Soo, ada apa? Kau merintih-rintih tadi.”

“eh?? Apa??” suara Sooyoung gemetar, jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya bermandikan keringat.

“kau merintih-rintih.” Ulang Tiffany. “jadi kupikir lebih baik kau di bangunkan saja.”

“ehm…gomawo.” Ujar Sooyoung. “mungkin gara-gara mimpi buruk.”

Tiffany mengangguk dan kembali ke tempat tidurnya. Sooyoung tidak bergerak, ia terus duduk sambil menatap kegelapan di sekelilingnya. “mimpi buruk?” tanya Sooyoung dalam hati. “rasanya bukan..”

-Chapter 6/Ending-

“kau tidak perlu ikut acara renang jarak jauh hari ini,” Yuri memberitahu Sooyoung waktu sarapan keesokan paginya.

“ehm.. seberapa jauh kita harus berenang?

“kita berenang sampai ke tengah danau,” jawab Yuri. “sampai ke tengah, lalu kembali lagi. Aku akan naik perahu ke tengah. Jaraknya tidak terlalu jauh. Tapi kalau kau ragu-ragu..”

Sooyoung menaruh sendoknya dan melihat Tiffany dan Taeyeon yang memperhatikannya dari ujung meja. Disampingnya ada Jessica.

“ayolah ikut saja,” desak Tiffany.

“biar aku yang jadi pasanganmu,” kata Jessica. “aku akan berenang bersamamu, Soo.”

Sooyoung teringat kejadian mengerikan di perahu dayung. Ia kembali teringat bagaimana Jessica terjun ke air, membalikkan perahu, dan meninggalkannya seorang diri ditengah danau.

Tapi sekarang keadaannya sudah berbeda, pikir Sooyoung. Mereka sekarang sudah berteman. Ia harus melupakan kejadian di perahu dayung. Ia harus melupakan bahwa perkenalan mereka pada awalnya kurang mulus.

“oke,” jawab Sooyoung akhirnya. “gomawo, Sica. Aku akan berpasangan denganmu.” Sooyoung kembali berpaling pada Yuri. “aku siap ikut berenang.”

**

Matahari pagi masih rendah di langit, dan berulang kali tertutup awan kelabu. Setiap kali matahari menghilang, udara langsung sedingin air danau. Air danau itu sangat dingin pada pagi hari. Para peserta tampak enggan memasuki air. Semuanya menggigil dan mengeluh. Sooyoung pun berhenti di air sedalam mata kaki dan menunggu sampai ia terbiasa dengan dinginnya air.

Sooyoung menoleh ketika mendengar suara perahu motor. Yuri sedang menuju ke tempatnya di tengah danau. Begitu sampai, ia langsung mematikan mesin kemudian ia meraih megafon.

“ayo pemanasan dulu semuanya!” Yuri memberi instruksi namun para peserta itu malah tertawa.

“pemanasan? Bagaimana caranya? Udaranya begitu dingin!”

Sooyoung maju beberapa langkah lagi sambil merapikan baju renangnya yang berwarna biru. “mestinya kita pakai baju penyelam.” Ucapnya pada Jessica.

Jessica mengangguk lalu maju ke air sedalam pinggang. “ayo, Soo. Kita tidak boleh berpencar.” Jessica memberi isyarat agar Sooyoung mengikutinya.

Sooyoung menarik napas dalam-dalam dan kemudian terjun ke dalam air. Hawa dingin menyerang dari segala arah. Tapi ia tetap meluncur di bawah permukaan dan berenang beberapa meter. Kemudian ia menyembulkan kepalanya dan berpaling pada Jessica.

“tukang pamer,” gumam Jessica sebelum akhirnya ia mencelupkan(?) kedua tangannya ke dalam air.

Sooyoung tertawa, “segar kok! Ayo, terjun saja. kau bakal lebih cepat terbiasa.”

Jessica mengikuti saran Sooyoung. Sebagian peserta sudah berada di dalam air. Ada yang berenang berputar, ada yang  mengapung, ada juga yang mengerakkan kaki seperti mengayuh sepeda.

“silakan ambil posisi semuanya!” Yuri memberi aba-aba dari perahunya. Suaranya terdengar keras dan memantul pada pepohonan. “baris dua-dua! Ayo, cepat!”

Mereka butuh waktu agak lama sebelum semuanya siap. Jessica dan Sooyoung berada di baris kedua. Di belakang mereka tampak Taeyeon berbaris dengan Tiffany.

“Taeyeon, aku ke belakang sebentar ya.” Ucap Tiffany.

“mau kemana?”

“toilet.” Jawab Tiffany sambil pergi menuju toilet meninggalkan Taeyeon.

“lalu aku berpasangan dengan siapa?” gumam Taeyeon.

“denganku saja.” ucap seseorang yang tiba-tiba sudah berada disampingnya.

“Kyu?”

Kyuhyun tersenyum, “tenang saja aku tidak akan meninggalkanmu. Aku tidak akan berenang cepat-cepat.”

“n..ne..” sahut Taeyeon dengan gugup.

Pasangan pertama berangkat, 2 anak perempuan. Yang satu berenang dengan mantap, yang satu lagi membuat air bercipratan ke segala arah. Yang lainnya bersorak-sorai untuk memberi semangat kepada mereka.

2 menit kemudian, Sooyoung dan Jessica hendak menyusul namun Kyuhyun menahan keduanya. “boleh aku dan Taeyeon duluan?” tanya Kyuhyun membuat Sooyoung dan Jessica mengerutkan keningnya.

“nanti saja, Kyu..”

“tidak apa-apa, kan?” tanya Kyuhyun lagi tidak memperdulikan ucapan Taeyeon.

“baiklah.” Jawab Jessica akhirnya. “silahkan.” Jessica memberi jalan untuk Kyuhyun dan Taeyeon untuk maju bersiap-siap.

“kajja!” Kyuhyun menarik lengan Taeyeon. Dan kemudian mereka berenang bersama dengan mantap. Kyuhyun tidak terlalu cepat berenangnya karena ia tidak mau Taeyeon ketinggalan.

Saat di tengah-tengah danau tiba-tiba Kyuhyun berhenti dan berbalik pada Taeyeon.

“kenapa berhenti?” bingung Taeyeon ikut berhenti berenang.

“apa kau sudah memikirkan ucapanku semalam?”

“Kyu, kumohon jangan begini. Aku hanya menganggapmu teman..”

“apa setelah aku lakukan ini kau masih menganggapku teman?” ucap Kyuhyun cepat dan meraih Taeyeon ke dalam air. Di bawah permukaan air, Kyuhyun memanggut bibir Taeyeon. Taeyeon berontak namun ia tidak bisa melepaskan pegangan Kyuhyun. Kyuhyun memeluknya sambil terus menciuminya d bawah air itu selama beberapa detik hingga akhirnya Kyuhyun melepaskan ciuman itu dan kembali ke permukaan karena kehabisan napas. “mianhae..” lirih Kyuhyun melihat Taeyeon yang tampak menangis.

Taeyeon tidak memperdulikannya dan segera berenang mendekati perahu Yuri, tidak berniat berbalik kembali ke tepi danau meneruskan renangnya. Kyuhyun hanya memandanginya dan kemudian ikut menyusulnya.

Yuri menarik Taeyeon ke atas perahu dan kemudian disusul Kyuhyun. Taeyeon duduk terdiam menunduk di salah satu sisi perahu itu dan Kyuhyun duduk di seberangnya sambil terus memperhatikannya.

“Taeyeon, kenapa kau berhenti? Kau juga, Kyu?” tanya Yuri.

“aku.. lenganku pegal tidak kuat berenang lebih lama lagi.” Jawab Taeyeon.

“oh.. baiklah. Lalu kau?” Yuri berbalik pada Kyuhyun.

“bukannya kita harus berpasangan dalam sistem keselamatan di air? Jika aku meneruskan berenang berarti aku berenang sendirian tidak ada pasangannya.”

“ah, benar juga.” Sahut Yuri. “ya sudah kalian tunggu saja disini sampai semua selesai.”

Di tepi danau Sooyoung dan Jessica bersiap-siap meluncur ke air. Sooyoung berusaha tidak menciptakan cipratan ke segala arah. Ia berusaha untuk tidak kikuk di perhatikan semua peserta perkemahan itu. Tidak lama kemudian Jessica mendahuluinya. Sambil berenang berulang kali ia menoleh ke belakang untuk memastikan ia tidak meninggalkan Sooyoung terlalu jauh. Titik untuk berbalik arah terletak di dekat perahu motor Yuri. Sooyoung terus menatap titik itu sambil terus mengikuti Jessica yang berada di depannya.

Jessica berenang semakin cepat, Sooyoung mulai merasakan lengannya pegal padahal jaraknya masih jauh dari perahu. Perahu Yuri berayun-ayun di depan Sooyoung. Yuri sedang menyerukan sesuatu melalui megafon tapi Sooyoung tidak bisa mendengarnya karena suara percikan air di sekelilingnya.

Jessica semakin jauh, “hei, jangan cepat-cepat!” seru Sooyoung namun ia kemudian sadar Jessica pasti tidak akan mendengar suaranya.

Sooyoung mengabaikan rasa pegal di lengannya dan berusaha mengejar Jessica. Ia mengayunkan kakinya lebih keras sehingga air pun bercipratan ke segala arah.

Matahari kembali menghilang di balik awan tebal. Langit menjadi gelap dan air danau langsung bertambah dingin. Sooyoung sudah hampir sampai di perahu yang dinaiki Yuri. Pandangannya tertuju pada Jessica. Sooyoung memperhatikan ayunan kakinya yang berirama. Rambutnya yang pirang mengapung di permukaan air, bagaikan sejenis makhluk penghuni laut. Kalau Jessica berbalik, aku juga ikut berbalik, pikir Sooyoung.

Sooyoung berenang sedikit lebih cepat. Perahu Yuri sudah lewat. Mereka sudah boleh berbalik. Tapi diluar dugaan Sooyoung, Jessica terus berenang mengayunkan kaki dan tangannya. Kepalanya terbenam. Lengannya bergerak dengan ringan dan anggun, dan Sooyoung tertinggal semakin jauh.

“Jess..?” panggil Sooyoung. Lengannya sudah berat sekali. Dadanya serasa terbakar. “hei, Jess! Kita sudah boleh balik!” namun Jessica terus berenang. Sooyoung mengerahkan segenap tenaga untuk menyusulnya, “Sica, tunggu!” seru Sooyoung. “kita harus balik!”

Jessica berhenti.

“apa ia mendengarku?” pikir Sooyoung sambil menghampirinya dengan napas terengah-engah.

Ia berbalik pada Sooyoung.

“Sica??” Sooyoung memekik tertahan.

Bukan. Bukan Jessica. Ternyata bukan Jessica. Tapi…Yoona! Matanya yang gelap tampak berseri-seri ketika mengembangkan senyumnya.

“ayo berenang terus, Soo,” bisik Yoona. “kita harus berenang lebih jauh dan lebih jauh lagi. Kau sudah jadi pasanganku sekarang.” Yoona langsung meraih lengan Sooyoung. Sooyoung berusaha membebaskan diri dan hampir berhasil melepaskan lengannya yang basah dari genggaman Yoona tapi kemudian ia mencengkram pergelangan tangan Sooyoung dan menariknya keras-keras.

“akh!” pekik Sooyoung. Yoona cukup kuat. Sangat kuat untuk seorang perempuan yang tampak begitu rapuh. Bukan, bukan seorang perempuan tapi hantu yang tampak begitu rapuh. “lepaskan aku!” Sooyoung meronta-ronta, menendang-nendang dan berputar-putar. “Yoon, aku tidak mau ikut denganmu!” Sooyoung berbalik dan berhasil melepaskan diri. Kepalanya terbenam dalam air. Terbatuk-batuk dan mengangkat kedua tangannya lalu naik ke permukaan air.

“dimana Yoona?” batin Sooyoung mengedarkan pandangannya mencari hantu itu. “apakah ia persis di belakangku? Apakah ia sudah siap menyeretku ke tengah danau, supaya aku tidak bisa berenang ke tepi?” dengan kalang kabut ia memandang ke segala arah.

Awan-awan di atas seakan-akan melintas dengan kecepatan tinggi.

“Sooyoung.. Sooyoung..” Sooyoung mendengar suaranya namun ia tidak bisa melihatnya. Sooyoung kembali berbalik, pandangannya tertuju pada perahu motor. Tanpa menghiraukan jantungnya yang berdetak kencang, tanpa menghiraukan lengannya yang pegal, ia mulai melesat maju. “aku harus mencapai perahu sebelum Yoona kembali menyeretku.” Batin Sooyoung.

Sooyoung mengerahkan segenap tenaganya yang masih tersisa untuk berenang ke perahu motor. Tangannya menjangkau….dan berhasil meraih pinggiran perahu. Dengan terbatuk-batuk, ia berusaha naik. “Yul, tolong!” Sooyoung memohon dengan suara parau. “bantu aku naik!” matahari muncul dari balik awan. Sooyoung menatap cahaya keemasan yang menyilaukan. “Yul, tolong..” Sooyoung melihat sepasang tangan terulur kearahnya. Ia membungkuk untuk menarik Sooyoung naik ke perahu. Ia mencondongkan badan ke depan dan menariknya ke atas. Sooyoung mengedip-ngedipkan matanya ketika menatap wajah orang yang menolongnya.

“andwae!!” Pekik Sooyoung tiba-tiba. Yang dilihatnya bukan wajah Yuri! Tapi wajah Yoona! Yoona menariknya naik ke perahu.

“ada apa, Soo?” ia berbisik sambil menarik Sooyoung. “jangan khawatir, kau tidak apa-apa.”

“lepaskan aku!!” jerit Sooyoung berusaha membebaskan diri dari pegangan Yoona. Matanya berkedip-kedip karena silau. Dan kemudian ia melihat wajah Yuri dihadapannya. Bukan wajah Yoona, tapi wajah Yuri. Wajah yang tampak cemas.

“Soo, kau tidak apa-apa?”

Sooyoung menatapnya dengan membelalakan matanya menyangka wajahnya akan berubah lagi menjelma menjadi Yoona.

“apa aku salah lihat?” pikir Sooyoung. “mungkinkah aku salah lihat karena silau akibat sinar matahari?” ia menghela napas membiarkan dirinya di tarik naik oleh Yuri dan juga di bantu Kyuhyun.

Sooyoung berlutut di perahu yang terayun-ayun. Taeyeon yang duduk di sebelahnya menatapnya sambil memicingkan matanya, “apa yang terjadi?” belum Sooyoung menjawab pertanyaan Taeyeon, ia mendengar bunyi gemericik di samping perahu.

“Yoona!” pikir Sooyoung. Ia langsung diam seperti patung.

Ternyata bukan. Jessica memanjat ke perahu. “Soo, kenapa kau tidak mendengarku memanggil-manggil tadi?” tanya Jessica.

“Jes, aku tidak melihat. Kupikir kau..” suaranya tercekat di tenggorokan.

“kenapa kau meninggalkanku?” tanya Jessica lagi. “kita kan harus berpasangan!”

**

Yuri mengantar Sooyoung ke tepi danau. Ia berganti baju lalu menemui Leeteuk. Ia berada di ruang kerjanya, sebuah ruangan kecil di gedung utama. Ia sedang duduk sambil menaikan kaki ke meja dan memandang selembar foto di tangannya.

“oh, Soo! Ada apa?” ia tersenyum ramah dan memberi syarat agar Sooyoung duduk di kursi lipat di depan mejanya. Ia mengamati Sooyoung dengan seksama. “aku dengar ada masalah lagi didanau.” Ucap Leeteuk dengan lembut. Foto yang semula ia pegang cepat-cepat ia masukan ke laci mejanya. “ada apa sebenarnya?”

Sooyoung menarik napas dalam-dalam memikirkan apa ia harus berterus terang kalau ia diikuti arwah seorang gadis? Arwah penasaran yang menginginkannya menjadi pasangannya.

“kau mengalami kejadian yang sangat mengejutkan kemarin.” Ujar Leeteuk. “kami sempat menyangka kau tenggelam.” Ia mencondongkan badannya ke arah Sooyoung. “barangkali kau terlalu cepat kembali ke danau. Barangkali kau seharusnya menunggu dulu.”

“mungkin juga.” Gumam Sooyoung dan kemudian ia melontarkan apa yang selama ini mengganggu pikirannya. “Teuk, tolong ceritakan tentang yeoja yang tenggelam di sini.”

Leeteuk langsung melongo, “hah?”

“aku tahu ada yang pernah tenggelam di danau perkemahan ini!” ucap Sooyoung bersikeras. “aku ingin tahu apa yang terjadi.”

Leeteuk menggelengkan kepalanya, “belum pernah ada yang tenggelam di danau perkemahan ini.” Jawab Leeteuk. “belum pernah.”

Sooyoung merasa ia bohong. Ia punya bukti, ia telah melihat Yoona. Dan bahkan sempat berbicara dengannya. “Leeteuk-ssi, aku perlu tahu. Tolong ceritakan tentang dia.”

Leeteuk mengerutkan kening. “kenapa kau tidak percaya, Soo? Aku tidak bohong. Belum pernah ada yang tenggelam di danau. Baik yeoja maupun namja.”

Tiba-tiba Sooyoung mendengar suara mendesah. Ia melirik ke arah pintu yang terbuka, dan……melihat Yoona berdiri disitu. Sooyoung kaget setengah mati. Serta merta ia berdiri dan menunjuk. “Teuk! Itu yeoja yang kumaksud! Dia berdiri disitu! Masa kau tidak mellihatnya???”

Leeteuk menoleh ke arah pintu. “ne.” ucapnya pelan. “aku melihatnya.”

“eh?” Sooyoung memekik tertahan. “kau melihatnya??”

Leeteuk mengangguk, raut wajahnya serius. “kalau itu bisa membuatmu lebih tenang, maka akan kubilang bahwa aku melihatnya.”

“kau tidak benar-benar melihatnya??”

“tidak. Aku tidak melihat apa-apa.”

Sooyoung berpaling ke ambang pintu. Yoona menatapnya sambil tersenyum lebar.

“duduklah.” Ucap Leeteuk. “kadang-kadang kita bisa dikelabui oleh daya khayal kita sendiri. Terutama kalau kita baru saja mengalami sesuatu yang sangat menakutkan.”

Sooyoung tetap berdiri di depan meja Leeteuk dan menatap Yoona. Pandangannya menerobos tubuh Yoona yang tembus pandang. “aku tidak mengada-ada! Dia ada disitu!” seru Sooyoung. “dia berdiri di pintu! Namanya Yoona. Dia tenggelam di danau perkemahan ini. Dan sekarang dia berusaha membuatku celaka. Dia ingin aku tenggelam juga!”

“Soo, tenang dulu.” Leeteuk berkata dengan lembut. Ia berjalan mengitari meja dan meletakkan sebelah tangan di pundak Sooyoung. Kemudian ia menggiring Sooyoung ke pintu, berhadap-hadapan dengan Yoona. Yoona menjulurkan lidahnya pada Sooyoung. “tuh, tidak ada siapa-siapa, kan?”

“tapi..tapi..”

“bagaimana kalau kau tidak usah ke danau dulu selama beberapa hari.” Usul Leeteuk, “kau bisa bersantai di perkemahan.” Yoona meniru ucapan Leeteuk dengan menggerak-gerakan bibirnya tanpa suara. Sooyoung memalingkan wajahnya membuat Yoona tertawa cekikikan.

“tidak pergi ke danau?” Tanya Sooyoung.

“ne. Beristirahatlah selama beberapa hari. Aku yakin kau akan merasa jauh lebih enak nanti.”

Sooyoung tahu cara itu takkan berguna. Ia tahu Yoona tetap akan membuntutinya kemana pun ia pergi untuk menjadikannya pasangannya. Sooyoung menghela napasnya, “rasanya percuma.”

“kalau begitu aku ada ide lain. Bagaimana kalau kau pilih olahraga baru? Olahraga yang belum kau coba? Sesuatu yang benar-benar sulit, misalnya, ski air.”

“aku tidak mengerti.” Sahut Sooyoung. “untuk apa?”

“karena kau akan begitu sibuk sehingga tidak sempat memikirkan soal hantu.”

“ne, pasti.” Ujar Sooyoung sinis.

“aku hanya mau membantu,” ujar Leeteuk dengan ketus. “atau bagaimana kalau kau membantuku?”

“membantu? Membantu apa?”

“jadi begini.. Apa kau tahu beberapa hari ini Taeyeon tampak dekat dengan namja salah satu peserta perkemahan ini.”

“maksudmu Kyuhyun?”

“ne, Kyuhyun.” Jawab Leeteuk mengiyakan.

“lalu apa hubungannya denganku?”

“mm…bagaimana ya? Mm…apa kau mau membantuku dengan berpura-pura menjadi yeojaku di depan Taeyeon supaya ia cemburu?” Tanya Leeteuk malu-malu. “tapi aku tidak akan memaksa kalau kau tidak mau.” Sambungnya cepat.

“ehm..aku..aku tidak tahu.” Jawab Sooyoung tidak tahu harus berkata apa, “kurasa sudah waktunya makan siang.” lanjut Sooyoung mengalihkan pembicaraan dan berjalan meninggalkan ruang kerja Leeteuk yang sempit.

Setelah berada di luar, ia menarik napas dalam-dalam. Udaranya jauh lebih sejuk di tempat itu. Ia berjalan menuju bangsal utama bagian depan. Tapi ketika ia sedang menyusuri lorong, ia kembali mendengar suara Yoona di belakangnya. “kau tidak bisa lolos, Soo. Kau pasanganku. Percuma saja kau berusaha kabur. Kau akan selalu menjadi pasanganku.”

Sooyoung merinding ketika mendengar bisikan itu. Bisikan yang diucapkan begitu dekat dengan telinganya. Tiba-tiba ia kehilangan kendali, “DIAM!!” pekik Sooyoung. “DIAM!! DIAM!! DIAM DAN JANGAN GANGGU AKU LAGI!!” Sooyoung berbalik untuk melihat apakah ia mendengar ucapannya. Saat Sooyoung berbalik, ia membelalakan matanya.

Tiffany berdiri di belakangnya. Saking kagetnya, ia sampai melongo. “oke, oke, aku pergi.” Ucap Tiffany sambil mundur teratur. “jangan marah-marah begitu, dong. Aku kan cuma mau tanya bagaimana keadaanmu.”

Mendengar Tiffany berkata seperti itu membuat Sooyoung tidak enak. Tiffany pasti mengira ia yang di caci-maki oleh Sooyoung. “aku..aku..”

“kupikir kita berteman,” kata Tiffany ketus. “aku tidak bilang apa-apa tadi, tapi kau langsung membentak-bentak!”

“bukan kau yang kuajak bicara tadi!” Sooyoung berusaha menjelaskan. “aku berbicara dengan dia!” Sooyoung menunjuk Yoona yang melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar di dekat jendela. “aku sedang berbicara dengan dia!” ujar Sooyoung lagi.

Tiffany menoleh ke arah jendela yang di tunjuk Sooyoung, lalu mengerutkan kening. Raut mukanya berubah jadi aneh.

**

Keesokan pagi setelah sarapan, Sooyoung pergi menuju dermaga. Ia memutuskan untuk mencoba ski air. Entah kenapa ia ingin mencoba mengikuti saran Leeteuk. Mungkin karena ia kasihan pada Minho. Semalam ia kembali memohon-mohon agar jangan menelpon orangtuanya. Minho benar-benar tidak mau pulang. Menurutnya inilah liburan musim panas paling mengasyikan yang pernah dialaminya. “kau memang bisa menikmati liburan ini. Kau tidak terus dibuntuti hantu kemana pun kau pergi.” Pikir Sooyoung.

Semalam Sooyoung memutuskan untuk tidak pergi ke danau dan menghabiskan waktu di pondok dengan membaca tapi keesokan paginya ia sadar bahwa rencana itu tidak sehebat perkiraannya. Mana mungkin ia berani sendirian di pondok sementara semua orang berada di danau. Tidak akan ada yang bisa melindunginya dari Yoona. Seharusnya ia menjauhi danau tapi ia benar-benar tidak ingin sendirian. Karena itu ia mengikuti saran Leeteuk. Ia pergi ke dermaga dan memberitahu Yuri bahwa ia ingin belajar ski air.

“bagus, Soo!” seru Yuri sambil tersenyum lebar. “kau sudah pernah mencobanya? Main ski air sebenarnya lebih mudah dari  yang kita sangka.” Yuri mengambil jaket pelampung berwarna kuning dan sepasang ski air dari gudang perlengkapan. Kemudian ia memberikan kursus singkat pada Sooyoung. Ia memperlihatkan bagaimana harus mencondongkan badan ke belakang dan menekuk lutut.

Tak lama kemudian Sooyoung sudah berada di air sambil menunggu giliran di tarik perahu motor. Taeyeon sedang melaju dengan kencang. Baju renangnya yang berwarna jingga tampak berkilauan dalam cahaya pagi.

Dengung mesin perahu bergema. Gelombang yang ditimbulkan perahu itu menjilat-jilat tepi danau. Taeyeon berseru keras-keras dan melepaskan tali penarik ketika perahu melesat melewati dermaga. Ia menjatuhkan diri ke air, lalu segera melepaskan ski-nya. Kemudian ia naik ke darat.

Tidak jauh dari situ, Kyuhyun tersenyum dan hendak menghampiri Taeyeon sambil membawakan  handuk. Namun baru beberapa langkah, ia berhenti. Taeyeon berlari kecil menuju Leeteuk yang langsung memberikan handuk padanya. Kyuhyun memandangnya dengan pandangan perih dan ia meremas kencang handuk di tangannya. Ia dapat melihat bagaimana Taeyeon tertawa lepas dengan Leeteuk dan Leeteuk membantu mengeringkan rambutnya.

Sooyoung bersiap-siap dengan ski-nya. Dengan susah payah ia memasang ski di kakinya. Kemudian ia meraih tali penarik, dan menggenggamnya dengan kedua tangan. Sooyoung mengambil posisi seperti yang contohkan Yuri.

“siap!” seru Sooyoung.

Mesin perahu terbatuk-batuk dan kemudian meraung-raung. Perahu itu melesat begitu kencang sehingga tali yang digenggamnya nyaris terlepas dari tangannya. Sooyoung memekik nyaring ketika ia mulai terangkat dari air. Kedua ski yang dipakainya meluncur di permukaan. Ia menekuk lutut dan menggenggam tali penarik erat-erat.

“aku berhasil! Aku bisa bermain ski air!” perahu meluncur semakin kencang, melesat lurus melintasi danau yang berkilau-kilau. Wajah dan rambutnya basah terkena percikan air danau yang dingin. Tidak lama kemudian ia mulai kehilangan keseimbangan, tapi kemudian berhasil menegakkan kembali badannya. Ia menggenggam kencang tali penarik dan terus melesat dengan kencang. “yes!!” seru Sooyoung.  “menyenangkan sekali!”

Tapi kemudian pengemudi perahu motor itu menoleh ke belakang. Sooyoung mengenal senyum itu.

Yoona!

Senyumnya semakin lebar ketika ia melihat ketakutan yang terlukis di wajah Sooyoung. “kembali! kembali ke tepi!” ujar Sooyoung memohon. Tapi ia membelokkan perahu itu dengan tajam membuat Sooyoung nyaris jatuh. Tali penariknya ia cengkram erat-erat. Kedua ski di  kakinya menampar-nampar permukaan air. Tubuhnya basah kuyup terkena cipratan air dingin. Sooyoung megap-megap seraya berusaha menarik napas.

Yoona mendongakkan kepala dan tertawa, tapi suara tawanya ditenggelamkan oleh deru mesin perahu. Sooyoung bisa melihat langit lewat tubuhnya yang tembus pandang. Tubuhnya di terobos sinar matahari. “kembalilah!” teriak Sooyoung. “stop! Aku mau dibawa kemana??”

Yoona tidak menyahut. Ia kembali menghadap ke depan. Rambutnya berkibar-kibar karena tiupan angin. Perahunya meloncat-loncat, meninggalkan gelombang buih dan percikan air dibelakangnya. Gelombang itu menerjang Sooyoung, ia menggigil kedinginan. Ia tidak bisa melihat karena pandangannya terhalang gelombang itu. Saking paniknya, ia perlu waktu lama untuk menyadari bahwa sebenarnya ada cara mudah untuk meloloskan diri. Ia tinggal melepas tali penariknya.

Sooyoung mengangkat tangan, dan talinya pun jatuh ke air. Ia meluncur sejenak kemudian jatuh ke air dan tenggelam. Jaket pelampung yang dikenakannya membawanya kembali ke permukaan. Ia megap-megap dan menyemburkan air yang sempat masuk ke mulutnya. Jantungnya berdegup kencang. Kepalanya terasa sangat pening seakan-akan dikelilingi cahaya matahari yang terang benderang. “dimana permukaan air? Dimana tepi danau?” pikir Sooyoung. Ia berbalik dan melihat perahu motor melaju di kejauhan. “kali ini kau tidak berhasil!” seru Sooyoung pada Yoona. Tapi sesaat kemudian ia segera terdiam. Perahu itu berputar arah. Yoona membelokkan perahu dan menuju tepat kearahnya. Sooyoung menahan napas ketika mendengar mesin perahu meraung-raung. Ia terapung-apung di permukaan, tak berdaya sama sekali.

Perahu motor mulai melesat kencang. “ia datang!” pikir Sooyoung. “ia mau menjadikanku sebagai pasangannya untuk selama-lamanya! Aku terperangkap disini. Ia mau menabrakku?!!”

Sooyoung mengayunkan kakinya didalam air. Dengan mata terbelalak ia memperhatikan perahu motor yang melesat kearahnya.

“aku harus menyelam!” ucapnya dalam hati. Satu-satunya cara untuk lolos adalah melalui bawah air.

Sooyoung menarik napas dalam-dalam. Setiap otot ditubuhnya menegang. Ia sadar harus menunggu saat yang tepat untuk menyelam.

Perahu motor semakin dekat. Raungan mesinnya semakin keras. Ia melihat Yoona mengarahkan perahu. Perahu itu dibidikkannya kearah Sooyoung. Sooyoung kembali menarik napas dalam-dalam. Tapi tiba-tiba ia sadar bahwa ia tidak bisa menyelam. Jaket pelampung yang dipakainya menahannya di permukaan.

Sambil memekik nyaring, ia meraih bagian depan jaket pelampung dengan kedua tangannya dan menariknya keras-keras. “ah, tidak bisa! Aku tidak bisa melepasnya!”

Permukaan danau kian bergolak ketika perahu motor semakin dekat. Seluruh danau seperti ikut bergoyang dan berputar. “a..aku akan tercabik-cabik!” Ia terus menarik dan mendorong jaket pelampungnya berharap bisa terlepas. “tidak ada waktu lagi! Aku tidak bisa menyelam!”

Raungan mesin perahu mengalahkan jeritannya. Sambil mengerahkan segenap tenaga, akhirnya ia berhasil menarik jaket pelampung ke atas melewati pundaknya.

Tapi terlambat!

Haluan perahu melesat melewatinya. Detik berikutnya, baling-baling perahu terasa memancung kepalanya.

**

Sooyoung menunggu rasa sakit yang akan menyerangnya. Ia menunggu kegelapan yang akan menyelubunginya. Tapi air disekelilingnya hanya bergolak hebat dan berubah warna. Mula-mula biru, lalu hijau

Sooyoung muncul di permukaan sambil terbatuk-batuk. Ia megap-megap dan terombang-ambing mengikuti alunan gelombang. “jaket pelampungku!” seru Sooyoung melihat jaket pelampungnya yang terbelah menjadi dua karena baling-baling perahu motor itu. “aku hidup!!” pekik Sooyoung. “aku masih hidup!!” ia berbalik dan melihat perahu motor melaju melintasi danau. “ia pasti menyangka aku sudah mati.” Sooyoung mengamati sekeliling untuk mencari tepi danau, lalu segera berenang menepi. Seakan-akan mendapat energi baru, arus yang deras ikut mendorongnya kearah perkemahan.

Beberapa peserta perempuan memanggil-manggilnya ketika ia naik ke darat. Ia melihat Yuri bergegas menghampirinya. “Soo…!” seru Yuri. “Sooyoung, tunggu!” Sooyoung tidak menggubrisnya. Semua orang tidak ia hiraukan. Ia malah mulai berlari.

Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia harus pergi dari perkemahan itu. Ia harus pergi sejauh mungkin. “aku tidak akan aman disini. Aku tidak akan aman selama Yoona menginginkanku sebagai pasangannya! Selama Yoona ingin agar aku juga tenggelam.” Ia tahu tidak ada yang mempercayainya. Semua bilang mereka mau membantu. Tapi tidak ada yang bisa menolongnya. Tidak ada yang sanggup melawan hantu.

Sooyoung menyerbu ke pondoknya dan segera berganti pakaian. Pakaian renangnya yang basah ia campakkan ke lantai, kemudian memakai celana pendek dan T-shirt. Ia menyibakkan rambut, lalu mengenakan kaus kaki dan sepatu kets. “aku harus pergi, harus pergi!” ia terus bergumam. “aku akan  menerobos hutan dan menuju ke kota di seberangnya. Aku akan menelepon eomma dan appa. Aku akan memberitahu mereka bahwa aku bersembunyi di kota. Aku akan meminta mereka datang untuk menjemputku.” Selesai mengemasi barangnya ia segera pergi namun sampai pintu ia menghentikan langkahnya. “apa aku perlu memberitahu Minho?” pikir Sooyoung. “ah, ani. Tidak usah. Ia pasti akan berusaha mencegahku.”

Akhirnya Sooyoung memutuskan untuk mengabari adiknya itu setelah sampai di kota, di tempat yang lebih aman. Sooyoung melongok dari pintu dan memandang ke kiri-kanan untuk memastikan keadaan  diluar aman. Kemudian ia melangkah keluar dan menyelinap ke belakang pondok. Namun kemudian ia bertabrakan dengan Tiffany. Ia mengamati wajah Sooyoung sambil memicingkan matanya. “kau mau pergi?” tanya Tiffany.

Sooyoung mengangguk, “ne. aku mau pergi.”

Sekali lagi raut wajah Tiffany berubah. Sorot matanya seakan-akan mati. “semoga berhasil.” Bisik Tiffany.

“kenapa ia bersikap aneh?” tanya Sooyoung dalam hati. Ia tidak sempat memikirkannya, ia melambaikan tangan pada Tiffany, lalu bergegas memasuki hutan.

Saat berjalan menyusuri jalan setapak diantara pohon-pohon, Sooyoung menoleh ke belakang dan melihat Tiffany masih berdiri di belakang pondok. Ia memandang ke arah Sooyoung. Sooyoung menarik napas dalam-dalam kemudian berbalik dan bergegas melangkah.

Pohon-pohon di kiri-kanan jalan setapak menghalangi sebagian besar sinar matahari. Semakin lama keadaan semakin gelap dan dingin. Duri tajam pada semak belukar menggores-gores lengan dan kakinya membuatnya menyesal karena tidak memakai celana panjang dan baju lengan panjang.

Sepatu ketsnya tergelincir karena menginjak lapisan daun mati. Berulang kali ia harus melewati dahan-dahan tumbang dan rumpun ilalang berduri. Akar-akar pohon tumbuh melintang di jalan setapak.

Akhirnya ia tiba di jalan bercabang. Ia berhenti sejenak, napasnya tersengal-sengal sambil menentukan jalan yang akan ia lewati. “apakah kedua cabang jalan itu menuju kota?”

Tiba-tiba Sooyoung menahan napasnya ketika mendengar suara bernyanyi. “seekor burung?” pikir Sooyoung. “bukan. Suaranya lembut sekali. Suara seorang perempuan.” Sooyoung menoleh ke arah sumber suara dan ia langsung mengerang ketika melihat Yoona duduk di sebuah dahan pohon yang rendah. Ia benyanyi sambil memiringkan kepala ke kiri-kanan. Matanya yang gelap tampak berkilauan ketika menatap Sooyoung.

“kau..kau membuntutiku?!” Sooyoung tergagap-gagap. “bagaimana kau bisa tahu bahwa aku..”

Yoona tertawa cekikikan. “kau pasanganku.” Sahutnya. “kita harus selalu bersama-sama.”

“tidak! Tidak bisa!” teriak Sooyoung. “kau kalah, Yoon! Aku tidak akan jadi pasanganmu karena aku tidak akan pernah lagi pergi ke danau. Aku tidak akan tenggelam seperti kau!”

Senyum Yoona lenyap, “tenggelam?” ia menggelengkan kepala. “Soo, kenapa kau berpikir begitu? Tampaknya kau bingung sekali. Aku tidak tenggelam.”

“hah?” Sooyoung tercengang karena terkejut.

“jangan bengong, Soo. Nanti kemasukan lalat.” Yoona menengadahkan kepala dan tertawa kemudian ia kembali menggelengkan kepala. “mana mungkin ada yang tenggelam di Seoul Camp Lake?” ujarnya. “setiap lima menit ada ceramah tentang keselamatan di air! Belum pernah ada yang tenggelam di Seoul Camp Lake!”

“kau tidak tenggelam?” pekik Sooyoung. “kalau begitu, bagaimana kau mati?”

Yoona mencondongkan badan ke depan dan menunduk menatapnya. Pandangan Sooyoung menerobos tubuhnya yang tembus pandang. Daun-daun di belakangnya tampak bergoyang karena tiupan angin.

“mau tahu?” tanya Yoona. “oke. Suatu malam pada waktu acara api unggun, aku tidak tahan lagi mendengar ceramah tentang keselamatan di air. Karena itu aku menyelinap ke hutan.” Ia menyibakan rambutnya ke belakang. “tapi aku melakukan satu kesalahan,” ia melanjutkan. “aku tidak tahu bahwa hutan ini penuh ular beracun yang mematikan.”

Sooyoung memekik tertahan. “di hutan ini ada ular??”

Yoona mengangguk. “hampir tidak mungkin ada yang bisa melintasi hutan ini tanpa digigit. Aku mati karena digigit ular, Soo.”

“tapi..tapi..” Sooyoung tergagap. “tapi kau selalu muncul didanau. Kenapa kau selalu muncul disana?”

“masa kau belum mengerti juga?” sahut Yoona. “itu memang sengaja. Aku sengaja membuatmu takut terhadap danau. Karena aku tahu kau akan berusaha kabur melalui hutan. Aku tahu kau akan lari ke hutan dan mati seperti aku… lalu jadi pasanganku.”

“andwae!!” pekik Sooyoung. “aku tidak mau! Aku..”

“Soo, lihat!” Yoona menunjuk ke tanah. Sooyoung menoleh dan melihat seekor ular gendut berwarna hitam melingkar di kakinya. “kita akan jadi pasangan abadi.” Yoona berkata dengan gembira. “pasangan abadi.”

Sooyoung berdiri seperti patung. Tanpa berkedip, ia memperhatikan ular gendut itu melilit di kakinya. “ahhh!!!” ia mengerang ketika ular itu mengambil ancang-ancang untuk memanggutnya.

“sakitnya tidak seberapa, kok,” Yoona menjelaskan. “rasanya seperti disengat tawon. Cuma begitu saja.” Ular itu mendesis nyaring. Mulutnya menganga lebar. Tubuhnya semakin kencang melilit kaki Sooyoung. “pasangan abadi,” Yoona bersenandung. “pasangan abadi…”

“bukan! Sooyoung bukan pasanganmu!” sebuah suara berseru.

Sooyoung hendak berpaling kearah suara itu, tapi ia tidak bisa bergerak. Lilitan ular di kakinya terlalu keras. “Tiffany!” seru Sooyoung. “sedang apa kau disini?”

Dengan  gerakan gesit, Tiffany meraih ular di kaki Sooyoung. Menariknya sampai terlepas, lalu melemparnya ke antara pohon-pohon. Tiffany menoleh ke arah Yoona. “Sooyoung tidak akan jadi pasanganmu, karena dia pasanganku!” seru Tiffany.

Yoona membelalakan mata, ia memekik kaget. Ia segera berpegangan pada dahan pohon agar tidak jatuh. “kau?!” seru Yoona. “kenapa kau ada disini??”

“ya, aku!” balas Tiffany. “aku datang lagi, Yoona!”

“tapi..tapi bagaimana kau..”gumam Yoona.

“kau berusaha mencelakakan aku tahun lalu,’ ujar Tiffany. “sepanjang musim panas kau berusaha menjadikan aku sebagai pasanganmu. Kau terus menakut-nakutiku. Ya, kan, Yoon?” ia mendengus. “kau pasti tidak menyangka bahwa aku akan kembali. Tapi aku datang lagi…untuk melindungi korbanmu berikutnya!”

“andwae!!” Yoona meraung.

Akhirnya Sooyoung mengerti. Ia menghampiri Tiffany dan berdiri disampingnya. “Tiffany pasanganku!” tegas Sooyoung. “dan tahun depan aku akan kembali untuk melindungi korban berikutnya!”

“andwae! Andwaeeee!!” Yoona meratap. “kau tidak boleh begitu! Aku sudah menunggu begitu lama! Sangat lama!!” ia melepaskan dahan pohon dan mengacungkan tinju ke arah Tiffany dan Sooyoung namun ia kehilangan keseimbangan. Ia berusaha meraih dahan pohon , tapi melesat. Tanpa suara ia terhempas ke tanah. Dan langsung lenyap. Hilang.

Sooyoung bangkit sambil menghela napas. “apakah ia pergi untuk selama-lamanya?” gumam Sooyoung.

Tiffany angkat bahu. “molla. Aku tidak tahu.”

Sooyoung berpaling pada Tiffany. “kau..kau telah menyelamatkanku!” seru Sooyoung. “gomawo, Tif!” Sooyoung menghampirinya sambil bersorak gembira. Ia ingin memeluknya karena telah menyelamatkannya.

Tapi……tangan Sooyoung menembus tubuhnya. Ia menahan napas. Ia meraih bahu Tiffany, tapi tangannya tidak merasakan apapun. Serta merta ia melompat mundur dengan mata terbelalak.

Tiffany menatapnya sambil memicingkan matanya. “Yoona membunuhku waktu liburan musim panas tahun lalu.” Ia berkata dengan suara pelan. “pada hari terakhir. Tapi aku tidak mau berpasangan dengannya. Aku tidak menyukai anak itu.” Ia mulai melayang kearah Sooyoung. “tapi aku perlu pasangan,” bisiknya. “semua orang harus punya pasangan. Kau mau jadi pasanganku, Soo?”

Sooyoung melihat ular berdesis-desis ditangannya tapi ia tidak bisa bergerak.

“kau mau  jadi pasanganku, kan?” Tiffany bertanya sekali lagi. “kau akan menjadi pasanganku untuk selama-lamanya.”

 THE END

Huaaaah selesai juga. Gimana endingnya? Ngegantung ya? kkkkkk~ Nasib Kyuhyun disini agak tragis ya? *dipelototin KyuTae shipper*

Yang mau ikutan Giveaway mana nih? Belum ada yang masuk ke email author. onion-emoticons-set-6-121onion-emoticons-set-6-113 Baru satu orang onion-emoticons-set-6-92onion-emoticons-set-6-100

Ditunggu ya sampe tanggal 30 April fan art-nya. onion-emoticons-set-6-72

About Ashiya Xiahtic

Travel enthusiast, guide freelancer, ex bank teller, story teller & writer, gamer, love to take picture of nature

Posted on March 17, 2013, in Series and tagged , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. 16 Comments.

  1. ummaya… jadi fany hantu juga :o. kenapa ga jess aja yang jadi hantunya thor? *dirajam gorjess*
    kirain tiffany bakalan jadi pahlawan bertopeng… ternyata engga =,=’
    agak heran… kalo ppany hantu kenapa kayak nyata?
    jangan-jangan dia mati pas ijin ke toilet waktu di danau?
    mungkin hanya ppany, malaikat pencabut nyawa, dan Tuhan lah yang tau bagaimana detail kejadiannya…
    yoong pinter ya idenya… pura-pura seakan dia mati tenggelam padahal dia matinya di hutan…
    tapi kalo syoo mati…
    kenapa ga bertiga aja merekanya? kan lebih seru main bertiga dibanding berdua (?)

    • hahaha.. Ppany kan mati taun lalu, pas hari terakhir di bunuh Yoona karena Ppany ga mau berpasangan ma dia. jadi dia berubah2 kadang jadi hantu, kadang jadi orang buat ngelabuin korbannya. di part sebelumnya mulai keliatan kalo Tiffany ga beres(?).
      kayaknya sih mereka jadi bertiga. bikin grup trio YoonTiSoo(?). haha penerus TaeTiSeo xD

      • wah… berarti hantu ppany jauh lebih canggih daripada yoong soalnya bisa berubah jadi manusia (?)
        kalo begitu kenapa korbannya ga taeyeon atau sica aja yang udah dikenalnya lebih baik (?)
        seenggaknya kan sica bisa jadi hantu yang lebih meyakinkan (?) *entah kenapa dari kemaren pengen banget yang jadi hantu itu sica -,-“* *dikeroyok jungsist*
        YoonTiSoo? boleh boleh… bukan vocal line kayak TaeTiSeo…
        tapi sekumpulan hantu kece yang berniat menjadi akrtis (?)

  2. akhiRnya Ending juga xD
    Daebak thor, awalnya bingung sama sifat tiffany, kira aku tiffany yang ngebisik ke sooyoung tadi tuh jelmaan yoona -,-

    Daebak deh buat ff.a

  3. kirain fany jd hero eh hantu juga…kno pssanganya g cowok gt biar jd pasangan sejoli hehe…jempol buat chingu..

  4. Bagus .. Bagus .. Bagus! Gak nyangka kalo fany ternyata hantu juga, itu nasibnya soo gimana? Matikah?
    Aigo, kyuppa kasihan *poor*
    buat sequel eon?!

  5. Haha gak nyangka fanny hantu juga,,, pda akhrnya soo jdi psangan fany berarti mati donk’
    kirain leeteuk jdi psangan soo kyu am taeng aa bener2 susah ditebak keren’

  6. Akhirnya ending jga ff ini….
    Kirain hantu yoona aja eh rupanya tifanny juga hantu hehehe
    Eonni gmana tuh hubungan taeyeon – leeteuk – kyuhyun # jdi penasaran
    Eonni lanjutin dong ff yg lain dong

    • Tiffany hantu, jangan2 authornya juga hantu. *merinding*

      #lha siapa yang author, siapa yang merinding xD

      cerita Leeteuk-Taeyeon-Kyuhyun author juga ga tau tuh gimana kelanjutannya. kkkkk~ kali ini Leeteuk yang menang. 😀

  7. Kyu… kasian banget sih….T.T

    sumpah tadi aq ngebayangin mereka (KyuTae) ciuman d’bawah air loh….
    kyk film Romeo+Juliet… ❤

  8. ngeri beud kok ada ya hntu cntik beud
    nasib kyu gmana????

  9. Weksss poor kyu -,,- d sni kyu agak nafsuin(?) yah haaha… Mwo? Jdi tiffany itu udah mati juga? Waaaah daebaak! !!! Gak nyangka ceritanya bakalan gini.. Kereeen deg:”’)

  10. agak bingung .. itu soo d rebut 2hantu . pdahl yoon g usah ribet nyri couple ttoh fany udh jdi hantu .

  11. hah?!fany hantu jg…-_-a g nyangka
    keren jg ceitanya

  12. Kalo ketjeh begono ya gapapa thor, tapi akhirnya soo gimana, terus, ppany kok bisa jd orang dgn santainya, sica gimana, yg bisik2 itu berarti sica sama setan, napa hantunya pinter amat thor, eh berarti yang buat ya yang pinter #tahan author biar gak nge fly

Leave Comment