Daily Archives: March 1, 2013

[FF] I’ll Protect You (Chapter 1)

Author : Ashiya
Main Cast : Kim Taeyeon (Girls’ Generation), Kim Jaejoong (JYJ), Kim Junsu (JYJ)
Support Cast : Kim Bum, Kim Hyuna (4minutes), Jang Hyunseung (B2ST), Park Bom (2NE1), Choi Dongwook (SE7EN), Kim Soeun, Gong Minzy (2NE1)
Genre : Dark Fantasy
Rating : M
Disclaimer : Title belongs to Kim Jaejoong. The story is inspired by Charlaine Harris’s novel, Death Until Dark.
©Copyright : ashiya19.wordpress.com
No Plagiat!

Teaser

 

Taeyeon POV

Aku sudah lama menantikan kedatangannya selama bertahun-tahun ketika ia melangkah memasuki bar. Sejak para vampir keluar dari peti-peti mati mereka beberapa tahun lalu, aku selalu berharap ada satu  saja vampir yang datang ke kota ini. Bertahun-tahun aku menunggu vampirku datang menemuiku.

Bisa dibilang aku jarang sekali berkencan. Bukan karena aku tidak cantik. Aku cantik. Rambutku panjang, mataku bersinar cemerlang, dan usiaku 25 tahun usia Korea. Meskipun aku tidak terlalu tinggi, namun aku tampak lumayan sebagai pelayan bar. Aku selalu mengenakan seragam yang dipilih bosku, Kim Junsu : celana pendek hitam, T-shirt putih, kaus kaki putih, dan sneakers hitam.

Selain itu, aku juga punya “kelainan”. Orang-orang banyak yang menganggap aku ini gila. Yah, setidaknya aku menyebutnya begitu. Kelainan atau kegilaan, sama saja. Aku nyaris tidak pernah berkencan, maka dari itu perhatian kecil sangat berarti bagiku.

Dan hari ini dia, vampir itu, duduk di salah satu meja yang menjadi tanggung jawabku. Aku langsung tahu makhluk apa dia. Namun entah kenapa orang-orang tidak ada yang menyadari perbedaannya. Bagiku, kulitnya berpendar, dan seketika aku tahu.

Taeyeon POV End

Taeyeon begitu gembira dengan kehadiran vampir itu. Ia berjalan dengan penuh percaya diri mendekati meja vampir itu. Bosnya, Junsu mendongak dari minuman yang sedang diraciknya dan tersenyum pada Taeyeon.

Vampir itu tampak terserap dalam pikirannya, dan itu memberikan kesempatan bagi Taeyeon untuk mengamatinya secara menyeluruh sebelum akhirnya vampir itu mendongak. Taeyeon memperkirakan tingginya hanya sedikit di bawah 180 cm. Rambutnya hitam tebal dan lurus, alisnya tebal, bibirnya elok, terpahat tajam, dan ia sangat pucat. Hidungnya yang mancung, membuatnya seperti tokoh-tokoh pria dalam komik manga. Matanya gelap, bahkan lebih gelap dari rambutnya, dan bagian putihnya sangat putih.

“siap untuk memesan?” tanya Taeyeon dengan ramah.

Vampir itu mengangkat alis, “ada darah sintetis?”

“sayang sekali tidak ada. Tapi Junsu sudah memesannya dan baru datang minggu depan.” Jawab Taeyeon.

“kalau begitu anggur merah saja.” kata vampir itu dengan suara yang sejuk dan jernih, seperti aliran air diatas batu-batu yang licin.

Taeyeon tergelak, “ia terlalu sempurna.” Batin Taeyeon.

“jangan hiraukan, Taeyeon, tuan, dia memang gila!” terdengar suara yang sangat dikenal oleh Taeyeon dan kebahagiaannya seketika memudar, walaupun ia masih merasakan senyum yang masih tersungging dibibirnya.

Vampir itu menatap Taeyeon, menyaksikan kehidupan yang menghilang dari wajahnya.

“aku akan segera kembali membawakan anggurmu.” Ucap Taeyeon sambil berlalu, tanpa sedetik pun melirik tampang angkuh Jang Hyunseung dan kekasihnya, Kim Hyuna. Taeyeon menyebut mereka pasangan trouble maker karena mereka selalu saja mengacaukan kehidupannya. Mereka akan melakukan apa saja untuk mengganggu Taeyeon. Taeyeon sangat membenci mereka dan berharap mereka terlempar keluar Paju semendadak mereka terlempar masuk.

Pertama kali mereka datang ke bar Xiah itu, tanpa sengaja Taeyeon mendengar pikiran mereka. Jadi Taeyeon tahu hal tentang pasangan trouble maker ini yang tidak diketahui orang lain. Satu contoh, Taeyeon tahu mereka pernah di penjara, namun Taeyeon tidak mengetahui penyebabnya. Contoh lainnya, Taeyeon selalu mendengar pikiran mesum Hyunseung. Dan juga mendengar pikiran Hyuna yang pernah menelantarkan bayi yang dilahirkannya 2 tahun lalu, bayi yang bukan anak Hyunseung. Dan juga mereka tidak pernah memberikan tip pada para pelayan di bar itu.

Junsu menuangkan anggur ke dalam gelas, memandang ke meja vampir itu sambil meletakan anggur itu di nampan yang dipegang Taeyeon. Junsu tahu bahwa tamunya itu adalah makhluk abadi. Junsu adalah bos Taeyeon dan juga pemilik bar itu. Matanya kecoklatan, rambutnya pun berwarna coklat. Kulitnya putih dan jika tertawa, tawanya sangat unik. Meskipun ia tampak ramping dalam pakaiannya, namun taeyeon pernah melihatnya bertelanjang dada saat mengangkut barang-barang di belakang bar itu dan badannya cukup kekar dan berotot. Taeyeon tidak pernah menyadap pikiran Junsu karena ia adalah atasannya. Taeyeon berhenti dari pekerjaan sebelumnya karena mengetahui hal-hal yang sangat pribadi dan tidak ingin di ketahui orang lain.

Junsu tidak berkomentar, hanya memberikan anggur pesanan tamu. Setelah itu Taeyeon kembali menghampiri vampir itu.

“anggur anda, tuan.” Taeyeon meletakan gelas anggur itu di mejanya. Vampir itu memandangnya sekali lagi, dan Taeyeon menatap balik matanya yang indah itu selagi ada kesempatan. “silahkan,” kata Taeyeon dengan ramah.

Dibelakangnya, Hyunseung berteriak, “hey, Taeyeon! Bawakan lagi sojunya kesini!”

Taeyeon menarik napas panjang dan berputar untuk  mengambilkan apa yang dimintanya. Hyuna tampak menarik malam ini. Ia mengenakan baju terusan bermotif macan. (*raawrrrrr #author konslet! xD) Rambut hitam tebal dan panjang di tata modis. Lipstiknya yang berwarna merah terang menyapu bibirnya yang penuh.

Sesaat kemudian, Taeyeon baru menyadari bahwa pasangan itu sudah pindah ke meja vampir itu. Dan hal itu membuat Taeyeon kesal. Mereka mengajaknya mengobrol. Vampir itu terlihat tidak terlalu menanggapi, tapi juga tidak beranjak dari tempat duduknya.

“lihat itu!” kata Taeyeon pada Bom, rekannya sesama pelayan. Bom berambut merah dan kulitnya sangat putih matanya bulat dan akan membentuk eyesmile jika tersenyum. Usianya 5 tahun lebih tua dari Taeyeon namun sudah pernah menikah 2 kali. Bom memiliki 2 anak, dan terkadang ia juga menganggap Taeyeon anak ketiganya.

“orang baru ya?” tanya Bom tampak tidak tertarik. Saat ini Bom berkencan dengan seorang namja bernama Choi Dongwook. Walaupun mereka tampak tidak terlalu cocok namun Bom tampak begitu bahagia. Dongwook adalah suami pertamanya yang pernah ia ceraikan namun tampaknya kini mereka rujuk kembali.

“dia seorang vampir, eonni!” ujar Taeyeon seperti ingin berbagi kesenangannya dengan orang lain.

“benarkah? Di Paju? Wah,” sahut Bom sedikit memperlihatkan bahwa ia menghargai antusiasme Taeyeon. “pasti ia tidak pintar jika bersama dengan pasangan trouble maker. Dan tampaknya Hyuna sedang menggodanya.”

Taeyeon baru sadar setelah Bom mengemukakan hal itu. Bom sangat pandai menangkap gelagat seseorang berkat pengalamannya dibanding Taeyeon yang masih hijau.

Vampir itu sedang lapar. Taeyeon sering mendengar bahwa darah sintetis yang dikembangkan di Jepang bisa memenuhi nutrisi, namun tidak memuaskan rasa lapar mereka. Itulah sebabnya selalu ada “insiden sial” dari waktu ke waktu. Dan di meja itu, Hyuna tengah membelai tenggorokannya memamerkan leher jenjangnya.

“dasar sundal!” umpat Taeyeon.

Tidak lama kemudian, Kim Bum, kakak Taeyeon masuk dan memeluknya. Dia tahu para wanita menyukai pria yang menyayangi keluarganya. Jadi, ia mendapatkan nilai itu dengan memeluk adiknya itu. Padahal ia tidak perlu melakukan itu untuk menaikan pamornya. Ia tampan. Walaupun terkadang ia bisa menyebalkan juga dimata Taeyeon, namun kebanyakan para perempan memilih mengabaikan itu.

“hey, Taeng. Bagaimana kabar halmoni?” tanya Kim Bum.

“baik-baik saja, seperti biasa. Tengoklah!”

“ne. aku akan kesana. Siapa yang kosong malam ini?” tanyanya lagi.

“cari saja sendiri.” Jawab Taeyeon.

Ketika Kim Bum mulai mengedarkan pandangannya, seketika para yeoja yang ada di bar itu mengangkat tangannya panik untuk merapikan rambut, pakaian, bibir mereka. Bahkan saat ia masuk ke bar itu, Bom ikut merapikan kausnya. Rekan kerja Taeyeon yang lain, Minzy, mengibaskan rambutnya dan menegakkan punggungnya agar dadanya terlihat membusung. Kim Bum melambaikan tangannya. Minzy pura-pura mengacuhkannya, sepertinya saat ini mereka sedang tidak akur. Tapi meskipun begitu, ia masih ingin mendapatkan perhatian Kim Bum.

Taeyeon kembali mengalihkan perhatiannya pada vampir itu. Ia sedang mengobrol dengan Hyuna. Hyunseung menatapnya dengan ekspresi begitu antusias sampai-sampai Taeyeon merasa cemas.

Taeyeon berjalan mendekati meja vampir itu dan  mengamati Hyunseung. Akhirnya ia menurunkan penjagaannya untuk mendengarkan pikiran pasangan itu.

Begitu Taeyeon tahu apa yang ada dipikiran mereka, ia membelalakan matanya. Hyunseung dan Hyuna dipenjara karena menguras darah vampir!

Marah bercampur cemas, Taeyeon bergerak mengambil minuman dan membawanya ke meja lain yang dekat dengan meja vampir itu.

Setelah mendengar pikiran mereka, Taeyeon baru tahu bahwa darah vampir dipercaya berkhasiat meringankan gejala penyakit dan meningkatkan gairah. Ada pasar gelap untuk memperjual belikan darah vampir dengan harga yang cukup tinggi. Dan pasangan trouble maker ini adalah salah satu pemasoknya.

Mereka pernah menjebak vampir dan menguras darahnya, lalu menjual darah vampir dalam ampul seharga 200 ribu won perunit . Biasanya vampir yang telah terkuras tidak akan bertahan hidup. Para penguras itu akan meninggalkan korbannya dalam keadaan terpancang atau dibuang begitu saja di tempat terbuka. Begitu matahari terbit, habislah mereka. Keadaan berbalik jika si vampir berhasil meloloskan diri. Penguraslah yang akan mati terkuras.

Taeyeon melihat vampir itu bangkit dan beranjak pergi bersama pasangan itu. Hyunseung menatap Taeyeon dan ia terlihat terkejut melihat ekspresi di wajah Taeyeon. Lalu ia berbalik, mengerdikkan bahu meremehkan, sama seperti semua orang yang selalu menganggapnya gila karena kemampuan membaca pikirannya itu. Sikap itu membuat Taeyeon marah. Sangat marah.

“eottoke?” pikir Taeyeon melihat mereka mulai keluar dari bar itu.”apa vampir itu akan mempercayaiku jika aku mengejarnya dan memberitahunya? Tidak ada yang percaya padaku. Kalaupun kebetulan ada yang percaya, mereka akan benci dan takut padaku karena telah membaca pikiran mereka. Orang-orang tidak mau mengakuinya meskipun mereka percaya dengan kelainanku ini. Tapi mereka hanya akan menganggapku gila. Dan memang terkadang aku merasa hampir gila!”

Bom pernah meminta Taeyeon membaca pikiran suami keduanya karena ia merasa suaminya itu akan meninggalkan dirinya dan kedua anaknya. Namun Taeyeon menolak permintaan itu karena ia ingin mempertahankan satu-satunya teman yang ia punya.

Taeyeon gugup, bingung, takut, dan marah. Tapi kemudian ia tahu ia harus bertindak. Taeyeon mendekati kakanya yang sedang merayu Soeun, salah satu pelanggan setia bar itu. Menurut kabar, Soeun tidak mudah tergoda.

“oppa!” panggilan Taeyeon mendesak. Kim Bum pun menoleh dengan memberikan tatapan jangan-menggangguku. “apa kau masih menyimpan rantai itu di bagasi mobilmu?”

“tidak pernah pergi kemana pun tanpa membawanya.” Ujarnya malas. Mata Kim Bum menyelidik wajah Taeyeon mencari tanda-tanda masalah, “kau mau berkelahi?”

Taeyeon memberikan senyum manisnya pada kakaknya itu, “kuharap tidak.” Kata Taeyeon dengan riang.

“hey, kau butuh bantuan?” tawar Kim Bum.

“tidak, terima kasih.” Tolak Taeyeon lalu menghampiri Bom memintanya melayani meja yang menjadi tanggung jawabnya untuk sementara.

“aku akan segera kembali setelah menyelesaikan urusanku. Kalau kau membersihkan meja-meja bagianku, aku akan membersihkan bagianmu lain kali.” Bom menganggukan kepalanya menyanggupi permintaan Taeyeon.

Taeyeon keluar melalui pintu karyawan yang berada di belakang bar itu. Dan ia menunjuk pintu itu pada Junsu memberitahunya bahwa ia meminta ijinnya keluar. Junsu mengangguk dan kembali meneruskan pekerjaannya menuangkan minuman namun ia tampak tidak senang.

Taeyeon berjalan mengendap-ngendap menuju belakang mobil Kim Bum yang terparkir di belakang bar bernama Xiah itu. Ia berusaha sebisa mungkin tidak mengeluarkan bunyi saat ia menapaki jalanan berkerikil itu.  Taeyeon mengambil rantai milik Kim Bum dan kembali berjalan mengendap-ngendap menuju sisi lain bar. Bar itu masih di kelilingi hutan. Junsu memastikan lingkungan cukup terang, tapi cahaya menyilaukan  dari lampu yang dipasang tinggi, membuat segalanya tampak ganjil.

Taeyeon melihat mobil sport merah milik pasangan itu. Taeyeon menggulung rantai itu ke tubuhnya agar tidak berbunyi saat bergerak. Taeyeon mengedaran pandangannya mencari mereka. Di satu sudut yang dekat hutan dengan dahan-dahan pepohonan yang menjuntai, ia mendengar suara erangan kesakitan dan bisik-bisik pelan. Taeyeon melihat vampir itu terbaring terlentang di tanah, wajahnya memperlihatkan penderitaan dengan taring yang mencuat keluar. Kilauan rantai menyilang kedua pergelangan tangannya dan turun hingga ke mata kaki. Rantai perak. Menurut cerita-cerita populer, vampir sangat alergi pada perak dan jika benda itu mengenai kulitnya, akan melepuh.

Di tanah, di dekat kaki Hyuna, tergeletak 2 ampul darah yang telah disedot. Dan Taeyeon melihat wanita itu sedang memasang penyedot baru pada jarum.

Mereka memunggungi Taeyeon dan vampir itu belum melihat Taeyeon yang mendekatinya pelan-pelan. Taeyeon melepaskan rantai yang menggulung di tubuhnya. Taeyeon teringat pandangan Hyunseung yang merendahkannya dan juga tidak pernah memberinya tip. Ia memutuskan menjerat Hyunseung terlebih dahulu. Taeyeon belum pernah terlibat perkelahian sebelumnya namun entah kenapa, ia benar-benar menantikan kesempatan itu sekarang.

Taeyeon mengayunkan rantainya dan benda itu menghantam punggung Hyunseung hingga membuatnya jatuh tersungkur disebelah korbannya. Ia menjerit dan segera melompat bangun. Sementara itu, ampul ketiga Hyuna hampir penuh dengan darah vampir.

Tangan Hyunseung merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sesuatu yang bersinar. Taeyeon menelan ludahnya. Hyunseung memegang pisau. Ia mencoba menyerang Taeyeon namun beruntung Taeyeon dapat menghindarinya walaupun ia terkena sedikit goresan di pahanya. Taeyeon mengayunkan rantainya dan sukses melilit di leher Hyunseung. Ia tercekik rantai itu sementara Taeyeon semakin mengeratkannya. Ia menjatuhkan pisaunya dan mencoba melepas rantai itu dengan kedua tangannya. Kehabisan udara, ia berlutut di aspal kasar, merenggut rantai itu dari tangan Taeyeon.

Begitu rantai itu terlepas, Taeyeon segera membungkuk menyambar pisau Hyunseung dan mengacung-acungkan kearahnya. Hyuna menyerbu maju tampak seperti penyihir fanatik diantara garis-garis bayangan yang dihasilkan cahaya lampu.

Ia berhenti di tempat ketika melihat pisau itu berada di tangan Taeyeon. Dia mengutuk, mencerca, dan mengumpat. Taeyeon menunggunya sampai ia kehabisan kata-kata dan membentak, “pergi!!”

Hyuna menatap Taeyeon dengan penuh kebencian. Dia berusaha meraup ampul-ampul darah, tetapi Taeyeon menghardiknya agar meninggalkan semuanya. Hyuna menarik Hyunseung hingga berdiri. Namja itu masih berdeguk, tercekik dan memegangi rantainya. Hyuna menyeretnya ke mobil mereka dan mendorongnya ke kursi penumpang. Lalu ia segera menghempaskan dirinya di kursi kemudi.

Saat mendengar deru mobil itu, Taeyeon segera sadar bahwa mereka punya senjata baru. Taeyeon berlari menuju vampir itu dan terengah-engah, “dorong dengan kakimu!” Taeyeon memegangi ketiaknya dan menariknya mundur dengan menjejakkan kaki. Mobil itu nyaris saja menerjang keduanya namun beruntung mereka dapat luput dari serangan Hyuna. Hyuna membanting setirnya untuk menghindari tabrakan dengan pohon pinus, lalu mobil berjalan menjauh.

“fiuhh..” Taeyeon menarik napas dan berlutut di sebelah vampir itu karena kakinya tak mampu lagi bergerak. Taeyeon terengah-engah, mencoba menenangkan diri sendiri. Vampir itu bergerak sedikit dan Taeyeon memandangnya. Taeyeon terkejut melihat gumpalan asap dari pergelangan tangannya yang tersentuh perak.

“oh, kasihan sekali kau!” ucap Taeyeon. Ia merasa marah pada dirinya sendiri karena terlambat menolongnya. Taeyeon segera melepaskan rantai perak tipis dan panjang itu dari kaki dan tangan vampir itu. Ia penasaran dengan cara apa Hyunseung dan Hyuna mengalihkan perhatiannya sementara mereka mengambil posisi untuk menjeratnya dengan perak.

“mianhae, aku tidak datang lebih cepat.” Ucap Taeyeon penuh penyesalan. “kau akan segera pulih, kan? Apa kau ingin aku pergi?”

“ani.” Jawaban itu membuat Taeyeon senang hingga ia menambahkan, “mereka bisa datang lagi, dan aku belum bisa melawan.”

Taeyeon memasang wajah masam. Dan sementara vampir itu memulihkan diri, Taeyeon berjaga-jaga. Taeyeon duduk membelakanginya memberinya sedikit privasi. Taeyeon mengerti tidak nyaman di pandangi orang lain sementara ia sedang terluka. Tidak lama kemudian vampir itu sudah duduk.

Ia tidak langsung bicara. Taeyeon menoleh menatapnya dan menyadari bahwa vampir itu berada lebih dekat dari yang ia kira. Matanya yang tajam menatap Taeyeon. Taringnya sudah kembali tertarik masuk.

“gomawo.” Ujarnya kaku.

Taeyeon POV

“gomawo.” Ucapnya terdengar kaku.

Jadi ia tidak senang sudah diselamatkan oleh yeoja? Dasar namja!

Ternyata ia begitu tidak tahu terima kasih, kupikir aku bisa membalasnya dengan ketidaksopananku cukup setimpal. Aku menurunkan penjagaanku hendak mendengar pikirannya. Lalu aku….. eh? Aku tak mendengar apa-apa!

“Oh!” seruku terkejut. “aku tak bisa mendengarmu!”

“gomawo.” Kata vampir itu menggerakan bibirnya secara berlebihan.

“ani, bukan begitu maksudku. Aku bisa mendengarmu berbicara, tapi….” Dan didalam ledakan semangat, aku melakukan sesuatu yang takkan  kulakukan dalam keadaan biasa. Aku berbalik menghadapnya dan meletakka tanganku di kedua sisi wajahnya yang pucat kemudian aku menatapnya lekat-lekat. Ku fokuskan energiku  untuk membaca pikirannya. Tapi…aku tak mendengar apapun!

Taeyeon POV end

Mata vampir itu melebar dan menggelap, tetapi ia tetap diam.

“oh, mianhae.” Taeyeon terkesiap baru menyadari apa yang baru dilakukannya. Taeyeon menarik tangannya dari wajah vampir itu.

Taeyeon mulai berbicara tentang Hyunseung dan Hyuna namun di benaknya sibuk memikirkan betapa luar biasanya berada di dekat  seseorang yang tak bisa ia baca pikirannya. Taeyeon tidak akan mengetahui apa yang ada dibenak vampir itu kecuali kalau ia mengatakannya keras-keras. Betapa senangnya Taeyeon mendapatkan kesunyian itu.

“…jadi, kupikir aku datang kesini saja untuk melihat bagaimana keadaanmu.” ucap Taeyeon.

“kau datang kesini untuk menolongku. Itu sungguh tindakan yang sangat berani,” sahut vampir itu dengan suara yang begitu halus seperti hendak memikat korbannya.

“hajima!” ketus Taeyeon.

Vampir itu tampak tercengang sesaat sebelum ekspresi wajahnya kembali datar. “apa kau tidak takut berduaan saja dengan vampir yang kelaparan?” tanyanya. Ada kesan menggoda namun berbahaya pada kata-katanya.

“aniyo.”

“apa kau pikir bahwa dengan menyelamatkanku kau sudah aman, bahwa aku memiliki sedikit saja perasaan sentimental setelah menjadi vampir bertahun-tahun? Vampir sering berbalik menyerang orang yang mempercayainya. Kau tahu, kami tidak menganut nilai-nilai manusia.”

“manusia juga banyak yang mengkhianati sesamanya,” ujar Taeyeon. “aku tidak sebodoh itu.” Taeyeon menelengkan lehernya dan melilitkan rantai perak itu di leher dan lengannya sendiri. Hal itu membuat vampir tersebut menggigil.

“tapi ada arteri yang tampak nikmat di pahamu.” Ucap vampir itu setelah jeda beberapa saat untuk menguasai diri.

“itu tidak sopan, aku tidak mau mendengar!”

Sekali lagi mereka saling bertatapan dalam keheningan. Taeyeon takut tidak bisa bertemu dengannya lagi. Kunjungan pertamanya ke bar Xiah berakhir seperti ini. Maka Taeyeon mencoba menyerap setiap detil moment-moment langka itu. Baginya ini adalah sebuah hadiah yang sangat berharga. Taeyeon ingin menyentuhnya sekali lagi karena ia sudah lupa bagaimana rasanya menyentuh vampir itu. Tapi Taeyeon berpikir kembali, tindakan itu akan melewati batas-batas tata krama, dan mungkin akan mendorong vampir itu melancarkan godaannya lagi.

“apa kau mau meminum darah yang sudah mereka kumpulkan?” tanya vampir itu tiba-tiba, “sebagai tanda terima kasihku.” Ia menunjuk ampul-ampul darah yang tergeletak di aspal. “darahku dipercaya meningkatkan kesehatan dan menyalakan gairah suami-istri.”

“aku sehat seperti kuda, dan aku belum menikah.” Jawab Taeyeon cepat. “kau bisa melakukan apapun dengan darahmu itu.”

“kau bisa menjualnya,” sarannya, tapi sepertinya ia hanya ingin melihat reaksi Taeyeon.

“aku tidak mau menyentuhnya!” ketus Taeyeon.

“kau berbeda,” ucap vampir itu memandang Taeyeon. “makhluk apa kau?”

“aku Kim Taeyeon, seorang pelayan.” Sahut Taeyeon. “siapa namamu?”

“Jaejoong.” Jawab vampir itu.

“vampir Jaejoong!” seru Taeyeon. “kukira namamu Robert, Edward, atau Jasper! Aigoo.. Jaejoong!” tawa Taeyeon. Sudah lama ia tidak merasakan tawa selepas itu. “baiklah, Jaejoong, sampai nanti. Aku harus kembali bekerja.” Ucap Taeyeon.

Taeyeon meletakan tangannya di bahu Jaejoong dan menjadikannya tumpuan untuk bangkit. Bahunya sekeras batu. Taeyeon merapikan kaus kakinya dan memastikan tingginya sama. Dan juga ia merapikan pakaiannya kalau-kalau kotor atau robek akibat perkelahian tadi. Setelah itu melambaikan tangannya pada Jaejoong sambil berjalan kembali menuju bar.

Taeyeon merasa begitu gembira hingga tersenyum terus. Tapi Kim Bum pasti akan sangat marah tentang rantainya.

To be continue..

A5-4Q_DCYAEZRo8-horz

[FF] I’ll Protect You (Teaser)

Kim Taeyeon menikmati pekerjaannya sebagai pramusaji di Paju, Gyeonggi.

Dia cantik dan lucu. Tetapi di kota yang mempercayai vampir bukan sekedar legenda itu, hanya segelintir orang yang menghargai kemampuan membaca pikirannya.

Lalu datang vampir yang selalu dia impikan, Kim Jaejoong, dengan pikiran yang tidak bisa dibacanya. Dialah tipe pria yang ia nantikan selama ini.

Tetapi Jaejoong adalah vampir dengan reputasi buruk dan lingkungan pergaulan yang menakutkan. Ketika Paju dikejutkan dengan misteri pembunuhan, dan salah satu rekan kerja Taeyeon menjadi korban.

Jaejoong dan vampir lainnya di kota itu menjadi tersangka. Dan Taeyeon takut, dialah korban berikutnya.

**

Main Cast :

_kim_tae_yeon__03042010202945

Kim Taeyeon

428109_588062304543673_97869460_n

Kim Jaejoong

**

Annyeong~

Author nyiapin satu lagi FF yang di ambil dari novel karya Charlaine Harris, Death Until Dark.

Ada yang pernah baca? 😀 ini novel top banget dah. Recommended banget buat di masukin ke koleksi buku-buku kalian!^^

Oh ya, disini ada yang suka baca ff TaeJae? Emang di kita gak se-BOOMSHAKALAKA-BOOMSHAKALAKA di luar *kebanyakan maen ma TOP*

Tapi Taeyeon itu ajaib apa gimana ya? di pasangin ma siapa pun cocok aja. Apa lagi Xiah *jiwa TaeSu kumat*

FF ini cuma buat selingan aja kalo author lagi macet ide bikin ff yang 100% bikinan sendiri, dalam artian tanpa di pengaruhi novel. Tapi ini juga tentu saja FF’nya pake bahasa author sendiri.

Oh ya, nanti ada vampir muda yang umur belasan dan author mau ngambil dari anak-anak EXO. Kira-kira yang cocok jadi vampir siapa ya? Author mikirnya Tao. Setuju ga? Soalnya mukanya agak-agak misterius gimanaaaaaa gitu. hehe..

FF yang belum jadi ditunggu aja~ Dan barangkali ada yang mau FFnya di post disini, pm aja ke Facebook author disini . Tapi syaratnya FFnya belum pernah di publish dimana pun.

Ashiya Says, “apa sih cita-citamu?”

Lagi gak mood bikin FF nih, sharing aja dulu ya.^^

Reader semua disini pasti punya cita-cita kan nantinya mau jadi apa? Dan cita-cita kalian itu suka berubah-ubah gak?

Author banget tuh yang cita-citanya berubah-ubah. kekeke~

Waktu kecil, pengen jadi suster. Tau deh tuh kenapa pengen jadi suster padahal kalo disuruh minum obat aja suka kabur. hahaha…

Tapi emang kebanyakan anak kecil itu kalo di tanya “cita-cita kamu apa?”, pasti kebanyakan jawabnya dokter, suster, atau polisi. Kalo kalian apa cita-citanya waktu kecil? Jadi presiden, kah? haha…

Setelah suster, tiba-tiba ganti lagi pengen jadi guru. Pertanyaannya, kenapa guru? Guru apa?

Guru Bahasa Inggris. Waktu itu author masih kelas 4 SD, dan pertama kalinya belajar bahasa Inggris secara formal. Nah, karena di rumah author suka baca-baca buku latihan bahasa Inggris eonni’nya author yang waktu itu masih kelas 6 dan author kelas 1 SD, jadi author lebih banyak tahu tentang vocabulary bahasa Inggris dibanding temen-temen author. #pamer!!! Hahaha.. Yah walaupun pengucapannya salah (sebagian sih), namanya juga belajar sendiri. Gak ada yang ngajarin, maklum orangtua author itu pada sibuk. Bahkan waktu TK, yang ngurus author itu sama pembantu, pulang dari TK yang jemput bukan orangtua. Liat anak-anak lain yang ditungguin ma orangtuanya, iri. Tapi dengan itu semua, author jadi bisa mandiri dan gak terlalu bergantung ke mereka. FIGHTING!! *kepalin tangan*

Kembali ke cita-cita guru, penyebabnya adalah karena di puji sama guru bahasa Inggrisnya soalnya kalo ditanya beberapa kata dalam bahasa Inggris, author doank yang jawab. Bener kata dosen author, kalo omongan guru itu akan selalu diinget sama muridnya. Baik itu yang bagus, maupun yang jelek. Sampe sekarang udah bertaun-taun author masih inget. #ILoveMyFirstEnglishTeacher

Beranjak SMP, cita-citanya ganti lagi. PRAMUGARI! hahaha…. Soalnya suka banget kalo liat mbak-mbak, teteh-teteh pramugari yang mondar-mandir di bandara. Penampilan rapi, modis, gitu deh. Sampe sekarang sih sebenernya masih ada sedikit keinginan jadi pramugari. Waktu lulus SMA dapet tawaran sekolah di penerbangan tapi gak dapet ijin dari orang tua. T.T  Tapi beberapa waktu lalu author di ajak jadi pramugari di penerbangan Thailand, ikut sama keponakannya bibi. Soalnya ponakannya itu mau di pindahin ke penerbangan di Eropa. Jadi sebagai pengganti mungkin. Wah author seneng banget tuh, secara author itu suka penasaran sama dunia luar. Apalagi kalo sampe lintas negara gitu. Keluar provinsi aja excited banget! Tapi kemudian mikir lagi, sekarang kan masih kuliah!?? Masa kuliahnya berenti udah tingkat akhir?! Sayang banget kan, ya?

Masuk SMA, banyak banget nih cita-citanya. Penulis, kerja di kedutaan, sampe jadi anggota NASA. hahaha..

Oke, bahas satu persatu. Pertama, penulis. Author sebenernya udah ada ketertarikan di bidang ini sejak SD yang suka bikin cerita-cerita. Misalnya dongeng yang pake bahasa sendiri. Tapi waktu SD itu tertariknya sama guru. :3 Kemudian waktu SMA itu kan ngadain psikotest. Dan ternyata hasilnya yang paling tinggi itu di bidang literature. Dan dari satu kelas itu, cuma author yang nilainya tinggi dibidang itu. Mungkin karena itu juga ya, author demen banget nulis di blog ini. hehehe.. Jadi kalo di sekolah ada tugas bikin karangan, author suka banget!

Gimana ceritanya sampe pengen jadi penulis? Waktu itu guru bahasa Indonesia author ngasih tugas  bikin kelompok buat nampilin drama. Tema dan genre bebas. Kemudian temen-temen nunjuk author buat bikin ceritanya. Oke deh, gak pa-pa bikin sendiri juga soalnya kalo di tambahin ide orang lain author malah jadi bingung. Ya udah author bikin, waktu itu ceritanya tentang kehidupan di sekolah Internasional yang isinya murid-murid asing. Masih inget tuh ada yang meranin orang China yang ngomongnya banyak hanyaaaaa~ ditambah lagi temen author itu mukanya Chinese banget jadi cocok, pake kacamata bulet lagi kayak koko-koko di Glodok! haha.. Ada juga yang meranin orang Arab yang banyak ngomong ente-ane dan logatnya juga di mirip-miripin, Afrika-Amerika sebagai Berry (panggilan Obama) karena temen author itu persis Obama yang kriting dan berkulit gelap, Indonesianya dari Padang yang ngomongnya ambo-ambo’an mulu, dan terakhir dari England yang diperanin sama author sendiri karena gak ada yang mau ngomongnya campur bahasa Inggris. hehehe… padahal author mukanya Asia banget. Ketawa aja suka sampe merem. Sampe ada yang bilang, “kalo dia ketawa kita ngumpet yuk! biar pas berenti ketawanya, gak ada siapa-siapa.” Hahaha…ketawa sendiri kalo udah ada yang ngomong gitu. Tapi belakangan ini, ada yang nyebut eyesmiler. aihhhhh…berasa gimanaaaa gitu. hihihi… gara-garanya temen author liat Eunji APink di cover Reply 1997 yang lagi ketawa. Katanya sama, matanya agak melengkung(?) gitu. hahaha….

Oh ya, Genre dramanya komedi. Ide itu muncul pas pembagian kelompoknya dengan liat temen-temen sekelompok itu yang penampilannya lintas benua. hahaha… Selama kita nampilin itu drama, kelas rame banget sama yang ketawa bahkan ada anak-anak dari kelas lain yang juga ikut nonton di luar kelas. Gurunya juga yang dikenal dingin dan jarang ketawa, sampe ikutan ketawa. Author bangga banget disitu. #Terharu

Pertunjukan selesai dan yang lain juga udah tampil semua, gurunya ngumumin drama siapa yang paling bagus, dan ternyata dramanya kelompok author. Apalagi yang dipujinya kebanyakan ide ceritanya. Pas ditanya siapa yang bikin, temen-temen langsung nunjuk author. dan waaahhh kebayang donk gimana bangganya jadi the best dan juga dapet tepuk tangan yang meriah.^^ “kelompok ini paling bagus dibandingin kelas-kelas lain.” kata guru itu. #SenengBanget

Abis itu guru bahasa Indonesia itu, ngasih tau ke guru bahasa Inggris, kalo author bikin drama yang ada campuran bahasa Inggrisnya dan author sendiri yang meranin. Author taunya waktu lagi jalan lewatin kantor guru sama temen-temen, pas guru bahasa Inggris author lagi ada diluar, namanya ibu Fitria Fransiska Dewi, panggilannya bu Fitri. Manggil author terus bilang gini, “Ka, kata Pak Dadi kamu ngomong bahasa Inggris ya di dramanya?” terus temen author ngeduluin jawab, “iya, bu. Yang bikin juga dia.” Bu Fitri’nya cuma yang senyum-senyum seneng aja. Mungkin ngerasa bangga anak didiknya ada yang suka sama pelajarannya. 😀

Waktu Try Out, author seneng banget! Dari sekian ratus murid kelas 3 jurusan IPS yang ikut T.O kedua kalo ga salah, yang lulus ujian bahasa Inggris cuma author doank! Kalo yang di kelas IPA sama Bahasa author kurang tau. Waktu itu gurunya bilang gini didepan kelas, “Ka, kamu satu-satunya dari IPS yang lulus di pelajaran bahasa Inggris.” Waaaah seneng banget tuh! Apalagi author ngerjainnya itu jujur, gak nyontek. Kalo mata pelajaran yang lain yaaaaa…ada lah lirik sana sini dikit. hahaha…jujur banget ya?! Author gak pernah nyontek kalo untuk pelajaran bahasa Inggris. Jadi kalo ulangan dapet nilai 100, bangga banget!

Waktu ujian praktek UAS, pelajaran bahasa Inggris tugasnya bikin drama juga. Author yang bikin sendirian mana full English lagi. Ceritanya tentang suster ngesot dan author yang meranin ntu suster. Ngesot-ngesot terus ampe kotor dah ntu baju suster, mana dapet minjem lagi. haha.. Tapi katanya cerita dan dialognya juga bagus! 😀

29900_129467960416160_4087796_n
author yang jadi suster ngesotnya -__-

Kemudian tentang cita-cita di kedutaan. Karena author suka banget pelajaran bahasa Inggris jadi pengen berhubungan dengan dunia internasional. Waktu keluar SMA, tadinya author mau ngambil FISIP jurusan Hubungan Internasional, tapi karena peminatnya di jurusan itu cuma dikit, jadi author ngambil jurusan lain yang masih berhubungan dengan bahasa Inggris. Author takutnya gak betah kalo kuliah temen-temennya cuma dikit. Apalagi yang masuk FISIP itu kebanyakan bapak-bapak. :3 Begitu author masuk ke jurusan yang sekarang, senior author ada yang punya tunangan kerja di kedutaan di Italy. Author langsung yang wuiiiiiiih hebring!! Pengeeeeeeeen! :3 Temen nanya, “emang kamu bisa ngomong bahasa Italy?” author jawab, “nggak, cuma tau te amo doank!” GUBRAK!!!

Tentang NASA, author suka banget pelajaran astronomi. Karena waktu SMA, author masuk jurusan IPS, jadi pelajaran ini ada di Geografi. Suka nulis, kok gak masuk jurusan bahasa? Ada sih ketertarikan masuk jurusan bahasa tapi sekali lagi karena peminatnya cuma dikit, cuma ada 2 kelas. Itu pun satu kelasnya cuma 20 orang. Jadi author ngambil IPS yang lebih banyakan. Kembali ke NASA, pembelajaran tata surya itu yang paling author sukai di pelajaran Geografi. Kalo tentang sensus-sensus atau kependudukan gitu author agak males. nyahahaha… Waktu kuliah juga ada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar dan author ngambil materi Solar Storm atau badai matahari. Ngeri banget dah liatnya. Apalagi liat videonya di Youtube yang pernah kejadian di Quebec, Kanada sekitar taun 80an (author belum lahir). Ditambah lagi waktu itu lagi rame-ramenya kiamat 2012. Padahal itu bukan kiamat, tapi badai matahari yang emang ada siklusnya terjadi tiap 11 tahunan kalo gak salah. Pas presentasinya pun lancar banget walaupun itu presentasi individu. Yah kalo kita menyukai dan juga menguasai materi pasti terasa mudah.

Kalo ada berita tentang NASA dan segala temuannya pasti author ikutin walaupun kadang mereka bikin berita palsu. Itu yang sangat disayangkan. -__-

Dari sekian banyaknya cita-cita itu, yang udah terlaksana atau sedang terlaksana adalah cita-cita waktu SD. Guru Bahasa Inggris. Author sekarang kuliah di keguruan bahasa Inggris dan ternyata ngajar itu menyenangkan apalagi muridnya welcome banget sama kita. Apalagi author dibilang guru PPL favorit. Hahaha

Praktek ngajar sebulan itu serasa singkat banget. Pas perpisahan sedih banget ninggalin murid-muridku tercintahhh. Walaupun cuma 1 bulan tapi udah serasa deket banget. Waktu author balik lagi kesana karena ada urusan, author sempetin lewatin kelas-kelas yang pernah author ajar. Author ngajar kelas 3. Waktu itu cuma ada satu kelas yang lagi pada nongkrong didepan kelas mereka. Pas author lewat kesitu, mereka langsung tereak nyamperin dan salaman. Bahkan ada yang minta ngajar lagi di kelas itu. Yaaaa moga aja nanti author di tawarin ngajar di SMK itu lagi. 😀 hehe..

Cita-cita jadi guru itu sempet tenggelam(?) dan kurang minat lho. Gak tau deh kenapa. Waktu keluar SMA itu bingung banget mau kemana ngelanjutinnya. Tadinya pengennya ke Sastra Jepang yang di UNPAD karena author lagi suka-sukanya sama Jejepangan(?) tapi karena gak ada basicnya, akhirnya gak jadi. Pramugari, tadi udah di jelasin. Bahasa Inggris di UNSOED Purwokerto karena dapet beasiswa disana tapi gak dapet ijin orangtua karena terlalu jauh. Padahal lumayan banyak alumni SMA author yang lanjutin kesana. Design & Multimedia di Politeknik LP3I Bandung, meskipun lumayan deket tapi tetep gak dibolehin. :3 Mereka justru pengennya author masuk ke perawat atau bidan. Aigoo..authornya gak mau. Walaupun pernah masuk list cita-cita. hahaha.. Minatnya emang lebih condong ke kebahasaan. Saking keselnya ini gak boleh, itu gak boleh, author sampe bilang gini, “ya udah jadi TKI aja ke Jepang!!” eh , jawabnya malah, “ya udah sana.” GUBRAK!!

Eh belakangan ini mereka malah nyaranin kerja di luar. KOREA pemirsa!! KOREA SELATAN!! Ya…author juga rada-rada mau sih. Hahaha.. bukan karena author KPOP-ers ya, tapi emang author itu paling pengen banget bisa ngerasain tinggal di negara orang. :3 Apalagi waktu taun kemaren author studi banding ke Universitas Udayana, Bali. Waktu ngunjungin Ubud, ketemu orang Korea yang lagi ngajar SMP di Bali. Nama panggilannya Jenny, aslinya Kang Yeajin. Dia dari Cheonan. Itu looooh kampungnya Yesung SuJu. :3Dia ini ternyata suka keliling Asia buat ngajar. AAAAAAAARRRRGHHHH PENGEN!!! Dia ikut program apaaa gitu.

Waktu ketemu sama dia itu author lagi bertiga sama temen author jalan-jalan disitu. Kenalan, terus pas ditanya dari mana dia jawab “I’m from South Korea.”. temen author yang tau kalo author suka per-Korea-an, langsung bilang, “wah, Korea, Ka!!” Terus author langsung nyapa pake bahasa Korea juga, “annyeong haseyo~” sambil sedikit membungkuk. Dia langsung yang senyum dan ikut ngebungkukin juga. kayak yang seneng ada yang nyapa pake bahasanya. terus dia nanya, “are you Korean?” author jawab “no, I’m Indonesian.” terus dia manggut-manggut sambil merhatiin author dari ujung kaki ke ujung kepala dengan tatapan seperti yang kurang meyakinkan. hahaha.. terus dia nanya lagi, “are you Balinese?” author jawab. “no, I’m from West Java.”. “West Java? aaah..Bandung?” tanya dia. author jawab bukan tapi deket-deket situ.

Terus kita ngobrol-ngobrol biasa. Dia bilang gini ke author, “you look like a Korean girl.” author langsung yang o.O Dibilang mirip Korea sama orang Korea asli, kaget banget kan. terus author nanya mirip apanya, dia jawab. “you have white skin, straight hair, and your eyes too. Even you’re whiter than me.” kira-kira gitu ngomongnya. Hahaha.. aduh mbak, ini udah dari sananya! kkkk~ Tapi ya emang sih banyak yang ngomong mirip Jepang, Korea, China. Bahkan waktu abis dari Jakarta author pulang sendiri naek kendaraan umum, orang disebelah ngira author ini orang China. -__-”

Abis itu author nyeritain kalo author punya keinginan ngajar bahasa Inggris di Korea atau Jepang. Karena katanya orang Korea sama Jepang itu susah kalo ngomong bahasa Inggris. Dan dia mengiyakan kalo orang Korea emang gak bisa ngomong bahasa Inggris dan merupakan kesempatan bagus kalo author nyoba ngajar disana. terus author nanya, “but you’re good in English.” Dia ketawa dan bilang kalo dia pernah tinggal di US dan dia juga bilang kalo dia ngajar di Bali ini ngajarin bahasa Inggris. PANTESAN! Hahaha…

Dia juga bilang abis dari Bali mau ke Bandung dan Jakarta buat ngajar lagi. Terus bilang semoga ketemu lagi di Bandung atau Jakarta (sebelumnya author bilang kalo author sering maen ke Jakarta). Ya author emang sering sih berangkat ke Jakarta sendirian. Soalnya banyak sodara disana.

Setelah sekian lama author gak liat fb dan twitternya eonni itu, pas author masuk fb, di TL itu ada foto dia sama anak-anak Philipina apa Thailand gitu (lupa lagi). Dari situ author punya keinginan kayak dia. Ngajar sambil traveling keliling dunia, siapa yang gak mau?

Jadi sampe sekarang author masih punya keinginan kayak dia. Bisa sukses ngajar. Yaaa minimal di negara sendiri lah. Dan juga author pengen banget ngikutin jejak dosen author yang bisa kuliah di Australia secara gratis. Moga aja nanti author bisa lanjutin S2 di negara maju. Amiiiiiien… hehehe…

Oke, itu sedikit cerita tentang cita-cita author. Reader semua, kasih tahu donk apa cita-citanya. 😀

Bercita-citalah setinggi-tingginya supaya kita bisa memotivasi diri kita sendiri dalam meraih cita-cita itu.

Komen yuk!^^

Eh iya, buat kalian barangkali mau baca ulang FF-FF yang ada disini, author udah buatin halamannya. Masuk aja ke halaman FF Series.

l

Daftarnya

m

Bonus Pic TaeWon

ashiya19.wordpress.com