Daily Archives: March 8, 2013

[FF] Seoul Camp Lake (Chapter 3)

Author : Ashiya
Cast : Choi Sooyoung (Girls’ Generation), Choi Minho (SHINee), Kim Taeyeon (Girls’ Generation), Jessica Jung (Girls’ Generation), Tiffany Hwang (Girls’ Generation), Leeteuk (Super Junior), Kwon Yuri (Girls’ Generation), etc. You’ll find ‘em later
Genre : Horror
Rating : T
Disclaimer : This story based on horror fiction series Goosebumps created by R.L Stine
©Copyright : ashiya19.wordpress.com

-Previous Chapter-  

“AKU BENCI PERKEMAHAN INI!!” aku menjerit. Beberapa laba-laba kusingkirkan dengan menggunakan senter.

Dan tiba-tiba aku mendapat ide. Apa salahnya kalau aku membalas perbuatan Tiffany dan Taeyeon  padaku? Mereka telah mempermalukanku didepan semua peserta perkemahan. Padahal aku tidak berbuat apa-apa terhadap mereka.

Aku mengeluarkan baterai senter. Aku  menarik napas dalam-dalam, lalu aku membungkuk dan memasukkan segenggam laba-laba kedalam selongsong senter.

Isshh. Aku sampai merinding! Bayangkan saja aku harus memegangi laba-laba! Tapi aku tahu pengorbananku takkan sia-sia. Aku mengisi senterku dengan makhluk-makhluk hitam yang bergeliut tanpa henti. Setelah penuh. tutupnya kupasang lagi.

Kemudian aku mencari jalan pulang. Aku melangkahi pohon tumbang. Dalam waktu singkat, jalan setapak sudah ku temukan kembali. Sambil membawa senter dengan hati-hati, aku bergegas ke pondokku.

Aku berhenti didepan pintu. Lampu-lampu di dalam masih menyala. Aku mengintip lewat jendela yang terbuka. Tidak ada siapa-siapa didalam. Aku pun menyelinap masuk.

Aku menyibak selimut di tempat tidur Tiffany. Kemudian kutuangkan setengah dari laba-labaku ke tempat tidurnya. Selimutnya kurapikan kembali. Sekarang aku akan menuangkankan sisa laba-laba itu di tempat tidur Taeyeon  namun saat aku sedang menuangkannya, terdengar suara langkah di belakangku. Cepat-cepat aku merapikan selimut Taeyeon dan berbalik.

Seseorang muncul di pintu, “hei, apa yang kau lakukan?!”

-Chapter 3-

Jessica muncul di pintu.

“eo..eobseo!” jawab Sooyoung menyembunyikan senternya di belakang punggung.

Jessica menguap. “sepuluh menit lagi lampu-lampu harus dimatikan.”

“n..ne. araseumnida.” Jawab Sooyoung. Ia melirik ke tempat tidur Tiffany. Salah satu sudut selimutnya belum sempat ia rapikan. Tapi Tiffany tidak akan tahu, pikir Sooyoung.

Tanpa sadar, Sooyoung senyum-senyum sendiri. Tapi kemudian ia cepat-cepat pasang tampang serius tidak ingin Jessica melihatnya dan mencurigainya.

“besok kau ikut kegiatan apa?” tanya Jessica sambil berlalu menuju lemarinya mengeluarkan piyamanya. “renang bebas?”

“bukan. Dayung.” Jawab Sooyoung. “aku ingin naik perahu dayung yang kering dan aman. Aku tidak berminat mondar-mandir di danau kotor yang penuh ikan dan makhluk lainnya.”

“hei, aku juga!” seru Jessica.

Sooyoung hendak bertanya apakah Jessica mau jadi pasangannya untuk berdayung besok, namun Tiffany dan Taeyeon keburu masuk. Mereka melihat Sooyoung dan langsung tertawa terbahak-bahak mengingat keusilan mereka.

“seru sekali tarian yang kau bawakan waktu api unggun tadi,” ucap Tiffany menertawai Sooyoung.

“gayanya seperti kalau ada ular dipunggungmu!” Taeyeon menimpali dan mereka berdua kembali tertawa terbahak-bahak.

“tertawalah sepuas-puasnya. Beberapa menit lagi giliranku yang tertawa. Aku sudah tidak sabar.” Batin Sooyoung.

Beberapa menit kemudian, Jessica mematikan lampu.

Sooyoung berbaring di kasurnya yang keras dan menatap kasur Tiffany di atasnya. Ia cengar-cengir sendiri dan menunggu..

Menunggu..

Tiffany berbalik di tempat tidurnya. Sooyoung bisa mendengarnya menarik napas keras. Dan kemudian Taeyeon dan Tiffany mulai menjerit-jerit. Sooyoung tertawa keras, ia tidak sanggup menahan diri.

“aku digigit! Aku digigit!” panik Tiffany. Lampu-lampu dinyalakan kembali.

“tolong!” Taeyeon memekik. Ia melompat turun dari tempat tidur.

“aku digigit!” teriak Tiffany lagi. Ia dan Taeyeon melompat-lompat dan menggeliat-geliut. Mereka menepuk-nepuk lengan, kaki, dan punggung masing-masing. Sooyoung sampai harus menggigit bibir untuk menahan tawa.

“laba-laba! Mereka ada di mana-mana!” Taeyeon memekik. “akh!! Mereka menggigitku!” ia menarik lengan baju tidurnya, “akh!! Appo!” pekiknya mulai menangis.

Jessica berdiri di samping saklar lampu. Sooyoung masih duduk di tempat tidur menonton Taeyeon dan Tiffany yang masih disibukan oleh laba-laba itu. Tapi kemudian, ucapan Jessica menyingkirkan senyum dari wajah Sooyoung.

“Sooyoung yang menaruh laba-laba di tempat tidur kalian!” ia memberitahu Tiffany dan Taeyeon. “aku memergokinya mengotak-atik tempat tidur kalian waktu aku masuk tadi.”

“Dasar tukang ngadu!” batin Sooyoung. “Mungkin ia masih marah padaku karena aku menumpahkan obat asmanya.”

Sedetik kemudian terdengar suara ketukan pintu dan Jessica segera membukakannya.

“ada apa malam-malam begini ribut-ribut?” heran Leeteuk. Ia segera melihat Taeyeon yang sudah berurai airmata, “ya! Taeyeon-ah! Waegeurae?” paniknya menghampiri yeojanya itu. Ia tercengang melihat tangan dan kaki Taeyeon serta Tiffany yang memerah.

“oppa, Sooyoung menaruh laba-laba di tempat tidur Taeyeon dan Tiffany!” lapor Jessica pada Leeteuk.

“mwo?” kejut Leeteuk berganti menatap Sooyoung tidak percaya. “ah, sebaiknya kalian segera ke ruang P3K untuk memastikan laba-laba itu tidak beracun. Kajja!” Leeteuk pun membawa Taeyeon dan Tiffany menuju ruang P3K.

“kau ingin mereka masuk rumah sakit karena di gigit laba-laba itu??” sinis Jessica.

“mana ku tahu laba-laba jenis itu beracun.” Sahut Sooyoung tanpa bersalah, “lagi pula mereka pantas menerimanya karena telah mengerjaiku terlebih dahulu!”

Jessica hanya mencibir dan kembali ke tempat tidurnya.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan Tiffany masuk seorang diri.

“bagaimana luka gigitannya? Mana Taeyeon?” tanya Jessica menghampiri Tiffany.

“aku sudah di obati. Taeyeon terpaksa harus menginap di ruang P3K karena luka gigitannya cukup parah.” Jawab Tiffany dan ia melirik Sooyoung dengan tatapan marah.

“mianhae..” ucap Sooyoung namun Tiffany tidak menanggapinya.

“Sica, aku tidur denganmu ya. Aku takut laba-laba itu masih berkeliaran di tempat tidurku.” Jessica pun mengangguk.

“mereka tidak mau berteman denganku? Sepertinya mereka semakin tidak menyukaiku. Tapi…ya sudah, aku akan mencari teman lain.” Batin Sooyoung.

Sementara itu di ruang P3K, Leeteuk menunggui Taeyeon yang terus menangis kesakitan akibat gigitan laba-laba itu.

“uljima.” Leeteuk menyeka airmata Taeyeon.

“temani aku disini. Aku takut tidur sendirian disini.”

“ne.”

“kalau kau ngantuk berbaring saja di sebelahku.” Ucap Taeyeon menggeser tubuhnya memberikan sedikit tempat untuk Leeteuk.

“baiklah.” Leeteuk beranjak dan membaringkan dirinya disebelah Taeyeon dan memeluknya.

“gomawo, ajussi.”

Leeteuk tertawa mendengar ucapan Taeyeon, “cheonma, ajumma!” ucap Leeteuk semakin mengeratkan pelukannya.

“ajussi..”

“hm?”

“terlalu erat.” Ucap Taeyeon. “sesak.”

“o..oh..ne.” sahut Leeteuk tergagap dan melonggarkan pelukannya.

**

Keesokan pagi, di bangsal asrama, Sooyoung sarapan seorang diri. Diruangan itu ada 2 meja panjang yang membentang dari dinding ke dinding. Satu untuk anak laki-laki, satu lagi untuk perempuan.

Sooyoung duduk di ujung meja dan makan sereal tanpa berkata apa-apa. Semua yeoja yang duduk disitu asyik bercerita. Taeyeon sudah lebih baik dan kini ia duduk disamping Tiffany dan menatap Sooyoung dengan pandangan tidak menyenangkan.

Sooyoung mengacuhkan tatapan Tiffany dan Taeyeon, kini ia beralih melihat Minho di meja lain. Ia dan teman-temannya asyik bercanda. Minho menaruh sepotong kue panekuk di  keningnya, dan anak lain menepuknya sampai jatuh. “paling tidak ada yang gembira.” Pikir Sooyoung. Ingin rasanya ia menghampiri Minho dan memberitahunya betapa tertekannya ia di tempat ini. Tapi ia tahu pasti Minho akan menyuruhnya jangan terlalu serius. Karena itu Sooyoung memilih untuk diam di meja itu sambil mengunyah sarapannya.

“apakah keadaan nanti akan bertambah baik dalam kegiatan dayung?” batin Sooyoung.

**

Tiba waktunya kegiatan dayung. Peserta lain sudah mulai mendorong perahu masing-masing ke dalam air. Mereka semua sudah punya pasangan. Kecuali Sooyoung.

Yuri menghampiri Sooyoung. Pagi itu Yuri begitu sexy dengan pakaian yang dikenakannya. Tak sedikit namja yang bersuit-suit melihat kemolekan tubuhnya.

tumblr_lf7eo3qgSC1qb8lxuo1_500

“siapa namamu?” tanyanya sambil terus mengawasi peserta lain.

“Sooyoung.” Jawab Sooyoung. “aku mendaftarkan diri untuk kegiatan dayung, tapi…”

“kau perlu pasangan.” Yuri menyela. “cari pasangan dulu. Perahu-perahu disimpan disebelah sana.” Ia menunjuk, lalu berjalan menjauh.

Satu persatu perahu itu meluncur ke air. Gemericik air terdengar dimana-mana. Sooyoung bergegas ke tempat perahu sambil mencari pasangan. Sooyoung hampir menyerah saat ia melihat Jessica yang sedang menyeret perahunya ke air.

“kau sudah dapat pasangan?” tanya Sooyoung. Jessica menggelengkan kepala. “bagaimana kalau kita bergabung saja?”

“tidak usah.” Balas Jessica dengan ketus. “jangan-jangan ada serangan laba-laba lagi nanti.”

“oh, ayolah~!” Sooyoung berusaha membujuknya.

“kalian berpasangan?” tanya Yuri yang tiba-tiba sudah muncul di belakang Sooyoung dan Jessica.

“aniyo. Aku..”

“aku ingin berpasangan dengannya tapi ia tidak mau.” Sooyoung menyela. Jessica tampak kesal.

“kalau begitu bawa perahu kalian ke air.” Yuri memerintahkan. “tinggal kalian yang masih di darat.”

Jessica hendak memprotes tapi akhirnya ia angkat bahu dan menghela napas, “oke, Soo. Kajja.”

Sooyoung dan Jessica mengenakan jaket pelampung kemudian meraih dayung dan memegang haluan perahu. Mereka menyeret perahu itu ke air.

Perahu kecil itu berayun-ayun. Arusnya kecil namun ternyata cukup deras. Ombak kecil terus menjilati  tepi danau yang ditumbuhi rumput.

Jessica masuk ke perahu dan mengambil tempat duduk di depan. “terima kasih kau telah mempermalukanku didepan Yuri.” Ucap Jessica.

“aku tidak bermaksud..” Sooyoung berusaha menjelaskan namun Jessica cepat-cepat menyelanya.

“dorong perahunya!”

Sooyoung melemparkan dayungnya ke dalam perahu. Kemudian membungkuk dan mendorong perahu itu. Perahu meluncur, ia melangkah ke air dan memanjat masuk ke perahu.

“aduh!” perahu itu nyaris terbalik ketika Sooyoung menaiki perahu itu.

“ya! Hati-hati!” bentak Jessica. “huh, dasar! Begini saja tidak bisa!”

“mianhae.” Ucap Sooyoung. Ia tidak mau kehilangan pasangannya dan berusaha tidak membuat masalah lagi.

Sooyoung duduk di belakang Jessica. Perahunya berayun-ayun ketika mereka mulai mendayung.  Permukaan danau berkilau terkena pantulan sinar matahari pagi yang cerah. Keduanya membisu. Satu-satunya suara yang terdengar adalah gemericik air dari kayuhan dayung itu. Beberapa perahu berada didepan dan Jessica serta Sooyoung tertinggal jauh di belakang.

Jaket pelampung yang mereka kenakan membuat mereka gerah. Mereka melepas pelampung itu dan meletakkannya di dalam perahu itu. Mereka mendayung dengan kecepatan sedang. Tidak terlalu cepat, tidak terlalu pelan.

Sooyoung menoleh ke belakang. Tepi danau tampak jauh sekali. Ia langsung merinding. Ia tidak terlalu pintar berenang. Mendadak ia ragu apakah ia bisa berenang ke tepi danau itu jika terjadi sesuatu.

“hei!” kejut Sooyoung saat perahu itu tiba-tiba terombang-ambing. “ah!!” Sooyoung berpegangan pada pinggiran perahu.

Sooyoung menoleh ke depan dan  ia terkejut melihat Jessica berdiri! “Sica, apa yang kau lakukan??!”

Perahu semakin oleng. Sooyoung mencengkram tepi perahu erat-erat. Jessica maju selangkah. Perahu bertambah miring. Air segera masuk dan  membasahi kaki Sooyoung. “Sica, stop!!” Sooyoung berteriak. “duduklah! Kau  mau apa??!!”

Jessica berbalik menatap Sooyoung sambil memicingkan mata. “selamat tinggal, Sooyoung!” ia membuka T-shirt yang menutupi baju renangnya, lalu membuangnya ke danau.

“andwae!!” Sooyoung memohon. “jangan tinggalkan aku disini. Aku tidak jago berenang! Bagaimana kalau perahunya terbalik?? Aku tidak sanggup berenang ke tepi danau!”

“gara-gara kau liburanku jadi kacau!” tukas Jessica dengan sengit. “gara-gara kau  juga aku  tidak boleh ikut perjalanan enam hari menjelajahi danau dengan perahu.”

“t..tapi aku tidak sengaja..” Sooyoung tergagap.

“dan kau juga mencari gara-gara dengan Tiffany dan Taeyeon,”

“a..ani!” Sooyoung berusaha menyela. “aku sudah minta maaf. Aku tidak bermaksud..”

Jessica bergeser sedikit, sehingga perahu itu oleng ke arah berlawanan. Kemudian ia bergeser lagi ke arah semula. Sekali lagi. Dan sekali lagi. Ia sengaja membuat perahu oleng, ia sengaja menakut-nakuti Sooyoung.

“jangan, Sica! Nanti perahunya terbalik!” Sooyoung memohon. Namun tingkahnya malah semakin menjadi. “aku tidak pandai berenang. Aku tidak bisa…”

Jessica mendengus kesal. Kemudian ia mengangkat tangannya, menekuk lutut, bertolak kuat-kuat dan terjun ke danau.

“ANDWAE!!!” pekik Sooyoung sementara perahu terombang-ambing dengan hebat. Air bercipratan ke segala arah.

Perahu itu oleng.. berayun-ayun.. dan akhirnya terbalik!

Sooyoung terpental dan disambut air danau yang dingin. Saking kagetnya, ia tidak bisa bergerak. Perahu itu terombang-ambing di  permukaan danau. Sooyoung terbatuk-batuk karena mulut dan hidung yang kemasukan air. Ia mengayunkan tangan dan kakinya. Dengan susah payah akhirnya ia berhasil naik ke permukaan air.

Terbatuk-batuk, menarik napas dalam-dalam. Ia melakukan itu berkali-kali. Sooyoung memandang sekeliling, dan melihat perahu mengapung dalam posisi terbalik. Sesaat kemudian napasnya mulai normal, begitu juga detak jantungnya.

Ia berenang ke perahu, memeluknya dengan sebelah tangan, dan berpegangan erat-erat. Sambil memicingkan mata karena silau, ia menoleh ke kiri-kanan untuk mencari Jessica.

“Sica? Sica? Dimana kau?” Sooyoung berbalik dan memandang ke segala arah. Dadanya seakan-akan di cengkram tangan-tangan dingin. “Sica? Sica? Kau bisa mendengarku?”

Sebelah tangannya berpegang pada perahu, dan tangan yang satunya lagi melindungi matanya dari sinar matahari. “Sica? Jessica!?” ia memanggil nama itu sekeras mungkin. Dan tidak lama kemudian, ia melihatnya. Sooyoung melihat rambut pirangnya yang berkilau terkena cahaya matahari. Ia juga melihat baju renangnya yang berwarna merah. Lengannya bergerak dengan mantap. Tendangan kakinya meninggalkan buih di permukaan air. Ia sedang berenang ke tepi danau.

Sooyoung berbalik dan mencari perahu-perahu lain. Sambil memicingkan mata, ia melihat semua perahu jauh di depan. Terlalu jauh untuk mendengar teriakannya. “mungkin perahunya bisa ku tegakkan lagi. Dan aku bisa naik lalu mendayungnya hingga ke tepi.” Gumam Sooyoung. “tapi…mana dayungnya??”

Sooyoung memandang ke arah perkemahan dan melihat Jessica yang berbicara dengan Yuri. Ia melambai-lambaikan tangan dan menunjuk-nunjuk ke danau. Menunjuk kearah Sooyoung. Peserta lain mulai berkerumun di sekeliling mereka. Kemudian terlihat Yuri menyeret perahu ke air.

“ia mau menyelamatkanku?” pikir Sooyoung. “sepertinya Jessica memberitahunya bahwa aku tidak sanggup berenang ke tepi.”

Anak-anak itu memperhatikan Sooyoung dan Sooyoung berpikir mereka menganggap dirinya payah yang tidak bisa berenang ke tepi namun Sooyoung tidak peduli dengan itu. Yang ia inginkan hanya bisa kembali ke daratan yang aman dan kering.

Yuri tidak butuh waktu lama untuk berdayung ke tempat Sooyoung mengapung. Saat Sooyoung naik ke perahunya, ia bermaksud segera berterima kasih namun Yuri tidak memberinya kesempatan berbicara. “kenapa kau melakukannya, Soo??”

“eh? Melakukan apa?” bingung Sooyoung.

“membalikkan perahu!!” Yuri mendesak. Sooyoung hendak memprotes tapi suaranya seakan-akan tersangkut di tenggorokan. Yuri menatapnya sambil mengerutkan kening, “Jessica bilang kau sengaja membalikkan perahu. Apa kau tidak tahu itu sangat berbahaya?!”

“tapi..tapi..”

“aku akan mengadakan pertemuan khusus karena kejadian ini.” Ujar Yuri. “keselamatan di air sangat penting. Semua peraturan harus selalu di taati! Seoul Camp Lake tidak akan ada kalau peserta tidak mentaati semua peraturan.”

“kenapa malah jadi begini?” gumam Sooyoung.

**

Yuri mengadakan pertemuan di bangsal utama. Dan semua peserta diwajibkan hadir. Ia kembali membahas semua peraturan keselamatan satu persatu. Setelah itu ia menjelaskan kembali tentang sistem pasangan.

Sooyoung duduk sambil menundukan kepala. Tapi setiap kali ia menoleh, ia melihat Tiffany, Taeyeon, dan Jessica melotot dengan gusar ke arahnya. Peserta yang lain juga menatapnya sambil mendelik. Sepertinya mereka semua menganggap Sooyoung sebagai penyebab pertemuan yang membosankan itu. Mungkin Jessica memberitahu mereka bahwa Sooyounglah yang membalikkan perahu itu.

“aku minta kalian menghapal kedua puluh peraturan keselamatan di air.” Kata Yuri membuat peserta itu semakin banyak yang melotot ke arah Sooyoung.

“mereka semua membenciku.” Batin Sooyoung. Ia menundukkan kepala dengan sedih dan tak ada yang bisa ia lakukan.

Lalu, tiba-tiba saja, Sooyoung mendapat ide.

**

“aku mau kabur!!” ujar Sooyoung pada Minho.

“selamat jalan.” sahutnya dengan tenang. “semoga berhasil.”

“aku serius, Choi Minho!!” pekik Sooyoung. “aku tidak main-main! aku benar-benar mau kabur dari perkemahan ini!

“jangan lupa kirim kartu.” kata Minho.

Sooyoung menyeretnya keluar dari bangsal utama seusai makan malam. Sooyoung menggiringnya ke tepi danau. Disana tidak ada siapa-siapa karena semua orang berkumpul di bangsal utama. Sooyoung menoleh ke arah perahu-perahu yang ditumpuk tiga-tiga di tepi air. Ia kembali teringat rambut Jessica yang pirang dan baju renangnya yang merah. Ia teringat bagaimana Jessica berenang menjauh, meninggalkannya di tengah danau. Dan juga Jessica telah berbohong pada Yuri sehingga ia yang mendapat masalah.

Sooyoung mengguncang-guncang pundak Minho, “kenapa kau tidak percaya? aku serius!” gertak Sooyoung. Namun Minho malah tertawa.

“orang yang baru makan kenyang jangan di guncang-guncang.” kata Minho yang kemudian bersendawa keras.

“ish! jorok!” gerutu Sooyoung. Minho hanya nyengir lebar. “jangan bercanda! Aku benar-benar tidak betah disini, Minho! Aku benci perkemahan ini. Disini tidak ada telepon yang bisa kita pakai. Aku tidak bisa menelepon eomma dan appa. Jadi aku terpaksa kabur!”

Raut wajah Minho berubah, ia baru sadar bahwa Sooyoung tidak main-main. “kau mau kabur kemana?”

“aku mau menerobos hutan.” jawab Sooyoung sambil menunjuk. “ada sebuah kota di balik hutan itu. Aku akan menelepon eomma dan appa dari situ supaya mereka bisa menjemputku.”

“andwae!”

“wae??”

“kita dilarang masuk hutan.” sahutnya. “Leeteuk pernah bilang hutan ini berbahaya, kan?”

“aku tidak peduli Leeteuk bicara apa! Pokoknya aku mau kabur!”

“Jangan terburu-buru, noona.” Minho mendesak. “kita belum satu minggu disini. Lebih baik kau tunggu saja dulu.”

“aku paling sebal kalau melihatmu sok kalem begini!” Sooyoung mendorongnya keras-keras dengan kedua tangan.

Minho kaget dan kehilangan keseimbangan hingga jatuh ke belakang. Ia terhempas ke lumpur tepi danau.

“akh!!”

“mian!” Sooyoung segera meminta maaf. “aku tidak sengaja. aku…”

Minho bangkit dengan susah payah. Punggungnya kotor oleh lumpur bercampur ganggang. Ia mengacungkan tinju sambil mencaci-maki. Sooyoung menghela napas. Sekarang adiknya sendiri pun marah padanya.

“apa yang harus kulakukan?” batin Sooyoung. “apa yang bisa kulakukan?”

**

Ketika Sooyoung kembali ke pondok, sebuah rencana baru mulai terbentuk dalam benaknya. Rencana yang benar-benar nekat. Rencana yang benar-benar berbahaya.

“besok!” gumam Sooyoung. “aku akan memberi pelajaran kepada mereka semua!”

**

To be continue..