Daily Archives: March 3, 2013

[FF] Seoul Camp Lake (Chapter 2)

Author : Ashiya
Cast : Choi Sooyoung (Girls’ Generation), Choi Minho (SHINee), Kim Taeyeon (Girls’ Generation), Jessica Jung (Girls’ Generation), Tiffany Hwang (Girls’ Generation), Leeteuk (Super Junior), Kwon Yuri (Girls’ Generation), etc. You’ll find ‘em later
Genre : Horror
Rating : T
Disclaimer : This story based on horror fiction series Goosebumps created by R.L Stine
©Copyright : ashiya19.wordpress.com

Previous Chapter onion-emoticons-set-2-150

“Taeyeon, kau harus selalu berpasangan denganku! Jangan lirik-lirik yang lain!” ucap Leeteuk membuat tawa Taeyeon yang tadinya bercanda dengan Tiffany menurun.

“shireo! Memangnya kau siapa?” balas Taeyeon.

“ya! aku ini namjachingu mu!”

Yuri menarik napas dalam-dalam berusaha tidak memperdulikan ocehan kedua orang itu. “ada pertanyaan?”

“mau kah kau jadi pasanganku?” seru salah satu peserta laki-laki.

Semuanya tertawa. Aku juga. Canda anak itu memang benar-benar pas. Tapi sekali lagi Yuri tidak terpengaruh. “sebagai coordinator olahraga air, aku akan bertindak sebagai pasangan semua peserta kemah,” ia menjawab dengan serius. “sekarang, peraturan nomor dua,” ia melanjutkan. “jangan berenang terlalu jauh dari perahu-perahu pengaman. Peraturan nomor tiga, dilarang berteriak atau berpura-pura mengalami kesulitan di dalam air. Jangan bergurau. Jangan main-main. Peraturan nomor empat…” ia terus berbicara sampai kedua puluh peraturan selesai dibacakannya.

Aku menghela napas. Yuri memperlakukan kami seperti anak-anak lima tahun. Padahal usia kami semua tidak begitu jauh. Banyak sekali peraturan yang harus dihapal.

“aku akan mengulang sekali lagi soal system pasangan..” Yuri berkata.

Aku memandang lewat api unggun dan melihat danau yang gelap. Permukaannya tampak licin dan hitam dan tenang. Di danau itu Cuma ada riak kecil. Tak ada arus. Tak ada gelombang pasang yang berbahaya.

Jadi kenapa harus ada begitu banyak peraturan? Apa yang harus ditakuti?

Chapter 2 onion-emoticons-set-2-143

Sooyoung POV

Yuri terus berbicara selama paling tidak setengah jam. Leeteuk terus melucu dan berusaha membuat rekannya tertawa. Tapi sia-sia. Bahkan sekedar tersenyum pun Yuri tampak enggan. Ia kembali membahas setiap peraturan yang ada dalam daftarnya. Kemudian ia menyuruh kami membaca daftar itu dengan seksama setelah kami kembali ke pondok masing-masing.

“selamat berlibur semuanya!” ia berseru. “sampai ketemu di danau!”

Semua bersorak sorai dan bersuit-suit ketika Yuri menjauhi api unggun. Aku menguap dan meluruskan tangan keatas kepala. Ini benar-benar membosankan. Baru sekarang aku tahu ada tempat yang punya begitu banyak peraturan. Aku kembali menepuk nyamuk yang hinggap di tengkukku. Badanku mulai gatal-gatal. Begitulah akibatnya kalau aku berada di alam bebas. Aku langsung gatal-gatal.

Api unggun telah padam. Bara berwarna ungu teronggok di tanah yang gelap. Udara malam makin dingin. Untuk menutup acara api ungun, Leeteuk meminta semua anak berdiri dan menyanyikan lagu kebesaran Seoul Camp Lake.

“para peserta baru tentu belum tahu liriknya,” ia berkata. “kalian beruntung!”

Semua tertawa. Kemudian Leeteuk mulai bernyanyi sambil berjalan menghampiri Taeyeon. Semuanya langsung angkat suara. Aku pun berusaha ikut. Tapi liriknya cuma kutangkap sepenggal demi sepenggal.

Wetter is better

Get in the swim

Show your vigor and vim

Every son and daughter

Should be in the water

The cold, cold water

Of Seoul Camp Lake

Wah, ternyata aku sependapat dengan Leeteuk. lirik lagu itu memang konyol minta ampun! Aku memandang ke seberang api unggun dan melihat Minho bernyanyi sepenuh hati. Tampaknya ia sudah hapal seluruh syairnya. Bagaimana caranya? Aku bertanya dalam hati sambil menggaruk kakiku yang gatal. Kok ia bisa begitu cepat hapal? Dan begitu mudah bergaul?

Setelah lagu itu berakhir, Leeteuk kembali ke tengah lapangan sambil mengangkat tangan supaya semua tenang. “masih ada beberapa pengumuman,” ia berseru. “pertama, suara kalian sumbang! Kedua..”

Aku tidak mendengar sisanya. Aku menoleh dan melihat Tiffany dan Taeyeon berdiri disampingku. Aku langsung mundur selangkah. “mau apa kalian?” tanyaku dengan ketus.

“kami ingin minta maaf,” ujar Tiffany.

Taeyeon mengangguk. “ne. kami mau minta maaf karena lelucon konyol tadi.”

Leeteuk masih terus berpidato dibelakang kami. Tiffany meletakkan sebelah tangan dipundakku. “perkenalan kita kurang enak,” katanya. “bagaimana kalau kita mulai dari awal lagi? Kau setuju, Sooyoungie?”

“ye. kita mulai dari awal saja,” Taeyeon menimpali.

Aku langsung mengembangkan senyum. “setuju.” Kataku. “setuju sekali.”

“oke!” ujar Tiffany. Ia juga tersenyum lebar hingga kedua bola matanya tidak terlihat. Ia menepuk punggungku. “mari kita mulai dari awal.”

Leeteuk masih sibuk memberikan pengumuman. “jam setengah lima sore besok, semua yang berminat pada selancar angin…”

Minho pasti akan mencobanya. Aku memperhatikan Tiffany dan Taeyeon berjalan menjauh. Awal yang baru, pikirku. Perasaanku mendadak jauh lebih enak.

Tapi perasaan gembira itu cuma bertahan sekitar dua detik. Tiba-tiba punggungku gatal-gatal.

Aku berbalik ke api unggun dan melihat Tiffany dan Taeyeon memandang ke arahku. Keduanya tertawa cekikikan. Peserta lain mulai mengalihkan perhatian dari Leeteuk dan menatapku.

“oooh.” Aku mengerang ketika merasakan sesuatu yang hangat dan kering bergerak-gerak dibalik T-shirt-ku. “ah!!.” Aku menyelipkan sebelah tangan ke balik bajuku. Apa itu? apa yang ditaruh Tiffany dipunggungku tadi? Aku menggenggamnya dan menariknya keluar. Dan aku pun langsung menjerit.

Ular itu menggeliat-geliut ditanganku. Bentuknya seperti tali sepatu berwarna hitam. Dengan mata! Dan mulut yang menyambar-nyambar, membuka dan menutup. “aaaaaaaarghhhh!” aku menjerit sejadi-jadinya. Kemudian kulempar ular itu dengan sekuat tenaga. Ular itu terpental ke hutan. Punggungku masih gatal-gatal. Aku masih bisa merasakan ular tadi menggeliat-geliut di kulitku. Aku berusaha menggaruk punggung dengan kedua tangan.

Anak-anak disekitarku mulai tertawa. Berita mengenai keisengan Tiffany menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut. Aku tidak peduli. Aku terus menggaruk-garuk. Seluruh tubuhku terasa gatal. Aku berteriak dengan gusar. “apa-apaan sih kalian??!” aku menghardik Tiffany dan Taeyeon. “apa sih yang kalian inginkan?”

Minho menghampiriku. Ia pasti sudah siap untuk bersikap sok tahu lagi. Huh, menyebalkan!

“noona, kau digigit?” ia bertanya dengan suara pelan.

Aku menggeleng kepala. “rasanya ular itu masih merambat dipunggungku!” aku berseru. “kau lihat, tidak? Panjangnya hampir satu meter!”

“tenang dulu,” bisik minho. “semua orang menoleh kemari.”

“Kau pikir aku tidak tahu?” balasku dengan ketus.

“hmm, itu kan cuma ular kecil,” ujar Minho. “sama sekali tidak berbahaya. Kau tidak perlu sewot begini.”

“aku-aku…” aku tergagap-gagap. Tapi aku terlalu emosi hingga tak sanggup bicara.

Minho menoleh kearah Tiffany dan Taeyeon. “kenapa mereka terus menggangumu? Ia bertanya.

“mana kutahu!” jawabku. “karena.. karena mereka memang brengsek! Itu sebabnya!”

“coba tenang dulu,” kata Minho. “tubuhmu sampai gemetaran, noona.”

“bagaiman aku tidak gemetaran? Kau pasti juga gemetaran kalau ada ular dipunggungmu!” aku menyahut. “dan aku tidak butuh nasihatmu, Choi Minho! Aku tidak butuh!”

“ya, sudah,” kata Minho. Serta merta ia berbalik dan kembali ke tempat temaan-temannya.

“aissh..jinjja!” aku bergumam.

Appa kami dokter, dan Minho persis seperti appa. Ia pikir ia harus mengurusi semua orang didunia. Hah, aku bisa mengurus diri sendiri. aku tidak butuh nasihat dari adikku.

Leeteuk memanggil temannya untuk melanjutkan pidato. Dan kulihat ia menarik Taeyeon entah kemana menjauh dari kerumunan. Aku tidak peduli. Akhirnya aku meninggalkan tempat api unggun dan kembali ke pondok.

Aku melewati jalan setapak yang menembus hutan dan menaiki bukit. Suasananya benar-benar gelap. Ditengah kegelapan itu, samar-samar aku mendengar suara tawa seorang perempuan. Aku mengikuti arah suara itu. Dan mataku terbelalak ketika kulihat dengan jelas Leeteuk dan Taeyeon yang asyik berciuman. Ya Tuhan! Aku pun segera meninggalkan tempat itu tanpa meninggalkan suara sedikit pun. Bisa-bisanya mereka bermesraan ditempat menakutkan seperti ini. Aku hanya menghela napas mengingat kejadian itu.

Aku kembali berjalan dengan memilih jalan lain yang menuju pondok. Aku menyalakan senter dan mengarahkan sinarnya ke tanah didepan kakiku. Sepatuku menginjak daun mati dan ranting kering. Pohon-pohon disekililingku berdesir-desir.

Kenapa jadi begini? Kenapa Tiffany dan Taeyeon begitu benci padaku? mungkin mereka memang konyol. Mungkin mereka bersikap seperti itu kepada semua orang. Mereka pikir mereka paling hebat karena tahun lalu sudah kemari.

Tanpa sadar, aku menyimpang dari jalan setapak. “hei..!” aku mengarahkan senter ke sekelilingku untuk mencari jalan itu. cahaya senter menyapu batang-batang pohon rumpun ilalang, dan sebatang pohon tumbang.

Aku mulai panic. Mana jalannya?? Aku maju beberapa langkah. Daun-daun kering bekersak-kersak terinjak olehku.

Berikutnya kakiku terbenam dalam sesuatu yang lembek.

Pasir hisap!!

Tapi….

Bukan. Bukan pasir hisap.

Pasir hisap sebenarnya tidak ada. Buku IPA yang kubaca dikelas lima menyatakan hal itu. aku mengarahkan sentar kebawah. “ohhh!” ternyata lumpur. Lumpur yang kental dan lengket. Sepatu sneakersku terbenam dalam lumpur itu. aku mengangkat kaki sambil mengerang dan nyaris jatuh terjengkang. Tenang saja, ini cuma lumpur. Memang menjijikkan tapi bukan sesuatu yang aneh.

Tapi kemudian aku melihat gerombolan laba-laba itu. jumlahnya lusinan. Laba-laba paling besar yang pernah kulihat. Rupanya mereka bersarang didalam lumpur. Makhluk-makhluk itu merangkak melewati sepatuku, menaiki kaki celanaku. “OMMONA!! Ih!” lusinan laba-laba bergelantungan padaku. Aku mengayunkan kaki keras-keras. Aku mulai menepis-nepis dengan tanganku yang bebas. “AKU BENCI PERKEMAHAN INI!!” aku menjerit. Beberapa laba-laba kusingkirkan dengan menggunakan senter.

Dan tiba-tiba aku mendapat ide. Apa salahnya kalau aku membalas perbuatan Tiffany dan Taeyeon  padaku? Mereka telah mempermalukanku didepan semua peserta perkemahan. Padahal aku tidak berbuat apa-apa terhadap mereka.

Aku mengeluarkan baterai senter. Aku  menarik napas dalam-dalam, lalu aku membungkuk dan memasukkan segenggam laba-laba kedalam selongsong senter.

Isshh. Aku sampai merinding! Bayangkan saja aku harus memegangi laba-laba! Tapi aku tahu pengorbananku takkan sia-sia. Aku mengisi senterku dengan makhluk-makhluk hitam yang bergeliut tanpa henti. Setelah penuh. tutupnya kupasang lagi.

Kemudian aku mencari jalan pulang. Aku melangkahi pohon tumbang. Dalam waktu singkat, jalan setapak sudah ku temukan kembali. Sambil membawa senter dengan hati-hati, aku bergegas ke pondokku.

Aku berhenti didepan pintu. Lampu-lampu di dalam masih menyala. Aku mengintip lewat jendela yang terbuka. Tidak ada siapa-siapa didalam. Aku pun menyelinap masuk.

Aku menyibak selimut di tempat tidur Tiffany. Kemudian kutuangkan setengah dari laba-labaku ke tempat tidurnya. Selimutnya kurapikan kembali. Sekarang aku akan menuangkankan sisa laba-laba itu di tempat tidur Taeyeon  namun saat aku sedang menuangkannya, terdengar suara langkah di belakangku. Cepat-cepat aku merapikan selimut Taeyeon dan berbalik.

Seseorang muncul di pintu, “hei, apa yang kau lakukan?!”

To be continue… onion-emoticons-set-6-48

TaeNy yang evil! onion-emoticons-set-6-109 Siapa yang mergokin Soo ya? onion-emoticons-set-2-62

Ingat! onion-emoticons-set-6-155 Budayakan meninggalkan jejak onion-emoticons-set-5-31onion-emoticons-set-5-25

[FF] Seoul Camp Lake (Teaser + Chapter 1)

Author : Ashiya
Cast : Choi Sooyoung (Girls’ Generation), Choi Minho (SHINee), Kim Taeyeon (Girls’ Generation), Jessica Jung (Girls’ Generation), Tiffany Hwang (Girls’ Generation), Leeteuk (Super Junior), Kwon Yuri (Girls’ Generation), etc. You’ll find ’em later
Genre : Horror
Rating : T
Disclaimer : This story based on horror fiction series Goosebumps created by R.L Stine
©Copyright : ashiya19.wordpress.com

Teaser onion-emoticons-set-4-5

Seharusnya ikut perkemahan itu asyik, tapi Sooyoung membenci Seoul Camp Lake! Danau di perkemahan itu kotor dan berlendir! Ia tidak mau berenang disana! teman-teman sekamarnya membencinya, sehingga mereka selalu membuat gara-gara dengannya.

Jadi Sooyoung menyusun rencana! Ia akan berpura-pura tenggelam sehingga mereka akan menyesal telah bersikap jahat padanya.

Tapi rencana itu tidak sejalan sesuai keingin Sooyoung! Karena jauh di dasar danau yang dingin dan gelap, arwah seorang gadis membayanginya! Menghantui kemana pun ia pergi! Gadis yang mati penasaran itu menginginkan kematian Sooyoung, agar bisa menemaninya di alam kubur…

Chapter 1onion-emoticons-set-4-9

Sooyoung POV

Hari pertamaku di Seoul Camp Lake tidak bisa dibilang asyik. Aku gugup sekali ketika baru datang. Dan rasanya sempat melakukan hal-hal konyol. Habis, aku memang tidak berniat menghabiskan liburan musim panas diperkemahan yang menempatkan olahraga air sebagai atraksi utamanya. Aku tidak suka berada di alam bebas. Aku tidak suka kalau rumput menyerempet pergelangan kakiku. Aku bahkan tidak suka menyentuh pohon. Dan yang paling penting, aku tidak suka basah-basahan.

Memang sih, sesekali aku juga senang berenang. Tapi jangan setiap hari! Itu kan keterlaluan! Aku suka berenang di kolam renang yang bersih. Jadi begitu aku melihat danau didekat perkemahan, aku langsung merinding. Danau itu pasti penuh makhluk mengerikan. Pasti banyak makhluk seram yang mengintai dibawah permukaan air sambil berpikir: “ayo, Choi Sooyoung, kami sudah menunggumu. Terjun dan berenanglah. Kami akan menggosokkan tubuh kami yang berlendir ke kakimu. Dan kami juga akan menggigit jari kakimu sampai putus, satu persatu!”

Hih! Siapa yang mau berenang di air berlendir? Reaksi Minho justru berlawanan. Saking gembiranya, ia seolah mau meledak.

Ketika kami turun dari bus, ia melompat-lompat sementara mulutnya nyerocos tanpa titik dan koma. Sepertinya ia berbakat menjadi seorang rapper! Aku sempat mengira dia bakal buka baju dan langsung terjun ke danau. Adikku ini memang senang perkemahan musim panas. Ia suka olahraga dan kegiatan di alam bebas. Ia menyukai segala hal dan bisa akrab dengan semua orang. Semua orang juga menyukai Minho. Soalnya ia selalu penuh semangat dan selalu gembira.

Hei, jangan salah sangka, aku bukannya seorang pemurung tapi bagaimana kita bisa gembira kalau tidak ada mall, bioskop atau restoran untuk membeli pizza atau kentang goreng? Bagaimana kita bisa gembira kalau setiap hari harus berendam di danau sedingin es? Di bumi perkemahan yang jaraknya berkilo-kilometer dari kota terdekat? Ditengah hutan lebat lagi?

“wah, liburan disini bakal heboh” seru Minho. Ia menyeret ranselnya dan bergegas untuk mencari pondoknya.

“apanya yang heboh?” aku bergumam dengan lesu. Jadi, kenapa aku datang ke Seoul Camp Lake? Jawabannya cukup dengan 4 kata; karena eomma dan appa.

Mereka bilang aku akan tambah percaya diri kalau berlibur diperkemahan olahraga air. Mereka bilang aku akan merasa lebih nyaman di alam bebas. Mereka juga bilang akan punya kesempatan bertemu teman-teman baru. Memang sih, aku agak sulit berteman. Tidak seperti Minho. Aku tidak bisa menghampiri seseorang dan langsung mengajaknya mengobrol dan bercanda. Aku agak pemalu. Mungkin karena tubuhku lebih jangkung dibanding yeoja lain seusiaku pada umumnya. Aku dan Minho hanya selisih 1 tahun. Aku 19 tahun dan Minho 18 tahun. Aku jangkung dan kurus sekali. Sebanyak apapun aku makan, tubuhku tidak akan bertambah gemuk. Kadang-kadang aku dipanggil “Shikshin” oleh keluargaku karena aku ini sangat doyan makan. Terus terang aku sebal dengan julukan itu, sama sebalnya dengan berenang di danau dingin yang penuh makhluk tersembunyi.

“cobalah untuk menikmati pengalaman ini, Sooyoung.” Eomma berpesan. Aku Cuma bisa menghela napas panjang.

“ne, coba lihat dulu bagaimana keadaan disana” appa menambahkan. “siapa tahu kau menyukainya.” Aku kembali menghela napas panjang. “nanti, kalau tiba waktunya pulang, bisa-bisa kau malah memohon-mohon untuk diajak berkemah lagi!” appa berkelakar.

Aku hendak menghela napas panjang lagi, tapi tiga kali berturut-turut rasanya terlalu banyak. Aku Cuma mendesah, merangkul eomma dan appa, lalu menyusul Minho yang sudah naik ke bus.

Sepanjang jalan Minho terus cengar-cengir. Ia sudah tidak sabar untuk belajar main ski air. Dan ia juga terus bertanya apakah dibumi perkemahan ada menara untuk belajar lompat indah. Minho mendapat tiga atau empat teman baru dalam perjalanan ke perkemahan.

Akhirnya kami tiba di Seoul Camp Lake. Semua peserta perkemahan ini membawa tas masing-masing. Semua tertawa dan bercanda gembira. Rombongan kami disambut sekelompok pembina yang memakai T-shirt biru shappire. Perasaanku mulai lebih enak.

Hmm, mungkin aku bisa mendapat teman baru disini. Mungkin ada anak-anak yang seperti aku dan kami bisa menikmati liburan musim panas bersama-sama.

Aku masuk ke pondokku. Aku melihat ketiga teman sekamarku, lalu memandang sekeliling. Dan kemudian aku berseru, “oh, ini tidak bisa! Pokoknya, tidak bisa!”

**

Aku tahu reaksiku agak berlebihan. Aku tahu baru muncul aku sudah memberi kesan buruk. Tapi bagaimana lagi? Di dalam pondok ada dua tempat tidur tingkat. Ketiga teman sepondokku semuanya yeoja dan mereka sudah memilih tempat tidur. Jadi hanya ada satu yang tersisa, tepat di depan jendela. Dan jendela itu tidak ada kawat nyamuknya. Berarti tempat tidurku akan di hinggapi serangga yang merayap-rayap. Aku langsung tahu semalam suntuk aku bakal sibuk mengusir nyamuk. Di samping itu, aku tidak bisa tidur di bagian atas tempat tidur tingkat. Kalau aku tidur di atas, aku pasti jatuh. Aku harus tidur di bawah, di tempat tidur yang paling jauh dari jendela.

“a…aku tidak bisa!” aku tergagap-gagap.

Ketiga teman sepondokku langsung menoleh. Satu berambut pirang terurai. Di dekatnya duduk seorang yeoja yang sepertinya berdarah campuran Korea-Amerika berambut coklat. Dan ditempat tidur yang bersebrangan dengan jendela berdiri yeoja mungil dengan rambut berwarna kecokelatan yang menatapku sambil mengerutkan kening.

20120326 taeyeon 1

Kurasa mereka ingin menyapaku dan memperkenalkan diri. Tapi aku tidak memberi kesempatan pada mereka.

“salah satu dari kalian harus tukar tempat tidur denganku!” aku memekik. Aku sebenarnya tidak bermaksud memekik. Tapi aku benar-benar panik.

Pintu pondok terbuka sebelum mereka sempat menyahut. Seorang namja berambut pirang dengan T-shirt seragam biru shappire masuk.

“namaku Leeteuk.” katanya. “aku bos disini, alias Pembina kalian. Bagaimana, semuanya beres?”

“tidak!” seruku. Aku tidak sanggup menahan diri. Aku begitu gugup dan tegang. “aku tidak bisa tidur disitu!” ujarku. “aku tidak mau didekat jendela. Dan aku harus tidur ditempat tidur bagian bawah.” Ketiga yeoja itu tercengang melihat tingkahku.

Leeteuk berpaling pada yeoja yang berdiri di samping tempat tidur di seberang jendela. “Taeyeon-ah, maukah kau bertukar tempat tidur dengan…”

“Sooyoung” aku memberitahunya.

“maukah kau bertukar tempat tidur dengan Sooyoung?” Leeteuk bertanya pada Taeyeon. Sepertinya mereka sudah saling mengenal.

Yeoja itu langsung menggeleng kepala dengan tegas, “shireo!” ujarnya. Ia menunjuk yeoja yang duduk sambil memegang tasnya. “Tiffany dan aku tidur sama-sama tahun lalu.” Kata Taeyeon kepada Leeteuk. “jadi tahun ini kami ingin bersama-sama lagi.” Tiffany mengangguk.

“pokoknya aku tidak bisa tidur di depan jendela” aku berkeras. “sungguh. Aku takut serangga.”

Leeteuk menatap Taeyeon dengan tajam. “bagaimana?”

Taeyeon menghela napas. “Baiklah.” Ia meringis padaku. Raut wajahnya terlihat sangat kesal.

“terima kasih” ujar Leeteuk sambil meraih lengan kiri Taeyeon tapi Taeyeon menepisnya dengan kasar dan menatapku marah. Aku pasti dianggapnya tukar pembuat onar. Taeyeon menyeret tasnya ke tempat tidur di depan jendela.

“biar ku bantu..” Leeteuk menawarkan diri.

“andwae! Shireo!” gertak Taeyeon. Leeteuk hanya menghela napas.

“kita harus bicara nanti.” Ucap Leeteuk pada Taeyeon sebelum keluar dari kamar ini.

“tuh, pakai saja tempat tidurku!” ia bergumam. Nada suaranya sama sekali tidak bersahabat. Aku merasa tidak enak. Belum apa-apa aku sudah dibenci teman-teman sekamarku. Kenapa aku selalu begitu? Kenapa aku selalu gugup dan memberi kesan awal yang buruk kepada orang lain?

Sekarang aku harus berusaha ekstra keras untuk berteman dengan mereka. Tapi semenit kemudian, aku melakukan sesuatu yang sangat bodoh.

**

“terima kasih kau mau bertukar tampat tidur, Taeyeon.” Kataku. “kau baik sekali.”

Ia mengangguk tapi tidak mengatakan apa-apa. Tiffany membuka tasnya dan mulai memindahkan pakaiannya ke lemari pakaian. Yeoja berambut pirang menatapku sambil tersenyum.

-c3-Pr-nc3Ss-jessica-snsd-23577682-480-800

“annyeong, aku Jung Sooyeon” ia menyapa. Suaranya seperti anak kecil. “tapi semua orang memanggilku Jessica atau Sica.” Sica tersenyum ramah. Rambutnya yang pirang panjang dan dibiarkan tergerai.

“kau juga berlibur disini waktu musim panas tahun lalu?” aku bertanya padanya.

Ia menggelengkan kepala. “tidak. Taeyeon dan Tiffany memang berlibur disini. Tapi ini pertama kali aku kemari. Tahun lalu aku berlibur di perkemahan tenis.”

“aku baru sekali ini berlibur di perkemahan,” aku berterus-terang. “jadi aku agak gugup.”

“kau jago berenang?” tanya Taeyeon.

Aku mengangkat bahu. “lumayan, sih. Tapi aku jarang berenang. Aku kurang suka.”

Tiffany berpaling dari lemari pakaian. “kau tidak suka berenang, tapi kau berlibur di perkemahan olahraga air?” Taeyeon dan Sica langsung tertawa.

Wajahku mendadak panas. Aku enggan mengaku bahwa aku kemari karena disuruh orangtuaku. Kedengarannya payah banget. Tapi aku tidak tahu harus berkata apa.

“aku..ehm.. aku suka kegiatan lain.” Aku tergagap-gagap.

“oh, baju renangmu bagus sekali!” seru Tiffany. Ia mengambil baju renang berwarna pink dari tas Taeyeon yang sedang dirapikan pemiliknya dan mengamatinya dengan seksama.

Taeyeon segera merebutnya. “memangnya kau muat!” ia bergumam.

“apa kau tambah kurus selama musim dingin?” Tiffany bertanya padanya. “kau tampak kurusan.”

ashiya19.wordpress.com_Profil_Tiffany_SNSD_02

“berat badanku memang turun sedikit.” Sahut Taeyeon. Ia menghela napas. “tapi aku tidak tambah tinggi.”

“aku tambah tinggi sekitar tiga puluh senti waktu SD.” Aku menimpali. “aku anak perempuan paling jangkung di sekolah. Semua orang menoleh kalau aku lewat.”

“oh, kasihan.” Taeyeon berkomentar sambil meringis. “mungkin kau lebih suka jadi kurcaci seperti aku?”

“ehm.. tidak juga sih” jawabku.

Oops! Baru sekarang aku sadar aku seharusnya tidak berkata begitu. Taeyeon tampak sakit hati. Kenapa aku bilang begitu? Kenapa aku selalu keseleo lidah?

Aku meraih tas ranselku yang masih tergeletak dilantai. Aku membawanya ke tempat tidurku untuk ku bongkar isinya.

“hei, itu ranselku! Mau dibawa kemana?” Sica bergegas menghampiriku.

Aku menatap ransel yang kubawa. “bukan. Ini punyaku.” Aku berkeras.

Aku menarik resletingnya. Dan ransel itu jatuh dari tempat tidur. Setumpuk barang langsung berserakan di lantai pondok. “oh!” aku memekik tertahan. Barang-barang itu bukan milikku. Aku melihat botol-botol obat dan alat pernapasan dari plastik. “obat asma?” seruku.

Jessica cepat-cepat berlutut dan memungut barang-barangnya. Ia menatapku dengan gusar. “kenapa kau harus memberitahu semua orang bahwa aku asma? Kenapa tidak sekalian saja kau mengumumkannya saat acara api unggun nanti malam?”

“mianhae..” aku bergumam.

“kan sudah ku bilang itu ranselku!” hardik Sica.

Tiffany membungkuk dan membantu mengumpulkan barang-barang Sica. “kau tidak perlu malu karena asma” katanya.

“itu urusanku sendiri.” balas Sica dengan ketus. Ia memasukkan semua obat-obatan kedalam kantong dan menarik ranselnya.

“mianhae,” aku berkata lagi.

Mereka bertiga menatapku tajam. Tiffany geleng-geleng kepala. Taeyeon berdecak-decak. Mereka membenciku. Aku sedih sekali.

Mereka membenciku, padahal ini baru pertama. Aku baru satu jam berkenalan dengan mereka. Aku menghela napas dan duduk di tempat tidur. Rasanya tidak ada keadaan yang lebih parah dari pada ini, pikirku.

Tapi ternyata aku keliru.

**

Malam itu pertama kali kali membuat api unggun di lapangan luas di dekat hutan. Balok-balok kayu di susun melingkar untuk di gunakan sebagai bangku. Aku mencari tempat kosong dan duduk membelakangi pepohonan. Api unggun besar di hadapanku menari-nari dan menerangi langit senja yang kelabu. Para Pembina melemparkan lebih banyak ranting ke dalam api. Dalam sekejap lidah apinya sudah lebih tinggi dari mereka. Aku berbalik dan memandang ke hutan. Pohon-pohon yang gelap tampak berayun pelan karena tiupan angin. Dalam cahaya remang-remang, aku melihat seekor tupai melintas diantara alang-alang. Aku bertanya-tanya, makhluk apa lagi yang mengintai di hutan gelap itu? pasti ada binatang yang lebih besar daripada tupai. Lebih besar dan lebih berbahaya.

KRAK!!

Bunyi patahan api unggun membuatku tersentak kaget. Seram juga di luar kalau sudah gelap. Kenapa api unggunnya tidak di buat didalam ruangan saja? di tempat perapian, misalnya?

Aku melihat Tiffany dan Taeyeon duduk di salah satu balok kayu. Mereka sedang tertawa-tawa sambil mengobrol dengan Leeteuk dan seorang pria yang tidak kukenal tapi dilihat dari pakaian yang dikenakannya, sepertinya ia juga salah satu dari pembina kami.

Aku melihat Minho duduk diseberang api unggun. Ia sedang bercanda dengan dua anak laki-laki. Mereka bergulat dan saling dorong. Aku menghela napas. Minho sudah mendapat teman-teman baru. Semua sudah mendapat teman baru, kecuali aku.

Di balok kayu sebelah, tiga orang yeoja duduk sambil mendongakkan kepala. Mereka sedang menyanyikan lagu kebesaran Seoul Camp Lake. Aku mendengar mereka sambil mencoba menghapal syair lagu itu. tapi ditengah jalan mereka mulai tertawa cekikikan dan berhenti bernyanyi.

Dua yeoja yang merupakan Pembina kami duduk di ujung balok yang ku duduki. Aku menoleh untuk menyapa mereka tapi mereka terlalu asyik mengobrol berdua.

Leeteuk, si ketua Pembina, melangkah ke depan api unggun. Ia memakai topi rusa yang membuatnya tampak menggelikan. Setidaknya menurutku begitu.

teuk561

Celananya tampak kotor akibat mempersiapkan api unggun tadi. Ia mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. “semua sudah kumpul?” ia berseru. Suaranya nyaris tidak terdengar. Semua masih asyik mengobrol dan tertawa. Dibalik api unggun aku melihat Minho bangkit dan menggeliat-geliut tak karuan. Teman-temannya tertawa terbahak-bahak. Salah satu dari mereka mengajak Minho berhigh-five.

“sudah bisa dimulai?” Leeteuk berseru. “acara api unggun selamat datang sudah bisa dimulai?”

Sebuah balok kayu berderak di makan api. Bunga api berwarna merah beterbangan ke segala arah. “oh!” aku memekik ketika ada yang menyentuh pundakku.

“nugu..?” aku langsung berbalik dan melihat Tiffany dengan Taeyeon. Mereka berdiri dihadapannku. Raut muka mereka ketakutan.

“Soo, lari!” Tiffany berbisik.

“ireona, ppali~!” Taeyeon menarik-narik lenganku. “lari!”

“wae?” tanyaku kalang kabut. Aku cepat-cepat berdiri. “ada apa, sih?”

“namja-namja itu,” Taeyeon berbisik. Ia menunjuk ke seberang api unggun. “mereka melempar petasan ke dalam api. Sebentar lagi petasannya akan meledak!”

“lari!!!” keduanya berseru. Taeyeon mendorongku dari belakang. Aku terhuyung-huyung sejenak. Lalu melesat maju. Sambil berlari aku memejamkan mata rapat-rapat. Petasannya sudah mau meledak! Apakah aku sempat lari? Apakah Taeyeon dan Tiffany juga bisa meloloskan diri?

Aku mendadak berhenti ketika mendengar suara tawa. Tawa berderai-derai.

“hah?” aku menelan ludah dan menoleh ke belakang.

Ternyata separuh peserta perkemahan sedang menertawakanku. Taeyeon dan Tiffany berhigh-five.

“oh, aisshh,” aku mendengus. Bisa-bisanya aku ketipu. Dan tega-teganya mereka mempermainkanku seperti ini. Mereka pasti telah menyuruh semua anak memperhatikanku. Rasanya semua mata tertuju kearahku ketika aku berdiri sendirian di tepi hutan. Aku melihat Sica tertawa. Dan aku melihat Leeteuk dan beberapa Pembina lain tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Ara! Ara! Seharusnya aku ikut tertawa. Seharusnya aku menganggap semuanya cuma lelucon saja. Seharusnya aku tidak kesal. Tapi sejak awal kedatanganku kesini perasaanku sudah tidak enak. Aku gugup sekali. Aku berusaha keras untuk tidak membuat kesalahan lagi.

Pundakku mulai bergetar. Dan mataku mulai berair. Andwae! Jangan menangis! Kau tidak boleh menangis didepan seluruh peserta perkemahan. Memang, kau pasti malu sekali, Choi Sooyoung. Tapi sudahlah. Ini Cuma lelucon. Lelucon konyol. Seseorang menggamit lenganku. Aku segera melepaskan diri.

“noona..” Minho muncul disampingku. Ia menatapku dengan matanya yang bulat.

“aku tidak apa-apa,” ujarku dengan ketus, “pergilah!”

“jangan sewot gitu dong!” ia berkata pelan. “kenapa sih kau susah sekali diajak bercanda? Ini kan cuma lelucon. Kenapa kau harus marah-marah gara-gara lelucon konyol?”

Kau tau apa yang paling kubenci? Aku paling benci kalau ucapan Minho benar. Maksudku, Minho adikku kan? Kenapa justru Minho yang selalu tenang dan kalem? Aku benar-benar sebal kalau Minho bersikap seakan-akan ia kakakku.

“jangan sok tahu!” aku menggeram. “sudah, jangan ganggu aku lagi.” Aku mendorongnya kearah api unggun. Ia hanya angkat bahu dan kembali ke teman-temannya. Aku berjalan lambat-lambat tapi tidak kembali ke tempat dudukku tadi. Balok itu terlalu dekat dengan api unggun….dan terlalu dekat dengan Taeyeon dan Tiffany. Aku memilih balok kayu didekat tepi hutan, yang tak terjangkau cahaya api unggun. Kegelapan di sekelilingku terasa menyejukkan dan sekaligus membantu menenangkan diriku.

Sejak tadi Leeteuk terus berbicara. Aku baru sadar bahwa aku sama sekali tidak memperhatikan apa yang dikatakannya. Ia berdiri di depan api unggun. Suaranya besar dan lantang. Tapi semua anak mencondongkan badan ke depan untuk mendengar lebih jelas.

Aku memandang berkeliling. Wajah para peserta perkemahan bersinar jingga karena memantulkan cahaya api unggun. Mata mereka tampak berbinar-binar. Dalam hati aku bertanya apakah ada diantara mereka yang sepertiku? Aku tahu aku mengasihani diriku sendiri dan bertanya-tanya, adakah diantara mereka yang baru sekali ini berkemah yang merasakan perasaan yang sama.

Suara Leeteuk terngiang-ngiang di telingaku. Ia mengatakan sesuatu tentang bangunan utama. Lalu ia menyinggung soal jadwal makan. Lalu ia berbicara tentang handuk. Dan kemudian secara mengejutkan ia berkata bahwa ia mencintai seseorang. Kau tahu siapa? Yeoja mungil yang memiliki mata indah dan sekamar denganku. Ya, Taeyeon. Aku baru tahu ternyata marganya adalah Kim. Ia terlihat tersipu-sipu saat Leeteuk menariknya ketengah lapangan dan menyatakan perasaannya. Hmh.. kapan aku bisa seperti itu? beruntung sekali Taeyeon.

Setelah selesai sesi “katakan cinta” itu, Leeteuk memperkenalkan coordinator kegiatan olahraga air. Namanya Kwon Yuri.

Semua orang bertepuk tangan ketika Yuri melangkah maju. Salah satu namja peserta perkemahan malah bersuit-suit.

“wow, boleh juga!” seru yang lainnya. Semuanya tertawa. Yuri pun tersenyum. Ia sadar penampilannya memang heboh. Ia mengenakan celana pendek dan atasan tanpa lengan membentuk tubuhnya yang langsing dan sexy.

kkab-yul1

Aku menoleh kearah Minho. Kulihat ia tampak terpesona dengan Yuri. Ternyata uri dongsaeng sudah besar.

Yuri melambaikan tangan, meminta semuanya tenang. “kalian semua senang disini?” ia berseru. Semua peserta bersorak-sorai dan bertepuk tangan. Beberapa laki-laki kembali bersuit-suit. “nah, besok adalah hari pertama di danau.” Yuri mengumumkan. “tapi sebelum kalian masuk ke danau, ada beberapa peraturan yang harus kalian ketahui.”

“Misalnya, jangan minum air danau!” Leeteuk menimpali. “kecuali kalau kalian benar-benar haus!” beberapa anak tertawa. Aku diam saja. Ish, mana mungkin ada yang mau minum air kotor berlendir itu?

Yuri juga tidak tertawa. Ia menatap Leeteuk sambil mengerutkan kening. “kita harus serius,” ia menegur rekannya.

“aku memang serius!” Leeteuk berkelakar. Yuri tidak menggubrisnya.

“ya! ajussi, lebih seriuslah sedikit. Kau membuatku malu saja!” teriak Taeyeon dari bangku balok kayu.

“mwo?? Ajussi?? Ya, ajumma! Kenapa kau memanggilku ajussi??”

“karena kau seperti ajussi penjual baso ikan dekat  rumahku!” balas Taeyeon. Semua peserta kembali tertawa-tawa. Pasangan yang aneh. Baru saja mereka bermesra-mesraan sekarang mempertengkarkan hal tidak penting seperti itu.

“kalau kalian kembali ke pondok masing-masing nanti, kalian akan menemukan daftar peraturan di tempat tidur,” Yuri melanjutkan sambil menyibakkan rambutnya yang panjang. “ada 20 peraturan pada daftar itu dan kalian harus menghapal semuanya.”

Mwo?? Dua puluh peraturan? Mana mungkin ada dua puluh peraturan? Kenapa banyak sekali?! Liburan musim panas kurang panjang untuk menghapalkan dua puluh peraturan.

Yuri mengangkat selembar kertas. “kita akan membahas semuanya satu persatu sekarang. Silakan tanya kalau kurang jelas.”

“apakah kami sudah boleh berenang sekarang?” seru anak laki-laki yang bermaksud melucu. Sebagian besar anak tertawa. Tapi Yuri diam saja. jangankan tertawa, tersenyum pun tidak. “itu peraturan nomor delapan,” jawab Yuri. “dilarang berenang pada malam hari, meskipun kalian ditemani Pembina.”

“jangan sekali-kali berenang kalau ada Pembina!” Leeteuk bergurau. “soalnya mereka semua membawa kuman!”

Leeteuk memang kocak, tapi Yuri kelihatan begitu serius. “peraturan paling penting di Seoul Camp Lake adalah sistem pasangan.” Yuri mengumumkan. “setiap kali kalian bermain di danau, kalian harus didampingi pasangan kalian.” Ia menatap para peserta yang duduk disekelilingnya. “walaupun kalian cuma jalan-jalan di air semata kaki, kalian harus didampingi pasangan,” katanya. “kalian bebas berganti pasangan setiap kali. Atau bisa juga kalian memilih satu pasangan untuk sepanjang liburan. Tapi kalian harus selalu punya pasangan.”

“Taeyeon, kau harus selalu berpasangan denganku! Jangan lirik-lirik yang lain!” ucap Leeteuk membuat tawa Taeyeon yang tadinya bercanda dengan Tiffany menurun.

“shireo! Memangnya kau siapa?” balas Taeyeon.

“ya! aku ini namjachingu mu!”

Yuri menarik napas dalam-dalam berusaha tidak memperdulikan ocehan kedua orang itu. “ada pertanyaan?”

“mau kah kau jadi pasanganku?” seru salah satu peserta laki-laki.

Semuanya tertawa. Aku juga. Canda anak itu memang benar-benar pas. Tapi sekali lagi Yuri tidak terpengaruh. “sebagai coordinator olahraga air, aku akan bertindak sebagai pasangan semua peserta kemah,” ia menjawab dengan serius. “sekarang, peraturan nomor dua,” ia melanjutkan. “jangan berenang terlalu jauh dari perahu-perahu pengaman. Peraturan nomor tiga, dilarang berteriak atau berpura-pura mengalami kesulitan di dalam air. Jangan bergurau. Jangan main-main. Peraturan nomor empat…” ia terus berbicara sampai kedua puluh peraturan selesai dibacakannya.

Aku menghela napas. Yuri memperlakukan kami seperti anak-anak lima tahun. Padahal usia kami semua tidak begitu jauh. Banyak sekali peraturan yang harus di hapal.

“aku akan mengulang sekali lagi soal system pasangan..” Yuri berkata.

Aku memandang lewat api unggun dan melihat danau yang gelap. Permukaannya tampak licin dan hitam dan juga tenang. Di danau itu hanya ada riak kecil. Tak ada arus. Tak ada gelombang pasang yang berbahaya.

Jadi kenapa harus ada begitu banyak peraturan? Apa yang harus ditakutkan?

To be continue…onion-emoticons-set-4-8

Jangan lupa RCL!  onion-emoticons-set-2-59

Ashiya Says, “About Horror Fan Fiction”

onion-emoticons-set-2-100

Dari sekian banyaknya genre fanfiction, apa sih yang paling chingudeul sukai?

Kalo author sih yang ada comedy-comedy’nya. hehe.. Tapi gak tau deh kalo bikin justru seringnya yang mewek-mewek(?) gitu onion-emoticons-set-2-114

Ngomongin ff, pasti langsung inget sama ff-ff disini yang belum beres. Mian, beberapa belum bisa di update. author lagi kekurangan  ide onion-emoticons-set-2-58onion-emoticons-set-2-70

Sekarang pun begitu. Author pengen update tapi gak ada yang harus di updatenya onion-emoticons-set-2-61

Yang paling baru aja yang I’ll Protect You baru 1 chapter. Author belum baca ulang novelnya jadi belum sempet nulis lagi. Udah beberapa kali baca buku itu tapi kalo gak di baca ulang takutnya ada bagian yang tertinggal dan pas udah jauh, muncul sedangkan bagian itu kelewat gak di ceritain. Jadi bingung kan nantinya? Ya itulah resiko kalo ngambil dari buku orang. -_-

Setelah baca komenannya, kayaknya masih pada bingung ya sama ff itu? Bingung yang mana vampir yang mana bukan? onion-emoticons-set-2-114

Oke, sampe chapter 1 itu yang vampir cuma Jaejoong doank. Kalo Hyuna dan Hyunseung atau pasangan trouble maker itu manusia biasa yang suka ngambil darah vampir. Udah jelas sekarang? onion-emoticons-set-2-85Dan Se7en atau Choi Dongwook kayaknya bakal di ganti. Soalnya agak kurang cocok di pasangin sama Park Bom. Kira-kira siapa ya yang cocok sama Park Bom? onion-emoticons-set-2-62

Chingu, suka ff horror? Author sebenernya udah ada ff lain yang genre horror juga. Judulnya Seoul Camp Lake. Tapi cast utamanya Sooyoung.

Taeyeon ada tapi kali ini pairingnya sama Leeteuk. Ada yang suka TaeTeuk? 😀

FF itu udah lama bikin walapun masih setengah jalan. Author ngambil dari novel juga. Novel Goosebumps karya R.L Stine tau kan? Kalo para penggemar novel horror asing pasti pada tau deh. :DNovel seri ke 56. Judulnya Arwah Penasaran. onion-emoticons-set-2-129 Novel terjemahan tapi judulnya Suzzana banget ya? onion-emoticons-set-2-61 Gak ada keterangan judul aslinya sih. -_-

ashiya says
cover novelnya

Jadi sinopsisnya gini :

Seharusnya ikut perkemahan itu asyik, tapi Sooyoung membenci Seoul Camp Lake! Danau di perkemahan itu kotor dan berlendir! Ia tidak mau berenang disana! teman-teman sekamarnya membencinya, sehingga mereka selalu membuat gara-gara dengannya.

Jadi Sooyoung menyusun rencana! Ia akan berpura-pura tenggelam sehingga mereka akan menyesal telah bersikap jahat padanya.

Tapi rencana itu tidak sejalan sesuai keingin Sooyoung! Karena jauh di dasar danau yang dingin dan gelap, arwah seorang gadis membayanginya! Menghantui kemana pun ia pergi! Gadis yang mati penasaran itu menginginkan kematian Sooyoung, agar bisa menemaninya di alam kubur…

ashiya19.wordpress.com-beberapa castnya-

Gimana nih? mau di update sekarang apa nunggu lanjutan yang belum jadi? Tapi kayaknya kalo lanjut ff sebelumnya, gak hari ini. onion-emoticons-set-2-119

Author lagi gak mood + belum ada ide merangkai(?) kata-katanya + lagi ada tugas dari kampus. onion-emoticons-set-2-19onion-emoticons-set-2-12

Kalo mau sekarang update yang baru, komen ya, chingu~! onion-emoticons-set-2-59

onion-emoticons-set-2-33