[FF] Trouble Maker – Chapter 7

Cast : SM Family
Genre : School Life, Friendship
Length : 26 Chapters
P.S : FF ini terinspirasi (mungkin bisa dibilang seperti itu) dari novel terjemahan karya Enid Blyton yang berjudul The Naughties Girl Again. Author ga bermaksud memplagiat karena ceritanya sendiri TIDAK diambil 100% dari novel tersebut dan juga menyertakan judul dan pengarang novel aslinya.

–Trouble Maker– chapter 7 : Amber Got Trouble
Taeyeon sangat menyukai permainan-permainan di semester musim dingin itu. ia sampai tidak bisa memilih mana yang lebih disukainya, lacrosse atau hockey.
“kukira aku akan memilih lacross,” kata Taeyeon pada Sunny. “kalau harus menentukan mana yang lebih kusukai. Main tangkap bola benar-benar menyenangkan.”
“kalau kau terus bermain dengan baik, mungkin kau akan dipasangkan untuk pertandingan bulan depan,” kata Sunny. “aku sendiri mendengar Seohyun berkata seperti itu.”
“jeongmal?” tanya Taeyeon girang. “daebak! Tak seorang pun dikelas kita yang pernah dipasang di tim sekolah. Kalau aku terpilih, aku akan sangat senang.”
Tapi ada anak lain dikelasnya yang juga bisa bermain lacrosse dengan baik. Yesung! Sebenarnya Yesung belum pernah bermain lacrosse, tapi ia sangat gesit dan cepat larinya, serta sangat cekatan menangkap bola.
Begitu Yesung tahu kalau Taeyeon makin baik dalam bermain lacrosse, dan ada kemungkinan untuk dipilih menjadi anggota tim sekolah, ia memutuskan untuk menjadikan dirinya jauh lebih baik dari Taeyeon, agar bisa mencuri kesempatan yeoja mungil itu. ia tahu hanya satu orang saja yang akan diambil dari kelas mereka karena tim sekolah mereka kekurangan satu pemain. Sungguh menyenangkan kalau ia bisa mengalahkan Taeyeon.
Maka ia mulai berlatih menangkap bola kapan saja ia bisa minta bantuan seseorang untuk melemparkan bola padanya! Tentu saja ia berlatih diam-diam, tidak ingin Taeyeon mengetahuinya. Kalau sampai Taeyeon tahu, pasti ia bisa menduga tujuannya dan ia pun akan berlatih lebih keras lagi.
Kehidupan sekolah berlangsung terus. Taeyeon mulai bekerja keras bersama Changmin di kebun sekolah. Mereka berdua membuat rencana penanaman musim semi, kemudian saling membandingkan rencana masing-masing. Changmin berpendapat bahwa rencana Taeyeon lebih baik.
“tidak terlalu lebih baik,” kata Changmin, dengan teliti memeriksa kedua rencana itu. “tapi aku sangat menyukai satu-dua hal dari rencanamu ini. misalnya saja usulmu untuk menanam bunga-bunga krokus dirumput ditebing itu, sungguh suatu usul yang baik sekali.”
“Rencanamu untuk menanam mawar sulur diatas gudang tua itu juga sangat bagus,” kata Taeyeon. “kalau sudah tumbuh dan mekar, jeongmal yeppeuta, Changmin.”
“aku tidak tahu apakah Rapat Besar akan mengijinkan kita memperoleh uang tambahan untuk membeli umbi krokus,” kata Changmin. “kita mungkin memerlukan paling sedikit 500 buah umbi krokus agar tanaman kita nanti cukup terlihat. Geurae, kita tanyakan nanti.”
“kau saja yang minta, jangan aku,” kata Taeyeon, mukanya langsung cemberut. “kau tahu kan apa yang terjadi minggu lalu? Semuanya begitu kejam padaku saat itu.”
“aniyo, bukan begitu, Taeng.” Kata Changmin menatap wajah cemberut Taeyeon disebelahnya. “rapat sekolah selalu adil, tidak pernah berlaku kejam pada siapapun. Jangan keras kepala begitu, Taeng. Biasanya kau cerdas, tapi sering juga kau begitu bodoh!”
“mwo?? Kau memanggilku bodoh? Aku tidak mau membantumu lagi!” kata Taeyeon ngambek.
“terserah.” Balas Changmin menjulurkan lidahnya. “aku akan minta bantuan Sooyoung saja. ia juga pandai berkebun.”
Taeyeon berdiri dengan kesal dan berniat meninggalkan Changmin tapi Changmin segera menghentikan langkahnya dengan meraih pergelangan tangannya.
“ya! kau marah?” tanya Changmin.
“kenapa aku harus marah?!” balas Taeyeon dan melepaskan tangannya dari tangan Changmin dengan kasar. “sudahlah, lagipula kau bilang kau akan minta bantuan Sooyoung kan?!”
Changmin terkekeh melihat reaksi Taeyeon, “hey~! Aku hanya bercanda.” Changmin mencubit hidung Taeyeon dengan gemas. “kajja kita selesaikan pekerjaan kita.” Ucap Changmin sambil memberikan sekop yang tergeletak disampingnya pada Taeyeon.
Taeyeon menghembuskan napasnya, “baiklah.” Kata Taeyeon. Diambilnya sekop itu dan mulai menggali tanah dengan sekuat tenaga, hingga tanah beterbangan kemana-mana. Ia kesal jika harus memberikan kesempatan pada Sooyoung untuk mengambil alih tempatnya di kebun ini meskipun Sooyoung juga teman baiknya.
Changmin tertawa, “Taeyeon, kalau kau tidak hati-hati, bisa-bisa kau menggali terus sampai Indonesia. Kalau itu maumu sih, ya terserah, tapi kurasa aku tidak usah kau kubur dengan lemparan tanahmu itu.”
Taeyeon tertegun. Benar juga. Tanah galiannya ada yang terlempar sampai ke Changmin. Ia pun tertawa.
“nah, tertawa lebih bagus daripada cemberut,” kata Changmin. “kalau kau sering cemberut, lama-lama mukamu bisa jadi seperti Liu Amber.”
“semoga tidak.” Kata Taeyeon. “dia salah seorang yang juga tidak aku sukai.”
“lalu, apa kau menyukaiku?” kata Changmin menatap Taeyeon dengan wajah serius.
“hem??” bingung Taeyeon menatap Changmin.
Changmin tertawa kecil, “aniya, lupakan.”
“dia itu walaupun yeoja tapi sangat suka bertengkar! Dan setiap saat selalu mengira kalau kami membicarakannya, padahal memikirkannya juga tidak.”
“jangan mencari musuh,” kata Changmin. “sahabat lebih menyenangkan daripada musuh. Daripada cari musuh lebih baik cari sahabat.”
“tapi tidak mungkin ada yang mau bersahabat dengan Amber,” kataTaeyeon. “benar-benar tidak mungkin! Kau tidak sekelas dengan kami sih, jadi tidak tahu betapa menjengkelkannya anak itu.”
“lalu, bagaimana denganmu sendiri? bukankah dulu kau juga sangat menjengkelkan?” canda Changmin segera berlari takut Taeyeon mengamuk.
“MWO?? YA!! SHIM CHANGMIN!!” teriak Taeyeon mengejar namja jangkung itu.
Memang benar Amber itu menjengkelkan. Ia suka menggerutu. Dan ia juga sering menghabiskan uang sakunya yang 2000 won hanya untuk membeli permen dan tidak pernah dibagikannya pada siapapun.
“tidak heran mukanya penuh bintik-bintik,” bisik Jessica suatu hari, sambil menahan tawa. “terlalu banyak makan permen sih! Ibunya juga mengiriminya banyak sekali permen, hanya saja ia tidak pernah memberitahu kita. Mungkin ia takut kita minta. Padahal, kalau dikasih juga aku tidak akan mau.”
Bukan saja selalu bertengkar dengan teman-temannya, menuduh mereka membicarakannya, tapi Amber juga sering bertengkar dengan guru-gurunya. Jika ada guru yang menyalahkannya, dengan berani ia akan balik menyalahkan guru itu dan menyatakan kalau dirinyalah yang benar.
Mrs. Han tidak sesabar guru yang lain. Suatu hari Amber berkata bahwa Mrs. Han tidak memberinya tugas bahasa Prancis maka ia sama sekali tidak mengerjakannya. Mrs. Han yang juga cepat marah ini langsung mendampratnya.
“anak itu membuatku gila!” pikir Mrs. Han. “dengan mukanya yang pucat berbintik-bintik dan rambutnya yang selalu kotor! Juga suaranya yang selalu seperti merengek-rengek itu!”
Guru-guru lain selalu bisa menahan diri menghadapi Amber. Bahkan Mrs. Song sendiri sebenarnya mengkhawatirkan yeoja itu. Amber selalu terlihat murung yang memang sudah sewajarnya sebab ia selalu saja bertengkar dengan orang lain.
Sulli yang suka meniru gerakan Mrs. Han langsung memperagakan kembali adegan pertengkaran guru bahasa Prancis itu dengan Amber. Sulli menirukan suara merengek Amber dengan sangat baik. Kalau tidak melihat, orang akan mengira bahwa yang sedang berbicara itu Amber sendiri. tapi kemudian Sulli berbuat kelewatan, ia mengatakan dengan suara Mrs. Han sesuatu yang tidak pernah diucapkan Mrs. Han, “ah, betul, Amber, aku benar-benar tidak suka bintik-bintik di mukamu itu, aku tidak suka rambutmu yang kotor itu, aku tidak suka tingkah lakumu…..” suaranya sangat mirip dengan Mrs. Han. Dan terdengar lucu sekali. Tapi tepat saat itu Taeyeon melihat sesuatu….Amber sudah berada di ruangan itu! tak ada yang melihat ia masuk. Kapan? Berapa lama ia telah ikut menonton Sulli?
Taeyeon menepuk Sulli. Tapi Sulli tidak memedulikannya ia sedang terlalu gembira karena pertunjukannya sangat berhasil. Semua mendengarkannya. Semua kagum padanya.
“Sulli, tutup mulutmu!” desis Taeyeon. “ada Amber!”
Sulli langsung berhenti. Semua berpaling dan jadi kikuk saat melihat Amber. Tak ada yang berani memandang Amber.
Taeyeon berpikir kenapa Sulli mengatakan hal yang tidak diucapkan Mrs. Han? Bagaimana kalau Amber mengira Mrs. Han benar-benar mengatakan itu? suara Sulli begitu persis, sehingga Amber pasti tahu kalau Sulli menirukan Mrs. Han. Taeyeon melirik Amber.
Ia duduk membanting diri disebuah kursi, mengeluarkan kertas dan bersiap-siap menulis. Wajahnya tetap pucat putih. Hanya matanya tampak menyala membara karena marah. Wajahnya terlihat mengerikan
“pasti ia tidak akan memaafkan Sulli.” Pikir Taeyeon. “mestinya aku menghentikan Sulli sebelum ia kelewatan. Tapi ia benar-benar lucu. Mungkin Amber akan melaporkannya dalam rapat mendatang. Ommona!”
Amber tidak membicarakan kejadian itu pada siapapun. Ia bahkan tidak berbicara pada siapapun malam itu. Di asrama, tempat tidurnya bersebelahan dengan tempat tidur Taeyeon. Dan Amber tidak menjawab sewaktu semua saling mengucapkan selamat malam. Taeyeon mengintip di antara tirai pemisah mereka, akan mengajaknya bicara, sebab ia merasa menyesal juga hal seperti itu bisa terjadi.
Amber tidak melihat Taeyeon. Ia duduk di tepi tempat tidur, memandang wajahnya dalam cermin yang dipegangnya. Ia tampak begitu sedih, dan Taeyeon tahu sebabnya. Sepertinya Amber sedang berpikir betapa buruknya wajahnya itu. tentu saja sebelum itu pun ia sendiri sudah menyadari hal itu. tapi pastilah sangat menyakitkan untuk tahu kalau anak lain juga menyadarinya, dan malah menertawakannya.
Taeyeon cepat mundur, tak jadi mengajak Amber berbicara. Apakah Amber punya keberanian untuk mengulangi apa kata Sulli di Rapat Besar nanti? Kemungkinan tidak.
Amber punya rencana sendiri. ia akan membalas dendam pada Sulli dengan caranya sendiri. ia berbaring, terus berpikir-pikir apa yang akan dilakukannya. Pokoknya Sulli harus bersiap-siap menerima pembalasannya!
to be continue..

About Ashiya Xiahtic

Travel enthusiast, guide freelancer, ex bank teller, story teller & writer, gamer, love to take picture of nature

Posted on December 27, 2012, in SMTOWN and tagged , . Bookmark the permalink. 4 Comments.

  1. Tampang Amber yang sedikit kayak namja plus juga tomboy, jauh lebih cocok jadi ‘Trouble Maker’, dibanding Taeyeon ..
    #No bash

  2. Nurati Suchi

    Ahjussi-ku mana, Chingu? Kau sembunyikan dilemari bajumu ya? Aigoo…
    :p #JustAKidd , Chingu^^

  3. Hai… mian baru komen setelah baca beberapa chapter. Kamu penggemar karya Enid Blyton juga? Wah…
    Aku suka meski emang mirip… rasanya pertama baca rada aneh karena cast diganti dengan wajah2 kpop… ngebayanginnya rada gimana gitu di awal tapi semakin lewat beberapa chapter, seru juga!
    Meski temanya persahabatan, seenggaknya ada momen ChangTae di sini-hahai jiwa shipper aku kumat kan-oke aku lanjut sampai chapter terakhir dulu, ya!
    Gomawo~

Leave Comment