Daily Archives: December 27, 2012

[FF] I Got A Boy (5)

Author : Ashiya
Rating : PG
Main Cast : Kim Taeyeon, Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Park Jungsoo/Leeteuk, Im Yoona
Other Cast : Super Junior, SNSD, TVXQ, Kim Hyunjoong (SS501), Lee Minho, Kim Bum, Kim Joon, Kim Soeun, Park Minyoung, Jung Somin, Goo Hyesun, BoA, Min Sunye (Wonder Girls), Jung Yonghwa (CNBLUE), Nichkhun (2PM), Jung Ilwoo, Nam Gyuri, and others.
Genre : Alternate Universe, Angst, Comedy, Friendship
Warn : Typo bertebaran, judul ma isi mungkin ga nyambung. xD FF ini udah lama bikinnya, jadi beberapa lagu di ff ini pake lagu-lagu lama *ketauan authornya males ngedit!*
Hope you like this. RCL, please!

-Previous Chapter-
“gymnasium terbakar!!” IU kembali berlari. Tanpa aba-aba Leeteuk dan Kyuhyun berlari menuju gymnasium. Sesampai disana tampak api sudah melalap sebagian gedung gymnasium yang besar itu. Beberapa orang mencoba memadamkan api, ada juga yang sibuk menelpon pemadam kebakaran dan petugas medis.
“apa ada orang yang terjebak didalam?” tanya Leeteuk pada seorang mahasiswa yang menelpon rumah sakit.
“ah Leeteuk-ssi? Didalam ada teman sekelasku, Kim Taeyeon.” Mendengar itu Leeteuk segera lari menuju gymnasium yang terbakar itu tapi beberapa orang menghadangnya.
“jangan! Berbahaya!” teriak beberapa orang mahasiswa itu. Leeteuk mencoba menerobosnya tapi tidak bisa. Akhirnya Kyuhyun nyelonong(?) masuk mengabaikan teriakan peringatan beberapa orang yang menahan Leeteuk.
Asap hitam tebal mengepul didalam gedung menghadang jarak pandang Kyuhyun. Ia terus meneriaki Taeyeon. Sesekali ia batuk-batuk.
BRAKKK!!!
Sebuah kayu yang hangus terbakar hampir menimpanya. Kyuhyun kembali meneriakan nama Taeyeon. Samar-samar ia melihat seseorang tergeletak di tengah gedung. Kyuhyun mendekat dan orang yang dia cari berada didepannya tergeletak tak sadarkan diri. Kyuhyun segera membopongnya dan membawanya keluar. Saat akan membuka pintu, sebuah kayu jatuh dan menghantam tengkuk Kyuhyun membuatnya oleng dan jatuh bersama Taeyeon yang mulai sadarkan diri. Taeyeon melihat Kyuhyun pingsan menimpa tubuhnya. Sekuat tenaga ia memapah Kyuhyun keluar dari dalam gedung. Tiba-tiba pintu terbuka. 2 orang petugas pemadam kebakaran segera membawa keduanya kedalam ambulance menuju RS terdekat.

-Chapter 5-
“kita harus menemukan pelakunya. Ini sudah benar-benar diluar batas. Apa orang itu berniat membunuh Taeyeon?” geram MinYoung saat mengadakan rapat detektif rahasia yang tentu saja tanpa Kyuhyun karena masih berada di rumah sakit. “Taeyeon itu anak yang baik, pintar dan menyenangkan kenapa sampai ada yang berniat mencelakakannya. Apa dia punya musuh?” gumam MinYoung.
“justru kebaikannya itu jadi boomerang untuk dirinya sendiri.” ucap YoonA. Yang lain hanya berkerut dahi mendengar ucapan YoonA.
Sementara itu di rumah sakit, Taeyeon duduk di kursi disamping ranjang Kyuhyun. Kyuhyun masih belum sadarkan diri sejak peristiwa kemarin. Taeyeon memandang nanar Kyuhyun yang tergolek lemah.
“oppa, kapan kau akan sadar?” gumam Taeyeon menggenggam erat tangan Kyuhyun dan tidak lama kemudian ia tertidur.
1 jam kemudian.
“kau sudah bangun?” tanya seseorang disamping Taeyeon. Taeyeon bingung karena ia sudah berbaring ditempat tidur dimana tadi Kyuhyun terbaring.
“oppa? Eh, kenapa aku tidur disini? Sejak kapan kau sadar?” bingung Taeyeon yang pandangannya masih sedikit kabur.
“saat aku sadar, aku melihatmu tertidur dikursi. Jadi aku pindahkan kesini.” Ucap Kyuhyun.
“oh.. kau sudah baikan?” Taeyeon memegang dahi Kyuhyun. Kyuhyun mengangguk. “sebaiknya oppa tiduran saja.” Taeyeon turun dari tempat tidur. Kyuhyun naik ke ranjangnya dan duduk disitu. Taeyeon sudah duduk dikursi yang tadi diduduki Kyuhyun.
“oppa, terima kasih kau sudah menyelamatkanku.” Ucap Taeyeon. Kyuhyun mengangguk.
“kenapa kau ada digedung itu?” tanya Kyuhyun.
“ada orang yang ingin menemuiku. Jadi aku menunggunya disana.”
“nugu?”
“molla. Dia bilang ingin menemuiku membahas tugas kampus.”
“apa kau pernah menerima surat ancaman atau semacamnya?” tanya Kyuhyun. Taeyeon mengangguk.
“ne. beberapa hari ini aku sering mendapat surat-surat aneh di lokerku yang menyuruhku untuk menjauh tapi menjauh dari apa atau siapa aku tidak tahu dan tidak mengerti. Bagaimana oppa bisa tahu?”
“kemarin aku melihat surat ancaman terselip di lokermu.”
CKLEK!!! Pintu ruangan itu terbuka dan masuklah 8 orang senior mereka.
“ommo!! Jagiya, apa kau baik-baik saja?” tanya Junsu membuat Taeyeon menaikan sebelah alisnya.
Sooyoung segera menjitak Junsu, “ah, maaf Taeng. Kadang-kadang otaknya memang agak konslet.” Ucap Sooyoung yang segera mendapat death glare dari Junsu.
“kami sudah mendengar isu bahwa ada seseorang yang mencelakakan Taeyeon. Apa orangnya sudah di temukan?” tanya BoA.
“molla, eonni.” Jawab Taeyeon.
“Taeyeon, apa tidak sebaiknya kau melapor polisi? Aku rasa ini sudah keterlaluan. Kau sudah 2 kali masuk rumah sakit.” Ucap Changmin.
“aku rasa tidak perlu, oppa.”
“tenang jagiya. Kalau ketahuan siapa pelakunya aku akan melemparnya ke dasar laut.” Junsu mengepalkan tangannya. Taeyeon hanya tersenyum.
“beberapa anggota SuGen beberapa minggu ini sedang menyelidiki kasus ini. aku, Leeteuk, MinYoung, YongHwa, Tiffany, YoonA dan Seohyun diam-diam membuat tim penyelidik. Dan kami sudah menemukan beberapa bukti dimulai dari saat acara panahan, pot jatuh dan saat ini aku yakin mereka sedang membahas kebakaran kemarin.” Ucap Kyuhyun.
“eh? Tim penyelidik? Kalian hebat sekali menyembunyikan sesuatu. Aku saja tidak tahu.” Kata Taeyeon.
**
Taeyeon dan Kyuhyun sudah kembali kuliah seperti biasa. Taeyeon, Sungmin dan Sunny makan bersama di kantin.
“Taeyeon!!” Taeyeon menengok.
“KYAAAAAAAAAAA!!”
“aissssh kau selalu saja berteriak.”
“bagaimana tidak. Begitu menengok, wajah anehmu mejeng begitu dekat.” Jawab Taeyeon. Kyuhyun mencomot kentang goreng Taeyeon, “ya!! oppa, kenapa kau mengambil makananku?” kesal Taeyeon pada Kyuhyun.
“kau ini pelit sekali!.”
“mwo?? Kau bilang aku apa??” geram Taeyeon.
“aku bilang kau PELIT!”
“KAU!!” Taeyeon hampir memukul Kyuhyun jika Sunny dan Sungmin tidak melerainya.
“kalian ini bisanya bertengkar saja. kenapa kalian tidak pacaran saja??” kesal Sunny.
“aissssh aku tidak mau punya namjachingu evil berwajah aneh seperti dia!!”
“cih! Siapa juga yang mau punya yeojachingu bertubuh pendek??”
“aku!” ujar Sungmin tiba-tiba. Kyuhyun dan Taeyeon terkejut dengan ucapan Sungmin yang tiba-tiba. Dan Sunny hanya menunduk, pipinya tampak memerah.
“oppa, kau bilang apa tadi? Aku? Maksudmu kau menyukaiku?” tanya Taeyeon. Sungmin malah cekikikan mendengarnya. Lalu tiba-tiba Taeyeon seperti mengerti sesuatu, “ah arasseo! Sungmin-oppa, Sunny-ah kalian…KALIAN PACARAN???” pekik Taeyeon membuat semua orang yang ada dikantin itu menengok ke arahnya.
“kecilkan volume suaramu, danshin!” ucap Kyuhyun yang langsung mendapat tatapan mematikan dari Taeyeon. “jadi kalian pacaran?” tanya Kyuhyun. Sungmin dan sunny mengangguk. “whoaaaa kalau begitu..” Kyuhyun berdiri dan mengambil HP Taeyeon yang tergeletak meja. “kalian yang bayar semua makanan ini. Taeyeon ayo lari!!!” Kyuhyun menyeret Taeyeon. Taeyeon hanya mengikuti sambil ngomel karena bajunya terkena tumpahan susu strawberry saat Kyuhyun menariknya tiba-tiba.
“hah, dasar pasangan aneh.” Sungmin menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kyuhyun kembali ke kelasnya dan Taeyeon ke toilet untuk membersihkan bajunya.
“lho? Ini kan HP Taeyeon? Kenapa aku membawanya?” Kyuhyun bingung sendiri.
“Cho Kyuhyun! Bisa kah kau focus pada pelajaranmu?” dosen didepan kelas membentak Kyuhyun.
“ah, ne. mianseumnida, seonsaengnim.”
Sementara itu dikelas Taeyeon. Taeyeon terlihat kebingungan mencari HPnya.
“Seo, apa kau lihat HP ku?”
“ani. Memangnya kau letakan dimana?”
“molla. Aku lupa menaruhnya.” Jawab Taeyeon masih sibuk mengobrak-abrik tasnya, “Seo, aku pinjam HPmu.” Seohyun memberikan HPnya dan Taeyeon menghubungi nomor HPnya.
“yeobosseo?” jawab seseorang yang mengangkat teleponnya.
“ah, ini siapa?”
“aku? Aku Kyuhyun.”
“eh? Oppa? Kenapa HPku ada padamu?”
“HPku? Oh, kau Taeyeon? Entahlah, sepertinya aku tidak sengaja membawanya saat dikantin tadi.”
“oh, arasseo. Kalau begitu cepat kembalikan. Aku sangat butuh HP itu.”
“ne. kau ke taman belakang saja. aku akan kesana.”
Lalu mereka pun mengakhiri pembicaraan.
“nuguya?” Tanya Seohyun.
“HPku ternyata ada pada Kyuhyun-oppa. Seo, terima kasih. Aku pergi dulu ya.” Taeyeon pun pergi dari kelas itu menuju taman belakang.
30 menit kemudian Kyuhyun belum juga muncul, “hah kemana si evil itu? Aissssh jangan-jangan dia menjual HPku.” Ucap Taeyeon ngasal. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
“Leeteuk-oppa??”
“sedang apa disini?”
“aku menunggu Kyu-oppa.”
“Kyu? Emm.. apa kau pacaran dengan Kyu?”
“heh?? Ani!! Aku menunggu HPku yang secara ajaib sudah ada ditangannya.” Jawab Taeyeon. Leeteuk tertawa kecil dan merogoh saku celananya. Mengeluarkan sebatang lollipop dan memakannya.
“oppa, masih ada lagi ga?”
“apa?” bingung Leeteuk.
“lollipop.” Jawab Taeyeon polos. Leeteuk kembali tertawa melihat wajah polos Taeyeon. Ia pun kembali merogoh saku celananya.
“yah, habis.” Ucap Leeteuk dengan lollipop yang masih berada dimulutnya. Taeyeon pun langsung cemberut. Leeteuk memperhatikan wajah Taeyeon. “aku masih ada 1 lollipop lagi tapi ini limited edition dan hanya ada 1 didunia.”
“heh?? Memang ada lollipop seperti itu?” tanya Taeyeon dengan wajah innocentnya. Leeteuk membuang lollipop dimulutnya, dengan cepat memegang kedua pipi Taeyeon dan CHU~.
Leeteuk menempelkan bibirnya ke bibir Taeyeon. Taeyeon membelalakan matanya. Shock dengan serangan(?) bibir Leeteuk yang tiba-tiba namun ia sama sekali tidak bisa bergerak. Ia dapat merasakan rasa susu strawberry dibibirnya. Leeteuk melepaskan ciumannya, “saranghae, Taeyeon-ah..”
BRUGHH!! *suara kaleng jatuh. Authornya kesulitan mengimitasi suara kaleng jatuh kkkkk*
Leeteuk dan Taeyeon menengok kearah suara.
“Kyu-oppa?” Taeyeon terkejut melihat Kyuhyun yang sudah berdiri tidak jauh dari tempatnya.
“ah, maaf aku mengganggu. Aku hanya mau mengembalikan ini.” Kyuhyun memberikan HP itu pada Taeyeon, “permisi.” Kyuhyun berbalik dan segera pergi.
**
Kyuhyun menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur empuknya. Matanya terpejam dan tangannya memijat-mijat pelipisnya. Ia teringat kembali saat melihat Leeteuk mencium bibir Taeyeon.
“aaaaaaaaaaaaaaaaarghhh!!!” Kyuhyun mengacak rambutnya sendiri frustasi. Lalu beranjak dan masuk ke kamar mandi.
Ditempat lain..
Tanpa sengaja YoonA yang sedang berada disebuah café melihat Seohyun yang sedang asyik ngobrol dengan seorang namja berambut pirang keemasan yang pernah ia lihat sebelumnya. Diam-diam ia mendengar obrolan mereka. Tiba-tiba matanya membulat, ‘MWO???’ batin YoonA.
**
Tiba acara kompetisi dance. Anggota SuGen tampak menyemangati 10 temannya yang sedang beraksi diatas panggung. Kyuhyun melirik kearah Leeteuk yang duduk disamping Taeyeon yang sibuk meneriaki teman-temannya. Kyuhyun melengos dan beranjak pergi. Taeyeon menengok dan melihat Kyuhyun yang berjalan menuju pintu keluar.
Kyuhyun berjalan menuju atap gedung kampus. Ia termenung sendirian. Tanpa sengaja tangannya menggores kawat tajam yang ada didekatnya. Tiba-tiba saja sepasang tangan mungil menariknya dan membersihkan darah ditangan Kyuhyun.
“Ta-Taeyeon?” Taeyeon diam saja. ia membersihkan luka ditangan Kyuhyun dengan serius. Kyuhyun terus memperhatikan wajah Taeyeon yang tanpa ekspresi. Taeyeon mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
“mau yang mana?” tanya Taeyeon menunjukan 3 buah plester yang bergambar Pororo, Keroro dan polos tak bergambar. Kyuhyun tertawa geli melihat plester-plester itu. Lalu ia menunjuk plester bergambar Pororo. Taeyeon sedikit bingung kenapa tidak memilih yang polos. Taeyeon menempelkan plester itu di luka Kyuhyun. Sekarang mereka berdiri berdampingan memandang gedung-gedung fakultas lain didepannya.
“kenapa kau memilih yang Pororo? Aku pikir kau akan memilih yang polos.” Tanya Taeyeon.
“apa tidak boleh? Bukankah kau yang menawarkannya?”
“a-aniyo. Bukan begitu. Maksudku bukankah kau tidak menyukai Pororo?”
“hmmm… awalnya memang begitu. Tapi setelah diperhatikan Pororo itu manis juga. Pantas Leeteuk yang begitu cool sampai menyukai Pororo.” Ucap Kyuhyun sambil melirik Taeyeon. Taeyeon tersenyum tipis. “oh ya, tadi kulihat kau membawa plester Keroro. Bukankah kau tidak begitu menyukainya?”
“Itu pemberian dari Seohyun.”
Hening.
“oppa, maukah kau menyanyikan sebuah lagu? Kurasa suaramu cukup bagus.” Pinta Taeyeon.
“kalau suaraku jelek, aku tidak punya kepercayaan diri masuk fakultas music.” Jawab Kyuhyun. Taeyeon mengerucutkan bibirnya. “mau dengar lagu apa?”
“mmm…terserah..” Kyuhyun pun menyanyikan lagu Super Junior – In My Dream.
“bagaimana?” tanya Kyuhyun setelah mengakhiri lagunya.
“bagus.” Jawab Taeyeon.
“mmm.. bagaimana hubunganmu dengan Leeteuk?” tanya Kyuhyun hati-hati.
“hubungan? Kami baik-baik saja.” jawab Taeyeon santai. Kyuhyun manggut-manggut. Kyuhyun melihat beberapa buah kapur tulis berwarna biru. Sebuah ide muncul. Ia menggambar Pororo di dinding balkon.
“oppa, apa yang kau lakukan?? Kau mengotori dinding itu.”
“mengotori? Bukankah ini bagus?” Taeyeon duduk disamping Kyuhyun.
“benar juga.” Taeyeon mengambil batang kapur lain dan mulai ikut menggambar Pororo.
“kenapa Pororo-mu ada tanduknya?” heran Kyuhyun.
“ini spesies Pororo baru. Ini adalah kau, oppa. Evilroro. Kekekeke~”
“mwo?? Dasar danshin.” Taeyeon tertawa melihat kekesalan Kyuhyun. Lama-lama mereka jadi larut dalam candaan mereka. Tanpa mereka ketahui, dibelakang mereka ada sepasang mata mengawasi dan tampak marah.
To be continue…

chapter selanjutnya adalah chapter terakhir. kalo ga ada yang like/comment, ga bakal dipost dulu. so, comment/like if you want the last part! *evilsmirk -pinjem punya Kyuhyun.

[FF] I Got A Boy (4)

Author : Ashiya
Rating : PG
Main Cast : Kim Taeyeon, Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Park Jungsoo/Leeteuk, Im Yoona
Other Cast : Super Junior, SNSD, TVXQ, Kim Hyunjoong (SS501), Lee Minho, Kim Bum, Kim Joon, Kim Soeun, Park Minyoung, Jung Somin, Goo Hyesun, BoA, Min Sunye (Wonder Girls), Jung Yonghwa (CNBLUE), Nichkhun (2PM), Jung Ilwoo, Nam Gyuri, and others.
Genre : Alternate Universe, Angst, Comedy, Friendship
Warn : Typo bertebaran, judul ma isi mungkin ga nyambung. xD FF ini udah lama bikinnya, jadi beberapa lagu di ff ini pake lagu-lagu lama *ketauan authornya males ngedit!*
Hope you like this. RCL, please!

-Previous Chapter-
Malamnya Taeyeon, Seohyun, Sunny, Leeteuk, Kyuhyun dan Sungmin bersenang-senang di taman hiburan itu. Masuk rumah hantu, naik roller coaster, membeli permen kapas, tembak-tembakan, mencoba inline skate dan lain-lain.
“eh, stand peramal. Kita masuk, yuk!” ajak Sunny.
“andwae. Aku tidak mau.” Tolak Seohyun.
“waeyo, Seo? Kau takut?” tanya Taeyeon.
“a..aniyo. aku tidak takut.”
“ya sudah kajja!” Sunny menyeret Seohyun.
“kami tidak ikut ya. kami mau mencoba naik kora-kora itu.” Ucap Sungmin yang di iya kan oleh Sunny.
Didalam stand peramal itu seorang wanita tua berpakaian khas peramal menyambut mereka. Peramal itu meramal Sunny, “sebentar lagi kau akan menemukan titik terang dalam percintaanmu. Dewa cupid sudah berada disekelilingmu.” Sunny sangat senang mendengar ucapan peramal itu. Saatnya giliran Seohyun, “keputusan yang baik akan membawamu dalam kebaikan juga. Pilihan akan memutuskan jalan hidupmu sendiri.” ucap peramal itu. Ketiganya tampak bingung. Terakhir giliran Taeyeon. Peramal itu tersenyum, “hati-hati, nak. Walaupun kelinci itu lucu dan terlihat baik, ia mempunyai gigi yang tajam untuk menggigit.”. Taeyeon memutar otaknya mencoba mencari tahu maksud peramal itu. Namun ia tidak menemukan jawabannya.

-Chapter 4-
Besoknya dikampus..
“Sunny-ah!”
“Sungmin-oppa? Ada apa?”
“mm.. apa nanti malam kau ada acara? Aku dapat 2 tiket nonton pertunjukan musik tapi aku tidak ada teman. Mau kah kau menemaniku?”
“jam berapa?”
“jam 7 malam.”
“baiklah.” Jawab Sunny.
“nanti aku jemput ya.” Sungmin pun pergi dan seutas senyum tampak di wajahnya. Sunny masuk kekelasnya.
“Taeeeeeeng, Seooooo…” heboh Sunny.
“aissshh kau mengagetkanku saja!!” ketus Taeyeon.
“hehe.. mian. Aku terlalu senang. kalian tahu, tadi Sungmin-oppa mengajakku keluar nanti malam.” Ucap Sunny.
“mwo?? Maksudmu kencan?” kejut Seohyun.
“bukan. Kami hanya akan menonton pertunjukan music. hehe~”
“sepertinya ini yang dimaksud peramal itu. Tapi sampai sekarang aku masih belum mengerti tentang ramalanku. Kelinci? Menggigit? Aku kan tidak memelihara kelinci? Bagaimana mungkin bisa menggigit” bingung Taeyeon.
“hahaha.. sudahlah. Nanti juga kau akan tahu lagipula ramalan itu tidak selalu benar.” Ucap Sunny.
**
SuGen kembali berkumpul. Mereka menonton 10 dancer SuGen yang akan berkompetisi tidak lama lagi.
“Seohyun anggun sekali saat menari ballet.” Puji Taeyeon.
“ne, kau benar.” Jawab Jessica dan Il Woo.
Seohyun selesai berlatih dan duduk di samping Kyuhyun yang memperhatikan Gyuri dan Nichkun menari tradisional. Ia mengambil air minum dan meneguknya.
“oppa, serius sekali?” Kyuhyun hanya tersenyum. Seohyun mengambil sesuatu dari tasnya dan menempelkan sesuatu di buku catatan yang dipegang kyuhyun.
“apa ini? kodok?”
“ini namanya Keroro. Lucu kan oppa?” riang Seohyun. Lagi-lagi Kyuhyun hanya tersenyum. Lalu ia beranjak.
“oppa, mau kemana?” tanya Seohyun.
“ke toilet. Perutku sakit. Mau ikut? Kekekeke~” Kyuhyun menyeringai. Seohyun ikut tertawa.
Dari kejauhan Seohyun melihat Kyuhyun mengusap sesuatu dipintu toilet.
“Seo, ayo latihan lagi!” panggil YoonA.
15 menit kemudian..
“eonni, aku ke toilet dulu. Kebelet!” ijin Seohyun pada Yuri. Yuri mengangguk.
“Seo, mau kemana?” tanya Taeyeon. Seohyun menunjuk ke arah toilet. “ikut!!” Taeyeon dan Seohyun pun pergi ke toilet.
“Seo, apa ini toilet khusus keroro?” tanya Taeyeon begitu keluar dari toilet dan berjalan melewati toilet laki-laki.
“eh?” Seohyun melihat sebuah stiker yang tertempel dipintu. Ia baru sadar bahwa itu adalah Keroro yang ia tempel di buku Kyuhyun.
“Seo, ayo. YoonA-eonni memanggilmu.” Taeyeon menyeret Seohyun yang masih bengong.
“kyaaaaa!! Oppa, jauhkan itu dariku??” Jessica mencoba menjauhkan timun yang di sodor-sodorkan Donghae ke arahnya.
“Siccaaaaaaaa..aku monster timun. Kekekeke~”
“oppa, hentikan!!” marah Jessica mencoba lari dari kejaran Donghae yang mengerjainya. Karena tidak memperhatikan jalan Jessica menabrak Taeyeon tapi sepasang tangan dari belakang menahan Taeyeon jatuh terjengkang ke lantai.
“L..Lee..Leeteuk-oppa?” Taeyeon segera berdiri.
“ya!! Hae-ah! Apa yang kau lakukan. Berhenti menakut-nakuti Sica! Kau tidak lihat dia begitu ketakutan?” bentak Leeteuk.
“mian, hyung. Aku hanya heran saja kenapa dia bisa takut dengan timun.”
“minta maaf pada Jessica bukan padaku.”
“ne. mianhaeyo. Sica-ya.” Jessica tidak menjawab ia masih takut karena Donghae masih memegang timun itu.
“Taeyeon, kau tidak apa-apa?” tanya Leeteuk.
“ne. gomawo, oppa.”
“kita kembali duduk saja. Kajja!” Leeteuk memegang tangan Taeyeon mengajaknya duduk. YoonA melihat itu dan segera mengalihkan pandangannya.
**
“kita harus mencari pelakunya. Bagaimanapun juga Taeyeon sudah dirugikan.” Ucap MinYoung. MinYoung, Kyuhyun, Leeteuk, YongHwa, Tiffany, YoonA dan Seohyun sedang rapat. Hanya mereka bertujuh.
“ne. aku begitu khawatir melihat darah di tangan Taeyeon waktu itu. Kyuhyun-hyung, apa kau sudah menyimpan barang buktinya?” tanya YongHwa. Kyuhyun mengangguk.
“barang bukti? Barang bukti apa?” tanya Seohyun.
“sebuah jarum diselipkan di tali busur yang dipakai Taeyeon. Jadi begitu Taeyeon menariknya jarum itu merobek kulit Taeyeon.” Jelas Tiffany.
“eh?? Apa pelakunya sudah ditemukan?” kaget Seohyun.
“belum. Tapi kami mencurigai seseorang.” Leeteuk melirik YoonA.
“eh? nugu?” tanya Seohyun lagi.
“belum saatnya aku beritahu. Karena belum cukup bukti.” Jawab Leeteuk.
Sayup-sayup terdengar suara langkah. Pintu auditorium terbuka dan masuklah anggota SuGen.
“lho? Lagi ngapain disini?” tanya Hyunjoong.
“ah. Tidak. Kami hanya mengobrol. Kenapa kalian kesini? Apa ada pengumuman lagi?” Jawab MinYoung.
“ne. begini, aku akan melakukan reshuffle.” Jawab Hyunjoong.
“Reshuffle? Maksudmu ada pergantian pengurus?” tanya Kim Joon.
“ne. Selama ini aku memperhatikan kinerja kalian. Dan aku rasa harus diadakan reshuffle. Tidak semua sih. Hanya beberapa orang saja.”
“waahh, oppa kau keren sekali. Perhatian sekali.” Puji SoMin. HyunJoong tersenyum penuh arti. xD
“Sekarang aku akan mengumumkannya. YoonA, kau tukar tempat dengan Tiffany sebagai bendahara umum dan Tiffany jadi sekretaris umum. Sungmin, kau ketua bagian seni dan Kyuhyun ketua bagian IT. Dan terakhir, Seohyun kau pindah jadi wakil bendahara umum dan posisimu sebagai ketua semester 1 di ganti kan Taeyeon.”
“MWO?? Aku??” kejut Taeyeon.
“ne. kau, Taeyeon.” Jawab HyunJoong. Taeyeon menoleh kearah Seohyun yang tertunduk. Mungkin ia kecewa karena posisi ketua adalah targetnya. Walaupun jabatannya sekarang sebenarnya lebih tinggi. Seohyun mengangkat kepalanya dan tersenyum kearah Taeyeon.
“nah, itu saja. silakan kalian atur sendiri perubahan ini. mohon kerjasamanya.”
**
Taeyeon dan Seohyun berjalan melewati lapangan basket menuju kelasnya. Mereka tampak mengobrol. Jemari Seohyun dengan lincah mengetik sesuatu di hpnya.
“Taeng, aku duluan ya. YongHwa-oppa memanggilku.” Seohyun pun meninggalkan Taeyeon. Ia terus berjalan dengan malas menuju kelasnya. Sampai tiba-tiba
PRANGGGG!!!
“Taeyeon!!!” pekik Kyuhyun, Leeteuk, Sungmin, YoonA, Tiffany dan HyeSun. Mereka segera menghampiri Taeyeon yang pingsan dan pelipisnya berdarah karena tertimpa(?) pot bunga yang tidak terlalu besar jatuh dari atap. Leeteuk segera membopongnya dan membawanya ke rumah sakit. YoonA mendongakan kepalanya melihat ke atap. Sedetik kemudian sebuah senyuman tipis tersungging di wajahnya. Lalu ia mengikuti yang lainnya mengantar Taeyeon ke RS.
**
“Taeng, bagaimana lukamu? Kepalamu masih dibalut perban?” Seohyun tampak khawatir saat Taeyeon kembali masuk kuliah 2 hari setelah kejadian.
“sudah baikan kok.” Ucap Taeyeon.
“mianhae waktu itu aku malah meninggalkanmu.” Sesal Seohyun.
“tidak apa-apa, Seo.”
“Taeyeon-ah! Kau sudah baikan?” Tanya Sungmin yang berjalan bersama Sunny.
“ne. eh, kenapa kalian bisa bersama-sama? Jangan-jangan….” Curiga Taeyeon.
“kami bertemu di depan.” Sela Sunny.
**
“sepertinya ada yang keliru. Aku harus menanyakan ini.” gumam YoonA saat mempelajari buku keuangan SuGen. Ia berjalan mencari Seohyun.
“terima kasih.” YoonA melihat Seohyun memberikan sesuatu pada seorang mahasiswa laki-laki. Dan orang itu pun segera pergi.
“Seo!” YoonA menepuk pundak Seohyun.
“hah! Eonni, kau mengagetkanku!”
“hehe.. mian. Tadi itu siapa? Pacarmu? Aku lihat kau memberinya sesuatu.”
“aniyo. Dia temanku. Tadi aku meminta tolong padanya memberikan titipan dari tetanggaku untuk dosen.”
“oh, begitu? Oiya, ada yang ingin aku tanyakan….” YoonA dan Seohyun pun pergi dari tempat itu sambil membahas pembukuan.
**
Tim detektif rahasia (MinYoung, Kyuhyun, Leeteuk, YongHwa, Tiffany, YoonA dan Seohyun) berjalan bersama menyusuri koridor kampus.
“kemarin aku, Leeteuk dan Kyuhyun menyelidiki pot yang jatuh mengenai Taeyeon dan sepertinya sudah mulai menemui sedikit titik terang.” Ucap YongHwa.
“Jinjja? Kalian yakin?” tanya Seohyun.
“kami yakin itu bukan murni kecelakaan. Melainkan disengaja. Sebaiknya kita lanjutkan di ruang auditorium.” Jelas Kyuhyun.
“ah, mianhae. Aku harus pergi. Aku ada urusan mendadak. Annyeong.” Ujar YoonA buru-buru. Leeteuk memperhatikan YoonA yang pergi tergesa-gesa.
Sesampainya di auditorium, ternyata ruangan itu dipakai oleh team cheerleaders jadi mereka terpaksa mencari tempat lain. Dan akhirnya setuju untuk menggunakan ruang music. Mereka melanjutkan diskusi.
**
10 dancer SuGen sedang berlatih. Kompetisi itu tinggal beberapa minggu lagi.
“Taeyeon!” Kyuhyun menepuk pundak Taeyeon.
“KYAAAAAAAAAAAAAAA!!!” teriak Taeyeon begitu menoleh terkejut karena wajah Kyuhyun sangat dekat dengan wajahnya.
“kenapa kau? Seperti melihat hantu saja?” ketus Kyuhyun.
“aku kaget, oppa. Melihat wajah anehmu yang tiba-tiba begitu dekat.”
“mwo?? Wajah aneh??”
“ne. wajahmu memang aneh.” Taeyeon memeletkan lidahnya.
“dasar danshin!!”
“APA KAU BILANG??” wajah seram Taeyeon sudah terpasang.
“DANSHIN!! PENDEK!!” tegas Kyuhyun tidak memperdulikan ekspresi wajah Taeyeon.
“ya!! ya!! kalian berisik!!” teriak Eunhyuk yang merasa konsentrasinya saat ngedance terganggu. Taeyeon dan Kyuhyun pun mengecilkan volume suara mereka.
“oppa, aku perhatikan akhir-akhir ini sifat evilmu jarang keluar. Kau lebih banyak diam. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” tanya Taeyeon hati-hati.
“ah! Taeyeon, ikut aku sebentar!” Kyuhyun membawa Taeyeon menuju taman belakang kampus. Sedikit membuat Taeyeon blushing karena Kyuhyun terus memegang tangannya.
“ada apa membawaku kesini?” tanya Taeyeon.
“aku ingin mengatakan sesuatu.” Raut wajah Kyuhyun begitu serius.
“eh? Apa?”
“aku.. aku sudah tidak bisa menahannya lagi.”
“menahan apa? Kau mau ke toilet?” Taeyeon bingung.
“aissssh bukan itu! Aku.. aku tidak bisa menahan lagi untuk tidak mengatakan aku menyukaimu..”
DEG! Jantung Taeyeon terasa berhenti berdetak darahnya berdesir dan merasakan kupu-kupu beterbangan didalam perutnya.
“oppa, aku.. aku..”
“Bwahaahahahahahahahahaha… wajahmu aneh sekali Taeyeon! Kekekekekeke~” gelak Kyuhyun.
“YA!! oppa!! Kau!!” Taeyeon kembali marah.
“kau lihat sendiri kan? Keevilanku belum hilang. Kekekeke~” Taeyeon kesal dan pergi meninggalkan Kyuhyun. “ya! Taeyeon-ah, kau mau kemana??” teriak Kyuhyun. Lalu menyusul Taeyeon. Taeyeon kembali masuk ruang auditorium.
“Taeyeon? Kenapa wajahmu seperti itu? Kau darimana?” tanya Leeteuk.
“aniyo. Aku sedikit kesal saja.” jawab Taeyeon.
“oh. Mau ini?” Leeteuk memberikan lollipop.
Taeyeon menerimanya dan langsung mengemutnya. Leeteuk mengusap rambut Taeyeon lembut tepat saat itu Kyuhyun masuk dan senyum keberhasilan karena mengerjai Taeyeon seketika menghilang begitu saja. Ia duduk di bangku yang bersebrangan dengan Taeyeon dan Leeteuk. Ia memperhatikan mereka berdua yang tengah mengobrol diselingi cekikikan tawa keduanya.
“mereka dekat sekali. Aku rasa mereka cocok.” Ucap YoonA yang mengambil tempat duduk disamping Kyuhyun.
“apa kau tidak kesal melihat mereka? Bukankah kau masih menyukai Leeteuk?” tanya Kyuhyun. YoonA tidak bergeming.
“SEMUANYA!!” teriak Yuri dari tengah gedung auditorium, “daripada kita duduk-duduk saja, bagaimana kalau kita membuat hiburan? Kita dance!!” ajak Yuri. Sesaat kemudian Yuri, YoonA, Tiffany, Jessica, Taeyeon dan Seohyun sudah berada ditengah ruangan dengan formasinya masing-masing siap ngedance.
“MinYoung-eonni, putar musiknya.” Perintah Yuri. Mereka mulai menyanyikan lagu The Boys. Semua larut dalam penampilan 6 yeoja itu.
“whoaaa, yeppeo..” kagum Ryeowook.
“beautiful..” puji Nichkun.
“manis..” gumam Il Woo.
“imut..” gumam Yonghwa
“keren..” kagum Kim Bum
“kyeopta..” puji Sungmin.
“tampan..” seru Gyuri tiba-tiba yang langsung memecah kekaguman Ryewook, Nichkun, Il Woo, Kim Bum dan Sungmin langsung menoleh Gyuri. Akhirnya mereka baru menyadari bahwa Donghae dan Eunhyuk sudah ikut berbaris dengan 6 yeoja itu mengikuti gerakan mereka.
“jagiyaaaaaa~ Taeyeonie, neomu yeppeoyo! Joa joa neomu joaaaa~” teriak seorang namja saat lagu berakhir.
“Ju-Junsu-oppa??” shock Taeyeon melihat Junsu berlari ke arahnya sambil membentangkan tangannya. Taeyeon ketakutan dan segera ambil langkah seribu. Jadilah mereka kejar-kejaran di dalam ruang auditorium yang luas itu. Semua menertawai kedua orang itu.
**
Kyuhyun berdiri mengambil sesuatu dari dalam lokernya. Saat ia menutupnya, ia melihat sebuah kertas berwarna merah terselip diloker sebelahnya. Ia tengok kiri kanan dan mengambil kertas itu.
-KAU AKAN MENDAPATKAN “HADIAHMU” HARI INI, KIM TAEYEON!!-
Itulah isi dalam kertas itu. Dibawahnya terdapat cap jempol dari darah. Kyuhyun terbelalak. Ia yakin akan terjadi sesuatu pada Taeyeon. Ia segera berlari mencari Taeyeon. Ke taman belakang tidak ada. Ia terus mencarinya. Ke kelas, auditorium, lapang panahan, ruang music, toilet wanita(?) ia tidak juga menemukannya.
‘kau dimana, Taeyeon?!!’ batin Kyuhyun. Kyuhyun berlari hingga akhirnya ia bertemu dengan Sunny dan Sungmin. “kalian lihat Taeyeon?” Sunny dan Sungmin menggeleng. Kyuhyun kembali berlari. Ia bertemu Jessica yang lari-larian dengan Donghae (demen amat lari-larian ni couple? -__-“) “Sica, Hyung, kalian lihat Taeyeon?” Jessica dan Donghae pun tidak melihatnya. Kyuhyun makin putus asa. Lalu ia melihat Seohyun. “Seo, kau lihat Taeyeon?” tanya Kyuhyun dengan napas terengah-engah.
“eh? Mmm..ani. Waeyo?”
“dia dalam bahaya!”
“mworago?? Apa maksudnya??” bingung Seohyun. Kyuhyun memberikan surat ancaman yang ia temukan di loker Taeyeon. “emm.. oppa, bukannya ia akan diberi hadiah? Kenapa kau cemas?”
“bukan hadiah seperti itu. Tapi… seseorang akan mencelakainya.” Saat itu tiba-tiba Leeteuk datang.
“ada apa ini? kenapa kalian tampak cemas? Apa kalian melihat YoonA?” tanya Leeteuk. Kyuhyun mengambil kertas yang dipegang Seohyun dan memberikannya pada Leeteuk. Leeteuk langsung mengerti maksud surat itu. Leeteuk segera menarik tangan Kyuhyun pergi dari tempat itu mencari Taeyeon.
“OPPA!!” teriak Seohyun saat Leeteuk dan Kyuhyun hendak pergi. “sebaiknya kalian jangan mencarinya.” Ucap Seohyun.
“huh? Wae? Apa kau tahu sesuatu?” tanya Leeteuk.
“a-aniyo. Hanya saja.. aku rasa ini akan membahayakan kalian.” Kyuhyun dan Leeteuk tidak menghiraukan ucapan Seohyun dan pergi dari tempat Seohyun berdiri.
Leeteuk dan Kyuhyun berkeliling dan menanyai orang-orang yang disekitarnya.
“kebakaran!!! Kebakaran!!!” teriak seorang yeoja mungil yang ternyata adalah………IU.
“IU-ssi! Ada apa??” tanya Leeteuk.
“gymnasium terbakar!!” IU kembali berlari. Tanpa aba-aba Leeteuk dan Kyuhyun berlari menuju gymnasium. Sesampai disana tampak api sudah melalap sebagian gedung gymnasium yang besar itu. Beberapa orang mencoba memadamkan api, ada juga yang sibuk menelpon pemadam kebakaran dan petugas medis.
“apa ada orang yang terjebak didalam?” tanya Leeteuk pada seorang mahasiswa yang menelpon rumah sakit.
“ah Leeteuk-ssi? Didalam ada teman sekelasku, Kim Taeyeon.” Mendengar itu Leeteuk segera lari menuju gymnasium yang terbakar itu tapi beberapa orang menghadangnya.
“jangan! Berbahaya!” teriak beberapa orang mahasiswa itu. Leeteuk mencoba menerobosnya tapi tidak bisa. Akhirnya Kyuhyun nyelonong(?) masuk mengabaikan teriakan peringatan beberapa orang yang menahan Leeteuk.
Asap hitam tebal mengepul didalam gedung menghadang jarak pandang Kyuhyun. Ia terus meneriaki Taeyeon. Sesekali ia batuk-batuk.
BRAKKK!!!
Sebuah kayu yang hangus terbakar hampir menimpanya. Kyuhyun kembali meneriakan nama Taeyeon. Samar-samar ia melihat seseorang tergeletak di tengah gedung. Kyuhyun mendekat dan orang yang dia cari berada didepannya tergeletak tak sadarkan diri. Kyuhyun segera membopongnya dan membawanya keluar. Saat akan membuka pintu, sebuah kayu jatuh dan menghantam tengkuk Kyuhyun membuatnya oleng dan jatuh bersama Taeyeon yang mulai sadarkan diri. Taeyeon melihat Kyuhyun pingsan menimpa tubuhnya. Sekuat tenaga ia memapah Kyuhyun keluar dari dalam gedung. Tiba-tiba pintu terbuka. 2 orang petugas pemadam kebakaran segera membawa keduanya kedalam ambulance menuju RS terdekat.
to be continue..

[FF] I Got A Boy (3)

Author : Ashiya
Rating : PG
Main Cast : Kim Taeyeon, Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Park Jungsoo/Leeteuk, Im Yoona
Other Cast : Super Junior, SNSD, TVXQ, Kim Hyunjoong (SS501), Lee Minho, Kim Bum, Kim Joon, Kim Soeun, Park Minyoung, Jung Somin, Goo Hyesun, BoA, Min Sunye (Wonder Girls), Jung Yonghwa (CNBLUE), Nichkhun (2PM), Jung Ilwoo, Nam Gyuri, and others.
Genre : Alternate Universe, Angst, Comedy, Friendship
Warn : Typo bertebaran, judul ma isi mungkin ga nyambung. xD FF ini udah lama bikinnya, jadi beberapa lagu di ff ini pake lagu-lagu lama *ketauan authornya males ngedit!*
Hope you like this. RCL, please!

-Previous Chapter-
Sesampainya didepan rumah Sunny.
“oppa, masuk saja dulu. Akan kubuatkan teh hangat.” Ajak Sunny Sungmin pun menurut. Sunny sudah memanggilnya oppa. Sungmin memperhatikan sekeliling saat Sunny masuk ke dapur membuatkannya minuman. Ia berdiri didepan sebuah meja yang penuh piala dan tertempel beberapa piagam terpasang di dinding dan juga ada beberapa foto Sunny.
“oppa, ini minumannya.”
“ah, ne. gomawo. Mm..Sunny-ah, apa ini semua piala-pialamu?” Sunny mengangguk. “ternyata kau seorang penyanyi yang hebat ya.” Sunny hanya tersenyum. “apa ini ayahmu?” tunjuk Sungmin ke sebuah foto.
“bukan. Itu pamanku.” Jawab Sunny lalu mengambil sebuah foto, “ayah ibuku yang ini.”
“oh, lalu kemana mereka? Kenapa disini sepi sekali?”
“orangtuaku sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan.” Kenang Suny.
“eh? Mian aku tidak tahu.”
“gwaenchana, oppa.” Jawab Sunny sambil tersenyum.
“lalu sekarang kau tinggal sendiri?”
“ani. Aku tinggal dengan pamanku. Tapi sekarang ia sedang berada di Jepang. Dia selalu sibuk tapi ia selalu menyayangiku seperti putrinya sendiri. Pamanku juga memiliki seorang anak perempuan tapi ia ikut tewas dalam kecelakaan bersama ibunya dan orangtuaku.” Perlahan butiran air mata jatuh dipipinya. Sungmin memeluknya.

-Chapter 3-
“kompetisi itu sebentar lagi di gelar. Bagaimana perasaanmu, Taeyeon?” Tanya Kyuhyun. Kyuhyun berjalan di koridor kampus bersama Taeyeon, Seohyun dan Sunny.
“aku tegang sekali, oppa. Kadang aku merasa tidak percaya diri saat berhadapan dengan orang banyak apalagi dalam sebuah kompetisi.”
“apa kau ingin tahu mantra ajaib supaya kau tidak tegang saat berhadapan dengan orang banyak?”
“memang ada yang seperti itu?” ragu Taeyeon.
“Jika kau merasa tegang dihadapan banyak orang. Pejamkan matamu dan ucapkan ‘you’ve fallen for me’.” Ucap Kyuhyun memandang Taeyeon dan tersenyum. (author ambil bagian ini dari Heartstrings. Kekeke~)
“akan ku coba.” Ucap Taeyeon.
“Taeyeon, kau ku antar pulang ya.” Ajak Kyuhyun. Taeyeon melirik Seohyun yang menundukan kepalanya sambil memainkan HPnya.
“tidak usah, oppa. aku tidak mau merepotkanmu.”
“ayolah. Aku tidak merasa di repotkan. Lagipula rumah kita searah.”
“sudahlah, Taeyeon. Kau pulang dengan Kyu-oppa saja.” saran Seohyun.
“eh? Seo..”
“nah, Oppa. Aku duluan ya. Kajja, Sunny. Annyeong..” Seohyun menyeret Sunny. Taeyeon memandang Seohyun bingung. Akhirnya Taeyeon pulang bersama Kyuhyun yang membawa motor besarnya.
“aissssshh, tinggi sekali, oppa.” Ucap Taeyeon saat naik ke motor Kyuhyun.
“kurasa bukan motornya yang tinggi, tapi kamunya saja yang pendek. Kekekeke..”
“ya!! Oppa!! Aissssh.. jinja~!” Taeyeon memukul pundak Kyuhyun.
“pegangan!” Taeyeon memegang jaket Kyuhyun. “aku tidak mau tanggungjawab kalau sampai kau jatuh.”
“mwo??” Kyuhyun menarik Tangan Taeyeon hingga tangannya melingkar di pinggangnya.
“pegangan erat-erat!” Kyuhyun pun melajukan motornya.
“mereka mesra sekali. Aku jadi iri.” Gumam Sunny yang ternyata diam-diam mengintip bersama Seohyun.
“ah hujan. Sunny, ayo pulang. Aku tidak mau kehujanan.” Seohyun menyeret Sunny.
“ah, hujan!” Taeyeon melepas pegangannya dan melindungi kepalanya dari air hujan.
“kita berteduh disana saja.” ucap Kyuhyun sambil membelokkan motornya ke arah sebuah mall. “Taeyeon, kita masuk saja. sambil menunggu hujan reda, aku ingin membeli beberapa perlengkapan memanah. Kau mau kan?”
“ne, baiklah.” Mereka berjalan menuju toko alat olahraga.
“oppa, bukankah itu Taeyeon dan Kyuhyun?” tanya YoonA pada Leeteuk yang juga sedang berada di mall itu. Leeteuk menoleh dan menemukan mereka berjalan bersama.
“aku rasa Kyuhyun menyukai Taeyeon.” Ucap YoonA. Leeteuk diam. “tapi sepertinya akan sangat rumit.”
“maksudmu?”
“ah, aniyo. Oppa, kita susul mereka.” YoonA menarik tangan Leeteuk dan menghampiri Kyuhyun dan Taeyeon.
“eonni? Oppa? Annyeong.” sapa Taeyeon.
“kalian mau kemana? Apa kalian sedang kencan?” tanya YoonA.
“eh? Ti..tidak. Tadi kami kehujanan jadi aku putuskan berteduh kesini saja sekalian mencari perlengkapan panahan.” Jawab Kyuhyun gelagapan.
“oh, jinjja? Kebetulan sekali. Leeteuk-oppa juga kesini mau mencari itu.” Jawab YoonA dan Leeteuk langsung menoleh bingung ke arah YoonA.
“oh, kalau begitu kita pergi sama-sama saja. kajja!” Taeyeon berjalan mendahului.
“semangat sekali dia?” gumam Leeteuk.
Mereka berjalan berkeliling mencari toko olahraga. Namun langkah YoonA berhenti saat didepan toko aksesoris.
“eonni, waeyo?” tanya Taeyeon.
“kita kesini dulu yuk! Boneka itu lucu-lucu sekali.” Ucap YoonA. Mereka menurut dan masuk ke toko itu. YoonA berjalan disamping Leeteuk dan Taeyeon disamping Kyuhyun. Mereka berpencar. Taeyeon menghampiri etalase yang penuh pernak-pernik Pororo. “kau mau beli yang mana?” tanya Kyuhyun.
“entahlah, oppa. Aku bingung. Semuanya bagus-bagus.” Taeyeon mengambil topi karakter dan memakainya.
“kau cocok sekali memakai itu. Benar-benar mirip penguin yang chubby dan pendek. Kekekeke~” ledek Kyuhyun.
“mwo?? Ya! oppa!” Taeyeon mendengus kesal. Kyuhyun mengambil topi yang sama dan memakainya.
“nah, disini ada Pororo yang sangat tampan. Kekekeke~”
“aissshh.. oppa, kau tampak menyedihkan. Kekekeke~” keduanya tertawa. Lalu mengambil foto bersama dengan berbagai macam aegyo mereka.
“mereka cocok sekali.” Gumam YoonA yang memperhatikan Kyuhyun dan Taeyeon. Leeteuk memandang mereka datar.
“kau benar.” Ucap Leeteuk.
**
“oppa, kenapa buku catatanmu banyak stiker Pororonya?” heran Seohyun saat berkumpul dengan SuGen.
“biasa, sasaran keusilan anak itu.” Kyuhyun menunjuk Taeyeon dengan dagunya. Taeyeon sedang asyik bercengkrama dengan Leeteuk, Tiffany, Kim So Eun, Kim Bum dan Eunhyuk.
“perhatian semuanyaaaa..” teriak Lee Minho. “aku menggantikan Hyunjoong-hyung karena ia sedang sibuk mengurus kompetisi panahan. Aku ada pengumuman bahwa 3 bulan lagi akan ada kompetisi dance. Jika kalian tertarik aku akan mendaftarkan kalian.”
“YA!! AKU MAU!!” teriak Eunhyuk dan Yuri.
“yang lain?” tanya Minho. Yang lain pun setuju. “baiklah, tapi 4 orang yang ikut panahan tidak di ijinkan ikut karena kalian harus berlatih. Arasseo?”
“ne..” ucap MinYoung, Taeyeon, Leeteuk dan Kyuhyun.
Yang mengikuti kompetisi dance ada 10 orang. Mereka adalah Eunhyuk, Yuri, Kim Joon, Gyuri, YoonA, Donghae, Nichkun, Seohyun, Ryeowook, Tiffany.
“Kita melakukan dance apa?” tanya Gyuri.
“bagaimana kalau kita semua dance ala SNSD?” usul Donghae yang langsung mendapat jitakan dari Eunhyuk.
“shuffle dance?!!” usul Yuri semangat 45.
“ya! Yuri-ah, kau mau kita jingkrak-jingkrakan ga jelas kayak gitu?” sembur Tiffany.
“bagaimana kalau kita gabungkan beberapa dance saja?” usul Ryeowook.
“sepertinya menarik.” Seru Nichkun.
“Seo, bukankah kau bisa menari ballet? Eunhyuk, kau Street dance bersama Donghae dan Joonie. Yuri, YoonA, Tiffany kalian jago meniru dance SNSD. Gyuri dan Nichkun tarian tradisional Korea. Dan sisanya free dance dan shuffle dance.” Ujar Ryeowook.
“aku setuju. Tapi bagaimana kita menggabungkannya?” tanya Gyuri.
10 dancer itu berdiskusi dengan serius kecuali YoonA. Ia memperhatikan Leeteuk yang asyik ngobrol bareng Taeyeon, Kyuhyun dan MinYoung. Ia seperti sedikit kesal.
“ah, aku ada ide. Daripada bengong, kita dance bareng-bareng aja!” usul Eunhyuk setelah mengakhiri diskusinya.
Eunhyuk, Donghae, Ryeowook, Kyuhyun, Leeteuk dan Sungmin bersiap dengan formasi mereka masing-masing. Hentakan music Mr. Simple dari iPod Eunhyuk mulai terdengar,
Donghae : because I naughty naughty!
Leeteuk : hey! I’m Mr. Simple.
Donghae : Because I naughty naughty!
Eunhyuk : Suju ganda!
Kyuhyun:Sesangi nae mamdaero andaendago hwaman naemyeon andwae geureolpillyo eobtji. (terusin ampe selese! changing vocalnya up to you! Kkk~)
“ternyata dance dan suaranya bagus juga..” gumam Taeyeon.
“siapa, Taeyeon?” tanya Jessica yang duduk disebelahnya.
“eh? Oh.. hmmm..mereka semua. hehehe..” jawab Taeyeon gugup.
“sekarang giliran kami!” teriak Hyunjoong, Minho, Kim Joon, Kim Bum, Nichkun, Yonghwa dan Jung Il Woo.
Mereka mengatur formasinya dan siap-siap benyanyi. Dentuman music 2PM terdengar dengan lagu Hands Up.
**
Hari ini kompetisi panahan dimulai. Tampak anak-anak club SuGen menyemangati 4 teman mereka. Donghae dan Eunhyuk membawa banner bergambar 4 orang itu memakai Hanbok.
Akhirnya SuGen sampai di babak final. Saingan terberat mereka adalah dari jurusan olahraga. Mereka adalah Jang Wooyoung, Lee Seung Gi, Shin Min Ah dan IU.
“ternyata mungil-mungil gitu, IU jago main panahan ya?” ucap Kim Bum.
“ya, ga jauh beda dengan uri Taeyeon.” Jawab So Eun.
Lawan SuGen hampir meraih nilai sempurna. Wooyoung, Seunggi dan IU masing-masing berhasil mencetak 10 point kecuali MinAh yang mencetak 8 point. Terlihat ia sangat kecewa namun SeungGi menyemangatinya. Sekarang giliran SuGen. Leeteuk berhasil mendapat point 10, Kyuhyun hanya mendapat angka 9 dan Minyoung 10. Giliran Taeyeon, ia sangat gugup karena nasib SuGen ada ditangannya. Jika ia tidak berhasil mendapat nilai sempurna, ia akan kalah atau seri. Kalau seri mereka harus memulai 1 putaran lagi sedangkan tangannya sudah benar-benar sakit. Ia melihat bangku penonton dimana sahabat-sahabatnya terus menyemangatinya. Lalu memandang MinYoung, Leeteuk dan Kyuhyun. Tiba-tiba ia teringat ucapan Kyuhyun tentang “mantra”. Taeyeon memejamkan matanya “you’ve fallen for me” ucap Taeyeon pelan namun Kyuhyun masih bisa mendengarnya dan ia tersenyum. Taeyeon membuka matanya dan menarik napas lalu membuangnya. Ketegangannya sedikit berkurang. Ia bersiap menarik busurnya.
“awhh!!” tiba-tiba Taeyeon mengerang kesakitan. Kyuhyun yang berdiri disampingnya menghampirinya dan memastikan bahwa Taeyeon baik-baik saja. Taeyeon kembali mencoba menarik busurnya dan darah mengucur deras dari jari-jarinya Taeyeon berusaha menahannya. Air matanya sudah tidak tertahan menahan rasa sakit. 3 temannya hanya bisa menatap Taeyeon cemas.
Ssssssssssssseeetttttttttttt! JLEB!!
Taeyeon melesatkan anak panahnya. Hening. Tidak ada yang berseru. Semua begitu tegang.
“se..ssse..SEPULUH POINT!!” teriak wasit. Penonton tampak girang terutama SuGen. Taeyeon tertawa dalam tangisnya. Akhirnya ia berhasil memenangkan kompetisi itu. Ia menoleh dan tersenyum pada ketiga temannya.
“Taeyeon, kau berhasil.” Seru MinYoung memeluk Taeyeon. Taeyeon hanya mengangguk dalam pelukan MinYoung. Lalu melepaskan pelukannya.
“oppa, berkat mantramu aku berhasil.” Ucap Taeyeon pada Kyuhyun. Kyuhyun menghapus air mata yang menggenangi wajah Taeyeon dengan jari jempolnya.
“ne, chukkae.” Jawab Kyuhyun.
“Taeng, tanganmu.” Leeteuk memperhatikan tangan Taeyeon yang masih mengucurkan darah segar. Leeteuk membawa Taeyeon ke ruang kesehatan. Kyuhyun dan MinYoung saling pandang-pandangan terkejut melihat sesuatu yang terselip di tali busur yang tadi dipakai Taeyeon.
**
SuGen merayakan kemenangan kompetisi panahan di rumah Seohyun. Senior mereka pun tampak hadir disana.
“Seo, kenapa kau tidak membuatkan kami bulgogi seperti waktu itu? Bulgogi buatanmu itu sangat enak.” ucap MinYoung
“eh? Mmm..mian eonni. Mmmh…aku lupa membeli goginya. Hehehe..” jawab Seohyun gugup.
“kalau begitu aku ke super market di depan dulu. Aku sangat ingin makan bulgogi buatanmu lagi, Seo.” Taeyeon berdiri dari duduknya yang sejak tadi memperhatikan Donghae dan Kyuhyun main game.
“Taeng, kami ikut!” Jung So min, Yuri, Changmin dan Sooyoung ikut bersama Taeyeon.
Beberapa saat kemudian mereka kembali.
“kalian beli apa? Banyak sekali??” heran Jaejoong melihat mereka membawa begitu banyak kantong belanjaan.
“aku ini cepat lapar, oppa. Kau seperti tidak tahu aku saja.” jawab Sooyoung.
“kau ini. dasar Sikshin.” Balas Jaejoong.
“Seo, ini dagingnya. Perlu aku bantu memasaknya?” Taeyeon menyerahkan daging/gogi itu ke Seohyun.
“mmm…tidak perlu. Kalian tunggu saja.” Seohyun berjalan menuju dapur. Ia segera berkutat dengan gogi-gogi itu.
“haaaah.. eottokke? Bagaimana kalau mereka curiga karena tentu saja rasanya akan berbeda.” Batin Seohyun. lalu ia mulai memasaknya.
Seohyun keluar dari dapur dengan membawa semangkuk besar bulgogi. Semuanya segera mengambil bagiannya masing-masing.
“Seo, kenapa rasanya agak berbeda dengan yang kau buat dulu?” heran Leeteuk.
“jinjja?? Ah, aku ingat! ada satu bumbu yang lupa aku masukan.” Jawab Seohyun.
“tidak apa. Ini juga enak kok.” Ucap Taeyeon. Seohyun hanya tersenyum kecut.
Selesai makan semua kembali melakukan aktifitasnya. Kyuhyun duduk sendiri di sofa dan memainkan PSPnya. Seohyun duduk disebelahnya.
“oppa, kenapa tidak gabung bersama mereka?” tanya Seohyun.
“tidak apa, aku hanya ingin memainkan PSPku.” Jawab Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar PSP. “kenapa kau tidak beli saja bulgogi di restaurant Miho?” ucap Kyuhyun tiba-tiba.
“eh??” kaget Seohyun.
“ah game over!! Huh!!” Kyuhyun menghempaskan PSPnya dan berjalan mendekati Junsu dan Changmin yang sedang asyik menggoda Taeyeon dan Sooyoung. Sementara Seohyun masih terpaku di sofa. Kyuhyun melirik Seohyun sekilas lalu balik mengerjai hyung-hyungnya.
**
‘jauhi dia kalau kau tidak mau celaka’
“apa ini? aissshh kurang kerjaan.” Taeyeon meremas kertas berisi ancaman yang ia temukan dalam lokernya.
“Taeng, ada apa?” tanya Seohyun.
“ah, ani. Ayo ke kelas.” Taeyeon dan Seohyun berjalan bersama menuju kelas.
“Taeng, nanti malam kita ke amusement park yuk! Aku bosan dirumah terus.” Ajak Seohyun.
“boleh! Ajak Sunny juga ya.”
“sippp.”
“hey, kalian mau bersenang-senang ya?” tanya Leeteuk muncul tiba-tiba bersama Kyuhyun dan Sungmin.
“eh, i-iya, oppa.” Jawab Taeyeon.
“boleh kita ikut?” tanya Sungmin. Leeteuk dan Kyuhyun memicingkan matanya.
“tentu saja, oppa.” Jawab Seohyun.
(backsound : Shinee – Stand By Me) Malamnya Taeyeon, Seohyun, Sunny, Leeteuk, Kyuhyun dan Sungmin bersenang-senang di taman hiburan itu. Masuk rumah hantu, naik roller coaster, membeli permen kapas, tembak-tembakan, mencoba inline skate dan lain-lain.
“eh, stand peramal. Kita masuk, yuk!” ajak Sunny.
“andwae. Aku tidak mau.” Tolak Seohyun.
“waeyo, Seo? Kau takut?” tanya Taeyeon.
“a..aniyo. aku tidak takut.”
“ya sudah kajja!” Sunny menyeret Seohyun.
“kami tidak ikut ya. kami mau mencoba naik kora-kora itu.” Ucap Sungmin yang di iya kan oleh Sunny.
Didalam stand peramal itu seorang wanita tua berpakaian khas peramal menyambut mereka. Peramal itu meramal Sunny, “sebentar lagi kau akan menemukan titik terang dalam percintaanmu. Dewa cupid sudah berada disekelilingmu.” Sunny sangat senang mendengar ucapan peramal itu. Saatnya giliran Seohyun, “keputusan yang baik akan membawamu dalam kebaikan juga. Pilihan akan memutuskan jalan hidupmu sendiri.” ucap peramal itu. Ketiganya tampak bingung. Terakhir giliran Taeyeon. Peramal itu tersenyum, “hati-hati, nak. Walaupun kelinci itu lucu dan terlihat baik, ia mempunyai gigi yang tajam untuk menggigit.”. Taeyeon memutar otaknya mencoba mencari tahu maksud peramal itu. Namun ia tidak menemukan jawabannya.
to be continue..

[FF] I Got A Boy (2)

Author : Ashiya
Rating : PG
Main Cast : Kim Taeyeon, Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Park Jungsoo/Leeteuk, Im Yoona
Other Cast : Super Junior, SNSD, TVXQ, Kim Hyunjoong (SS501), Lee Minho, Kim Bum, Kim Joon, Kim Soeun, Park Minyoung, Jung Somin, Goo Hyesun, BoA, Min Sunye (Wonder Girls), Jung Yonghwa (CNBLUE), Nichkhun (2PM), Jung Ilwoo, Nam Gyuri, and others.
Genre : Alternate Universe, Angst, Comedy, Friendship
Warn : Typo bertebaran, judul ma isi mungkin ga nyambung. xD
Hope you like this. RCL, please!

-Previous Chapter-
“aissshhh.. beruntung apanya!!” kesal Taeyeon dan menendang kaleng minuman dan mendarat tepat di dahi seorang namja.
“ommo!!! Kyuhyun-oppa!!?” teriak Seohyun dan segera menghampiri Kyuhyun yang meringis kesakitan.
“ah, mianhae oppa. Aku tidak sengaja.” Taeyeon membungkukan badannya.
“ommo!! Dahimu biru, Kyu.” Ucap Leeteuk yang berada disampingnya. Membuat Taeyeon semakin merasa bersalah.
“oppa, pakai ini.” Seohyun memberikan sapu tangan bergambar Keroro yang sebelumnya ia basuh dengan air hangat yang ia bawa di termos kecil yang bergambar Keroro juga.
Kyuhyun menerima sapu tangan itu.
“Seo, kau penggemar Keroro ya?” tanya Leeteuk. Seohyun mengangguk malu.
“oppa, gwaenchana?” tanya Taeyeon.
“ne.” jawab Kyuhyun singkat. “Hyung, ayo kita pulang sekarang.” Leeteuk dan Kyuhyun pun pergi.
“kenapa aku terus-terusan sial? Huaaaaaaa..” teriak Taeyeon.
“hahahaha… sudah takdirmu, Taeng.” Ledek Sunny.
“MWO??? Ya!!” Taeyeon siap-siap menjitak Sunny lagi tapi dengan gesit Sunny segera berlari tapi sialnya ia bertabrakan dengan seorang namja.
“ah, mianhae.” Ucap Sunny.
“ne. kau tidak apa-apa?” tanya namja itu. Sedangkan Sunny malah melongo menatapnya. “agashi, gwaenchanayo?” tanya namja itu lagi.
“euh? ah, ne. nan gwaenchana.”
“oh! Sungmin-oppa?” Taeyeon dan Seohyun saat mendekati Sunny.
“ah, Taeng, Seo. Tadi aku tidak sengaja menabraknya. Kau tidak apa-apa kan, agashi?” Sunny mengangguk. “syukurlah. Aku pergi duluan ya. Annyeong.” Sungmin meniggalkan mereka bertiga. Sunny masih bengong melihat Sungmin yang melangkah semakin menjauh.

-Chapter 2-
“Taeng, ngapain?” tanya Kyuhyun dengan jarak wajah yang sangat dekat seraya duduk disebelah Taeyeon dibangku dibawah pohon besar yang ada dibelakang kampus.
“KYAAAAAAAAAAA!! Kyu-oppa? Kau mengagetkanku!” Taeyeon mengelus dadanya. “Aku sedang mencari udara segar saja. Oh ya, apa dahi oppa baik-baik saja? Maaf, aku tidak sengaja.”
“tidak apa. Aku baik-baik saja.” Ucap Kyuhyun. Taeyeon memperhatikan luka di kening sebelah kiri atas Kyuhyun dan ia mengambil sesuatu didalam tasnya.
“apa yang…”
“diam oppa!” ucap Taeyeon sambil memasangkan plester. Kyuhyun memperhatikan wajah Taeyeon yang serius memasangkan plester. “nah, selesai. Setidaknya itu bisa menutup luka supaya tidak infeksi.”
“oh, gomawo.” Ucap Kyuhyun sambil mengacak rambut Taeyeon.
“mian, oppa. Aku merubah image mu yang keren jadi tampak konyol seperti itu” ucap Taeyeon tampak sebuah evil smirk di wajahnya.
“maksudmu?”
“plester yang aku tempel itu.. bergambar Pororo. Kekekeke~”
“mwo??” Kyuhyun mengambil HPnya dan melihat plester yang di tempel Taeyeon.
“hahahaha… masih mending itu gambar Pororo. Daripada aku tempel yang ini!” ucap Taeyeon sambil menunjukan 2 buah plester bergambar love pink kecil-kecil.
“Ya!! Kau!!” pletak!! Kyuhyun menjitak Taeyeon. Tapi tawa Taeyeon malah semakin kencang. Mereka berdua pun tertawa-tawa. Tanpa mereka sadari sepasang bola mata menatap tajam kearah mereka sambil mengepalkan tangannya.
**
“Taeyeooooooooon!!!!” teriak Sunny segera memeluk Taeyeon.
“ya! Ya!! Sunny-ah!! Apa yang kau lakukan?”
“kau ingat sunbae yang kemarin bertabrakan denganku? Siapa namanya? Sungin? Sumin? Aaaahhh.. pokoknya yang itu. Aku tadi berpapasan dengannya dan dia tersenyum padaku.”
“eh? Maksudmu Sungmin-oppa?”
“ah ne. Sungmin! Sungmin-oppa!”
“kau menyukainya?”
“mungkin. Kekekeke~”
“huh kau ini.”
“annyeong..” sapa namja yang kebetulan lewat didepan Taeyeon dan Sunny.
“oh, Leeteuk-oppa. Annyeong.” Jawab Taeyeon dan Sunny.
“Taeyeon….” Ucapan Leeteuk terpotong karena mendengar suara pengumuman meminta anggota SuGen untuk berkumpul di auditorium. Leeteuk dan Taeyeon pun segera kesana.
“eonni, ada apa??” tanya Taeyeon.
“molla.” Jawab Yuri.
“semua sudah berkumpul? Maaf aku mendadak meminta kalian kemari. Ada hal yang harus aku sampaikan.” Ucap Hyunjoong. “begini, kita dapat undangan untuk mengikuti lomba panahan antar fakultas dan dekan memintaku untuk mengirimkan 4 pemain dari SuGen. 2 namja dan 2 yeoja. Aku sendiri bingung menentukan siapa yang harus aku ikut sertakan. Jadi, nanti siang sebelum pulang kalian berkumpul dilapangan. Aku akan menyeleksi kalian semua.”
Siangnya semua berkumpul di lapangan. ada 6 kandidat peserta yang sudah berhasil dan sekarang 2 diantaranya harus gugur. Mereka adalah Leeteuk, Kyuhyun, Ryeowook, MinYoung, YoonA dan Taeyeon.
“awh!!” Taeyeon meringis karena jari-jarinya terluka saat menarik busur panah.
“Taeyeon? Gwaenchana?” tanya Leeteuk. Taeyeon tidak menjawab ia hanya meringis. Leeteuk mengambil air mineral dan membersihkan luka di tangan Taeyeon. Leeteuk merogoh tasnya dan memasang plester ditangan Taeyeon.
“Pororo? Oppa, kau menyukai Pororo?” ledek Taeyeon.
“ya! Kenapa kau menertawaiku? Bukannya berterima kasih malah meledekku.” Kesal Leeteuk.
“kekekeke~ aniyo. Aku heran saja ternyata namja cool seperti oppa menyukai Pororo. Sama sepertiku. Kekekeke~”
“kau menyukai Pororo juga?” Taeyeon mengangguk. Leeteuk tersenyum dan menggeleng-geleng kepalanya.
“nah. Selesai.”
“gomawo, oppa.” Ucap Taeyeon. Leeteuk mengacak rambut Taeyeon gemas.
“apa kau bisa meneruskan panahan ini dengan luka seperti itu?” tanya Leeteuk.
“ne. aku masih mampu, oppa.”
“baiklah.” Leeteuk pun kembali berkonsentrasi menarik busur panahnya.
“awh!!” konsentrasi Leeteuk pecah mendengar suara Taeyeon yang kembali kesakitan. Taeyeon kembali mencoba menarik busurnya.
“ya! Taeyeon! Pantas saja kau terus-terusan kesakitan. Caramu menarik busur itu salah.” Teriak Leeteuk.
“eh? Benarkah.” Tanya Taeyeon dengan wajah polos. Leeteuk menaruh panahnya dan berjalan mendekati Taeyeon. Ia membimbing Taeyeon memegang panah itu dari belakang. Hal itu membuat Taeyeon deg-degan.
“nah, seperti itu. Tidak terlalu sakit kan?” Taeyeon mengangguk. Taeyeon melepasnya dan BINGO! Ia memanah tepat di tengah sasaran. Taeyeon pun tertawa senang, loncat-loncat kecil dan reflex memeluk Leeteuk yang berdiri disebelahnya dan kembali melepasnya saat sadar ngapain dia memeluk Leeteuk. Dan meminta maaf. Leeteuk sendiri jadi salah tingkah.
“oi! Kalau pacaran jangan disini!” teriak Kyuhyun. Leeteuk menjitak Kyuhyun.
DUK!!!
“ah, Mianhae, Taeyeon-ah.”ucap YoonA yang menubruk bahu kiri Taeyeon dan membuat Taeyeon terjatuh.
“ne, gwaenchana, eonni.” YoonA tersenyum dan membantu Taeyeon berdiri. Leeteuk terdiam melihatnya.
“nah! Sudah ku putuskan yang akan ikut kompetisi panahan bulan depan adalah Taeyeon, Leeteuk, MinYoung dan Kyuhyun. Kalian punya waktu 1 bulan untuk mempersiapkan diri dan berlatih memanah. Kalian sudah bekerja keras. Terima kasih kerja samanya.” Ucap Hyunjoong mengakhiri latihan itu.
**
2 minggu kemudian. Kyuhyun, Leeteuk, MinYoung dan Taeyeon berlatih panahan bersama-sama.
“Taeyeon!!” tampak Seohyun melambaikan tangannya sambil berjalan mendekati tempat 4 pendekar panahan itu (pendekar? Kekekeke~).
“kau bawa apa, Seo?” tanya Taeyeon.
“ah, ini aku bawakan makan siang untuk kalian berempat. Kalian pasti lapar kan?”
“ne, aku sangat lapar.” Jawab Taeyeon sambil mengelus perutnya.
“Kyuhyun-oppa, Leeteuk-oppa, MinYoung-eonni, ayo makan dulu. Aku bawa makanan untuk kalian.” Panggil Seohyun. Mereka bertiga pun berlari melesat menuju Seohyun. Leeteuk mengambil tempat duduk disebelah Taeyeon.
“kau baik sekali, Seo. Mau membawakan makanan segini banyak untuk kami.” Puji MinYoung. Seohyun tersenyum lembut.
“apa kau sendiri yang memasak makanan-makanan ini, Seo?” tanya Kyuhyun.
“eh? Oh ne, oppa.” Jawab Seohyun gugup.
“wah, ternyata selain cantik, kau juga pintar masak ya, Seo. Hahaha..” goda Leeteuk membuat pipi Seohyun memerah.
“ommo! Oppa, lihat!! Pipi Seohyun memerah. Kekekeke~” ledek Taeyeon.
“yah! Taeyeon-ah!!” Seohyun mencubit pinggang Taeyeon pelan. MinYoung, Leeteuk, Kyuhyun dan Taeyeon pun menertawakan Seohyun.
“oppa, kenapa sedikit sekali makanannya? Aku tambahkan ya.” Ucap Seohyun sambil menambahkan beberapa sendok bulgogi ke tempat makan Kyuhyun.
“cieeee… cikiciw.” Goda Taeyeon.
“prikitiw!!” tambah Leeteuk.
“sik asyikk..” sahut MinYoung. (lha? Emang di Korea ada seruan yang kayak gitu? Kkkkkk~ XD)
“hahahahaha…” koor ketiganya.
“oppa~ kenapa sedikit sekali makanannya? Aku tambahkan ya?” Taeyeon meniru ucapan Seohyun pada Leeteuk dengan nada aegyonya.
“oh, Seobaby, kau baik sekali. Mau kah kau menyuapiku?” ucap Leeteuk tidak kalah manja yang membuat Kyuhyun ingin muntah.
“ne, buka mulutnya Kyu-oppa. Aaaaaaa..” Taeyeon menyuapkan makanan ke mulut Leeteuk sambil meledek Kyuhyun dan Seohyun.
“ya!! Kenapa kalian ini?! aisshhh” kesal Kyuhyun. Taeyeon, Leeteuk dan MinYoung menertawakan Kyuhyun yang malah jadi salah tingkah. Sedangkan Seohyun semakin memerah. Kyuhyun menyantap makanannya dan sedikit terkejut saat melihat stiker bertuliskan “MIHO-DAEWOONG Restaurant” di pinggir wadah bulgogi. Ia pun menatap Seohyun dengan tatapan keheranan. ‘kenapa dia berbohong?’ batin Kyuhyun.
Disebrang tempat mereka makan tampak YoonA memperhatikan mereka berlima. Ia tampak geram saat melihat Taeyeon menyuapi Leeteuk.
Sementara itu Sunny berjalan-jalan disekitar ruang praktek music. Sayup-sayup ia mendengar suara seseorang bernyanyi diiringi petikan gitar. Sunny terkejut saat melihat seorang namja bernyanyi didalam ruang music itu sambil bermain gitar. Senyuman terkembang di wajahnya. Namja itu selesai bernyanyi dan saat melihat kearah jendela ia terkejut melihat seorang yeoja yang tersenyum melihatnya. Namja itu adalah Sungmin. Ia menghampiri Sunny.
“kenapa kau berdiri disini? Kalau mau masuk, masuklah.” Tawar Sungmin.
“Apa aku tidak mengganggumu?” Sungmin tersenyum dan menggeleng. Sunny pun masuk ke ruangan itu. “oh ya, kita belum berkenalan. Namaku Lee SoonKyu tapi teman-teman memanggilku Sunny.”
“aku Lee Sungmin.” Ucap Sungmin.
Hening.
Kedua-duanya tampak canggung.
“Sunbae” “Sunny-ah” ucap keduanya bersamaan.
“kau duluan.” Lagi-lagi mereka bicara berbarengan. Lalu keduanya tertawa geli. Sungmin pun mengisyaratkan Sunny supaya berbicara duluan.
“Sunbae, apa kau suka bermain gitar?” tanya Sunny.
“ne. apa kau bisa memainkan alat music juga?”
“ne. aku bisa bermain piano dan gitar.”
“wahhh, benarkah? Bisa kau mainkan 1 lagu untukku. Ah, itu ada piano.”
“baiklah.” Sunny berjalan mendekati grand piano dan duduk di bangkunya. Jari-jarinya bergerak dengan lincah diatas papan tuts piano. Sunny mulai menyanyikan lagu Soyu Sistar yang berjudul Saying I love You. Sungmin mendengarkan dengan seksama. Ia bertepuk tangan saat Sunny selesai menyanyi.
“whoaaa daebak! Daebak, Sunny-ah!” puji Sungmin. Mereka pun larut dalam perbincangan dan tak terasa sudah malam. Sungmin mengantar Sunny pulang.
Sesampainya didepan rumah Sunny.
“oppa, masuk saja dulu. Akan kubuatkan teh hangat.” Ajak Sunny Sungmin pun menurut. Sunny sudah memanggilnya oppa. Sungmin memperhatikan sekeliling saat Sunny masuk ke dapur membuatkannya minuman. Ia berdiri didepan sebuah meja yang penuh piala dan tertempel beberapa piagam terpasang di dinding dan juga ada beberapa foto Sunny.
“oppa, ini minumannya.”
“ah, ne. gomawo. Mm..Sunny-ah, apa ini semua piala-pialamu?” Sunny mengangguk. “ternyata kau seorang penyanyi yang hebat ya.” Sunny hanya tersenyum. “apa ini ayahmu?” tunjuk Sungmin ke sebuah foto.
“bukan. Itu pamanku.” Jawab Sunny lalu mengambil sebuah foto, “ayah ibuku yang ini.”
“oh, lalu kemana mereka? Kenapa disini sepi sekali?”
“orangtuaku sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan.” Kenang Suny.
“eh? Mian aku tidak tahu.”
“gwaenchana, oppa.” Jawab Sunny sambil tersenyum.
“lalu sekarang kau tinggal sendiri?”
“ani. Aku tinggal dengan pamanku. Tapi sekarang ia sedang berada di Jepang. Dia selalu sibuk tapi ia selalu menyayangiku seperti putrinya sendiri. Pamanku juga memiliki seorang anak perempuan tapi ia ikut tewas dalam kecelakaan bersama ibunya dan orangtuaku.” Perlahan butiran air mata jatuh dipipinya. Sungmin memeluknya.
to be continue..
mianhae kalo kependekan. xD

[FF] I Got A Boy (1)

Author : Ashiya

Rating : PG

Main Cast : Kim Taeyeon, Cho Kyuhyun, Seo Joohyun, Park Jungsoo/Leeteuk, Im Yoona

Other Cast : Super Junior, SNSD, TVXQ, Kim Hyunjoong (SS501), Lee Minho, Kim Bum, Kim Joon, Kim Soeun, Park Minyoung, Jung Somin, Goo Hyesun, BoA, Min Sunye (Wonder Girls), Jung Yonghwa (CNBLUE), Nichkhun (2PM), Jung Ilwoo, Nam Gyuri, and others.

Genre : Alternate Universe, Angst, Comedy, Friendship

Warn : Typo bertebaran, judul ma isi mungkin ga nyambung. xD

Hope you like this. RCL, please! 🙂

“Taeyeon??”

“Sunny??”

“akhirnya kau masuk kampus ini juga? Apa kau ikut beasiswa itu.”

“aniyo. Aku memikirkan kata-katamu. Jika kita masih mampu, kenapa harus mengambil kesempatan mereka yang kurang beruntung?”

“jinjja? Haha.. akhirnya kau mengerti juga maksudku. Ngomong-ngomong kau masuk jurusan apa?”

“sama denganmu. Fakultas Seni jurusan musik.” Saat mereka berbincang muncul seorang yeoja menghampiri.

“Seohyun? Ada apa?” tanya Sunny.

“aku mau memberitahumu, pengumuman pelaksanaan ospek jurusan sudah keluar.”

“jinjja? Odiga?”

“Di papan pengumuman sana.” Tunjuk Seohyun ke arah beberapa mahasiswa yang berkerumun. “oh ya, ige nuguya?” tunjuk Seohyun ke Taeyeon.

“ah, aku lupa memperkenalkannya. Ini teman SMA ku namanya Taeyeon, Taeyeon ini Seohyun. teman baruku. Ia juga satu jurusan dengan kita.” Taeyeon dan Seohyun pun berkenalan.

“melelahkan sekali. Baru saja kita selesai melaksanakan ospek universitas, sekarang harus ospek jurusan. Hufft..” keluh Taeyeon.

**

Ospek jurusan selesai dilaksanakan selama 3 hari 2 malam dengan berkemah. Besoknya mereka sudah diharuskan masuk perkuliahan. Sunny dan Taeyeon berjalan menuju kelas mereka.

“Sunny, bukannya itu Seohyun?” tanya Taeyeon.

“sepertinya iya. Sedang apa dia? Sepertinya dia senang sekali dengan yang namanya berdesak-desakan.”

“ayo kita kesana.” Ajak Taeyeon mendekati Seohyun yang sedang berdesakan didepan papan pengumuman.

“Seohyun, ada apa ini?” tanya Taeyeon.

“oh, ini ada perekrutan anggota baru SuGen.”

“SuGen? Apa itu?” tanya Taeyeon dan Sunny berbarengan.

“SuGen itu singkatan dari Super Generation. Sebuah club yang hanya ada di jurusan music. Hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk ke club itu. Mereka adalah sekumpulan mahasiswa populer, berbakat, pintar, keren dan juga……..” Seohyun menghentikan ucapannya. “kejam..” bisik Seohyun ditelinga Taeyeon dan Sunny.

“maksudnya?” tanya Sunny bingung. Seohyun membawa Taeyeon dan Sunny menjauh dari kerumunan itu.

“selain populer mereka itu kejam jika ada yang berkhianat atau pun melanggar peraturan mereka. Dan itu bukan hanya terjadi pada anggota SuGen, tapi juga mereka yang bukan anggota SuGen. Tapi disisi lain mereka sangat setia kawan. Jika 1 sakit atau ada masalah, yang lain akan membantunya.” Jelas Seohyun.

“sepertinya menarik. Apa kau mau ikut, Seo?”

“ne. aku dari dulu ingin sekali masuk keanggotaan itu.”

“aku juga mau ikut. Taeyeon, apa kau mau ikut juga? Ayolah!” ajak Sunny.

“shireo! Aku tidak mau. Aku tidak tertarik dengan club-club seperti itu.” Ucap Taeyeon. Bukan Sunny namanya jika ia langsung menyerah. Akhirnya setelah didesak Taeyeon pun terpaksa ikut. Mereka bertiga pun mengisi formulir pendaftaran.

**

2 minggu kemudian acara pemilihan anggota baru SuGen dilaksanakan di ruang auditorium Universitas tersebut. 3 sekawan Taeyeon, Sunny dan Seohyun berhasil masuk ke 15 besar. Di ruangan besar itu semua pengurus dan bakal calon pengurus SuGen berkumpul.

Kim Jaejoong, Kim Junsu, Park Yoochun, Jung Yunho, Shim Changmin, BoA, Min Sunye dan Choi Sooyoung adalah mahasiswa semester 7 yang sebentar lagi akan mencopot masa jabatan mereka. Ketua umumnya adalah pria tercantik di Seoul University ini, Kim Jaejoong.

Kim Hyunjoong, Lee Minho, Kim Joon, Kim Bum, Kim So Eun, Jung So Min, Park Min Young dan Kwon Yuri adalah mahasiswa semester 5. Angkatan ini paling banyak memiliki fansgirl mau pun fansboy.

Park Jungsoo atau Leeteuk, Lee Sungmin, Cho Kyuhyun, Jung Yong Hwa, Lee Donghae, Tiffany Hwang, Im Yoon Ah dan Goo Hye Sun. mereka dari semester 3. Meskipun mereka kalah populer dibanding sunbae-sunbaenya di semester 5 tapi kecerdasan mereka tidak kalah dengan sunbaenya.

“saya, Kim Jaejoong ketua umum SuGen akan mengumumkan siapa yang akan masuk dalam keanggotaan.” Jaejoong membuka map berwarna PINK dan membaca isinya. “baiklah, yang akan masuk dari semester 1 ada 8 orang. Bagi yang kurang beruntung, mohon kerjasamanya. Keputusan tidak dapat diganggu gugat. Yang disebutkan namanya silakan maju.” Semua tampak cemas dengan hasil yang akan dibacakan ketua umum itu. “yang terpilih adalah… Seo JooHyun!”

“aaahhh Seo, chukkae!!” teriak Sunny memeluk Seohyun yang kemudian di ikuti Taeyeon.

“selanjutnya, Lee Hyukjae! Kim Ryeowook! Nichkun Horveckjul! Jung Il Woo! Jessica Jung! Nam Gyuri! Kim Taeyeon!”

Semua bertepuk tangan tapi 3 orang yeoja malah tampak murung.

“Sunny, gwaenchanayo?” tanya Seohyun. Sunny diam saja, ia tampak sedih karena tidak masuk anggota.

“aku akan mengundurkan diri dan meminta mereka memasukkanmu kedalam keanggotaan.” Ucap Taeyeon.

“jangan Taeyeon! Aku tidak apa-apa. Aku senang kalian berdua bisa masuk.”

“tapi aku tidak senang melihatmu sedih. Lagipula aku tidak begitu tertarik masuk club ini.” kata Taeyeon.

“aku tidak sedih Taeyeon-ah. Aku tidak apa-apa. Apa kau tidak dengar ucapan sunbae tadi bahwa keputusan tidak dapat diganggu gugat?” Sunny tersenyum namun terkesan dipaksakan.

“attention, please! Yang terpilih silahkan berbaris kembali didepan dan yang tidak terpilih dipersilahkan meninggalkan ruangan ini.” teriak Yoochun.

8 orang dari semester 1 berbaris rapi. Junsu mengambil langkah maju menghampiri anggota baru. Dan melemparkan beberapa pertanyaan pada mereka.

“Kim Taeyeon-ssi, apa motivasimu masuk club ini? apa kau merasa beruntung bisa masuk club ini?” tanya Junsu begitu giliran Taeyeon.

“tidak ada motivasi. Beruntung? Biasa saja. Justru aku merasa temanku yang bernama Lee Soonkyu jauh lebih beruntung karena tidak berhasil masuk club ini.” ucap Taeyeon yang sukses membuat semua mata tertuju padanya.

“hahahaha… kau benar-benar menarik.” Ucap Junsu dan mengedipkan sebelah matanya pada Taeyeon dengan gaya sok playboy dan itu justru membuat Taeyeon bergidik ngeri.

Selesai “mewawancarai” anggota baru. Yunho meminta anggota semester 3 untuk berdiri dibelakang anggota semester 1. Awalnya mereka enggan namun akhirnya menurutinya.

“ini adalah permintaan kami yang terakhir selaku pengurus SuGen karena setelah ini kami akan melepas jabatan kami dan meninggalkan club SuGen. Masa jabatan kami sudah selesai. Semoga siapapun nanti ketua umum barunya bisa memajukan club SuGen menjadi lebih baik lagi.” Ucap Yunho.

“baiklah sekarang semester 1 silakan balik kanan.” Perintah Yunho. Anggota baru itu membalikan badan mereka dan berhadapan dengan Sunbae mereka.

Jessica x Jung Yonghwa

Nichkun x Tiffany

Ryeowook x Goo Hyesun

Jung Il Woo x Sungmin

Lee Hyukjae x Lee Donghae

Gyuri x YoonA

Seohyun x Leeteuk

Taeyeon x Kyuhyun

“nah, sekarang aku minta sekarang kalian semua maju satu langkah.” Perintah Yunho sambil berjalan ke samping Jaejoong. “now, kiss the one in front of u!”

“MWO?????” koor semester 1 dan 3.

“KISS!! Kisseu! Ciuman! Poppo!” perintah Yunho lagi.

“Hyung, yang benar saja! Orang di depanku ini namja! Aku bukan yaoi!!” teriak Donghae yang kemudian memandang ngeri Eunhyuk yang dia tahu bahwa dia seorang raja yadong.

“benar!! Namaku memang Gyuri tapi aku bukan seorang yuri! Masa aku harus berciuman dengan yeoja??” pekik Gyuri.

“aku juga!” teriak Il Woo dan Sungmin.

“tidak ada bantahan! lakukan sekarang juga! Jangan ada yang melepaskan bibirnya sebelum aku suruh!!” bentak Yunho yang membuat semua bergidik ngeri.

Mereka akhirnya terpaksa melakukan perintahnya. Sementara itu Yunho menatap Jaejoong mupeng. Sedangkan yang ditatapnya sedikit ketakutan. Anggota yang lain ada yang geleng-geleng kepala, siap-siap mengabadikannya dengan kamera, ada yang tegang dan juga ada yang cuek-cuek saja karena merasa sudah biasa dengan permintaan aneh Yunho.

9 bibir saling menempel. 9?? Ya. Karena Yunho sedang berciuman dengan Jaejoong.

10 menit kemudian Yunho menyuruh berhenti (lama benerrrr??).

“huueeeekkkk!! Sial sekali kenapa aku harus berciuman dengan monyet ini??” Donghae muntah-muntah.

YoonA dan Gyuri tidak berkata apa-apa karena kemarahan mereka pada Yunho sudah di ubun-ubun hanya bisa mengepalkan tangannya. Sementara Il Woo dan Sungmin malah saling curi-curi pandang. Kyuhyun, Taeyeon, Leeteuk dan Seohyun blushing. Jessica segera lari ke toilet dan mencuci mukanya juga kumur-kumur. Yonghwa masih terdiam membatu ditempat, Nichkun dan Tiffany malah pegangan tangan. Goo Hyesun hendak mendamprat Yunho namun ditahan Ryeowook.

“dengan ini kami menyatakan kalian sudah resmi menjadi anggota SuGen.” Semua bertepuk tangan, “sekarang kami semester 7 akan memilih ketua baru. Calonnya dari semester 5 dan 3. Yang disebut namanya silakan maju. Changmin, tolong bacakan.” Ucap Jaejoong yang masih sedikit ketar-ketir habis dicaplok(?) Yunho.

“Kim Hyunjoong dan Park Min Young dari semester 5. Dan Park Jungsoo, Im Yoon Ah dari semester 3.” Yang disebut namanya pun maju.

“wah, ternyata pasangan ex itu jadi calon ketua.” bisik Gyuri pada Jessica yang tidak sengaja didengar oleh Seohyun dan Taeyeon.

“maksudnya?” tanya Jessica.

“kau tidak tahu? Leeteuk sunbae dan YonnA sunbae itu pernah berpacaran. Tapi karena YoonA sunbae ketahuan selingkuh dengan Taecyeon dari fakultas Teknik akhirnya Leeteuk sunbae memutuskannya.” Jelas Gyuri.

“sekarang tulis nama calon ketua yang kalian pilih untuk menjadi ketua di kertas ini.” perintah BoA sambil membagikan kertas kecil.

Saatnya penghitungan suara.

“Kim Hyunjoong..” teriak Sooyoung dan Sunye kebagian mencatat hitungan suara.

“Park Jungsoo..”

“Kim Hyunjoong..”

“Im YoonA..”

“Kim Hyunjoong..”

“Park Min Young..”

“Park Jungsoo..”

“Park Jungsoo..”

“Park Jungsoo..”

“Kim HyunJoong..”

“Park Min Young..”

Saat ini hasilnya adalah seri antara Kim HyunJoong dan Park Jungsoo. semua begitu tegang saat Sooyoung siap-siap membuka gulungan kertas terakhir.

“pemenangnya adalah………….KIM HYUNJOONG!!!” teriak Sooyoung. Semua bertepuk tangan dan mengucapkan selamat pada Hyunjoong.

“terima kasih atas dukungannya.” Ucap HyunJoong.

“nah, sekarang kami sudah tidak menjadi anggota SuGen lagi. Hyunjoong-ah, chukkae! Semoga kau mampu menjadi leader yang baik.” Ucap Jaejoong.

**

Pulang kuliah Taeyeon, Seohyun dan Sunny pulang bersama.

“jeongmal?? Seohyun, kau menjadi ketua angkatan semester 1??” tanya Sunny. Seohyun mengangguk bangga. “siapa-siapa saja ketua masing-masing tingkatan tahun ini?” lanjut Sunny.

“Leeteuk-oppa ketua angkatan semester 3, Park MinYoung-eonni ketua angkatan semester 5 dan Hyunjoong-oppa ketua umum.” Jawab Seohyun.

“kau memanggil mereka oppa dan eonni?” tanya Sunny.

“ne. Hyunjoong-oppa membuat peraturan baru dengan tidak memanggil mereka sunbae tapi dengan oppa atau hyung dan eonni atau noona supaya lebih akrab. Dan kami semua setuju.” Ucap Seohyun.

“oh, arasseo. Eh, Taengoo? Kenapa dari tadi kau diam saja??” Sunny heran dengan Taeyeon.

“aniya. Aku kesal dengan Yunho-oppa.” Jawab Taeyeon sambil menendang kerikil yang tidak berdosa(?).

“waeyo?”

“kau bayangkan saja!! Dia menyuruh kami berciuman dengan sunbae angkatan semester 3.” Kesal Taeyeon.

“MWO??? Jeongmalyo???” Sunny membelalakan matanya. Lalu tertawa lebar. Taeyeon menjitak kepala Sunny.

“tapi kau beruntung, Taeng.” Ucap Seohyun. “kau berciuman dengan Kyuhyun-oppa yang seorang juara Olimpiade matematika tingkat Asia.”

“aissshhh.. beruntung apanya!!” kesal Taeyeon dan menendang kaleng minuman dan mendarat tepat di dahi seorang namja.

“ommo!!! Kyuhyun-oppa!!?” teriak Seohyun dan segera menghampiri Kyuhyun yang meringis kesakitan.

“ah, mianhae oppa. Aku tidak sengaja.” Taeyeon membungkukan badannya.

“ommo!! Dahimu biru, Kyu.” Ucap Leeteuk yang berada disampingnya. Membuat Taeyeon semakin merasa bersalah.

“oppa, pakai ini.” Seohyun memberikan sapu tangan bergambar Keroro yang sebelumnya ia basuh dengan air hangat yang ia bawa di termos kecil yang bergambar Keroro juga.

Kyuhyun menerima sapu tangan itu.

“Seo, kau penggemar Keroro ya?” tanya Leeteuk. Seohyun mengangguk malu.

“oppa, gwaenchana?” tanya Taeyeon.

“ne.” jawab Kyuhyun singkat. “Hyung, ayo kita pulang sekarang.” Leeteuk dan Kyuhyun pun pergi.

“kenapa aku terus-terusan sial? Huaaaaaaa..” teriak Taeyeon.

“hahahaha… sudah takdirmu, Taeng.” Ledek Sunny.

“MWO??? Ya!!” Taeyeon siap-siap menjitak Sunny lagi tapi dengan gesit Sunny segera berlari tapi sialnya ia bertabrakan dengan seorang namja.

“ah, mianhae.” Ucap Sunny.

“ne. kau tidak apa-apa?” tanya namja itu. Sedangkan Sunny malah melongo menatapnya. “agashi, gwaenchanayo?” tanya namja itu lagi.

“euh? ah, ne. nan gwaenchana.”

“oh! Sungmin-oppa?” Taeyeon dan Seohyun saat mendekati Sunny.

“ah, Taeng, Seo. Tadi aku tidak sengaja menabraknya. Kau tidak apa-apa kan, agashi?” Sunny mengangguk. “syukurlah. Aku pergi duluan ya. Annyeong.” Sungmin meniggalkan mereka bertiga. Sunny masih bengong melihat Sungmin yang melangkah semakin menjauh.

to be continue..

[FF] Trouble Maker – Chapter 26 (Last Part)

Cast : SM Family
Genre : School Life, Friendship
Length : 26 Chapters
P.S : FF ini terinspirasi (mungkin bisa dibilang seperti itu) dari novel terjemahan karya Enid Blyton yang berjudul The Naughties Girl Again. Author ga bermaksud memplagiat karena ceritanya sendiri TIDAK diambil 100% dari novel tersebut dan juga menyertakan judul dan pengarang novel aslinya.
Here we go! the last part of Trouble Maker! 😀
Don’t forget for RCL

-Trouble Maker- Last Chapter : Sweet Surprise
Minggu terakhir semester. Ulangan dilakukan setiap hari. Semua bekerja keras untuk meraih nilai-nilai terbaik. Terutama Taeyeon, Yesung, dan Amber. Mereka belajar lebih keras dari anak-anak lain! Taeyeon ingin berada diurutan teratas di kelasnya. Begitu juga Yesung. Sedangkan Amber ingin mendapat angka tertinggi paling tidak disalah satu mata pelajaran, dan bisa berada pada posisi mendekati urutan teratas. “senang sekali jika bisa kukatakan pada eomma bahwa aku mencapai angka tertinggi disalah satu pelajaran.” Pikir Amber. “dulu aku selalu dekat dengan kedudukan juru kunci, dan eomma tidak pernah marah. Akan merupakan kejutan manis baginya kalau ternyata aku meraih angka tertinggi disalah satu mata pelajaran!”
Pergelangan tangan Taeyeon sudah jauh lebih baik. Tapi masih tak boleh menggunakannya untuk main piano, berkuda, berolahraga, atau menggali tanah di kebun.
Di pertunjukan akhir nanti ia akan bernyanyi bersama Kyuhyun, Jessica, dan Donghae dengan membawakan lagu Way Back Into Love. Hanya itu.
Ia tidak main drama, dan tidak duet piano dengan Kangta. Sungmin yang menggantikan tempatnya.
Ia mencoba bersikap ceria. Ia berusaha agar tak ada yang tahu bahwa sebenarnya kadang-kadang ia merasa sangat sedih. Ia telah mencoba bangkit dari kesedihannya dan berusaha keras untuk membantu yang lain, dengan cara apapun. Ia telah mengecat mahkota-mahkota untuk pertunjukan drama. Ia telah membuat lukisan pemandangannya sangat indah.
Ia telah membuat 12 buku acara terbaik yang pernah dibuat disekolah itu. Mrs. Park akan menerima salah satu buku acara itu. begitu juga Mrs. Seo dan Mr. Sooman. Taeyeon sangat bangga karenanya.
Ia telah membacakan buku bagi Kris.
Menemaninya memainkan berbagai permainan tiap hari, sampai Kris boleh meninggalkan Sanatorium. Sementara itu berbagai pekerjaan Ibu Asrama dikerjakannya juga. Ia tidak bisa membantu Changmin dikebun seperti biasanya, tapi ia bisa membantu menulis daftar benih bunga yang akan ditanamnya musim semi nanti. Ia pun dengan penuh perhatian mendengarkan cerita Changmin tantang apa yang sedang dikerjakannya bersama Sehun.
“Taeyeon benar-benar luar biasa,” kata Sunny. “ia bisa jadi anak paling badung di sekolah kita, ia juga bisa jadi anak terbaik!”
Taeyeon ikut menonton pertandingan hockey, atau lacrosse. Ia bersorak-sorai gembira walaupun dalam hati ia merasa sedih karena tak bisa ikut main. Sungguh tidak menyenangkan untuk tidak bisa melakukan apa saja yang disenanginya.
“satu hal yang paling kusukai darimu adalah kemampuanmu untuk menanggung kesedihan dengan hati riang.” Kata Kangta pada Taeyeon.
Rasanya 2 minggu terakhir ini Taeyeon memberikan kesan tersendiri bagi semua murid SM. waktu yang 2 minggu itu membuat nama Taeyeon membumbung tinggi di mata mereka. Apa pun yang dilakukannya di masa lalu, terhapus oleh apa yang apa yang dilakukannya saat itu. semua anak mengaguminya. Semua tahu betapa pemarahnya ia dulu, tak sabaran dan bandel! Mereka tahu pasti, sangat berat untuk mengubah pribadi seperti itu menjadi seorang yang selalu ceria, sabar, dan siap membantu anak lain. Semua bangga pada Taeyeon.
Akhirnya hari terakhir tiba. Pertunjukan akhir semester yang dinanti-nantikan itu pun tiba. Sore yang semarak. Semua orangtua murid yang tak berhalangan, datang untuk menyaksikannya. Kedua orangtua Taeyeon, Mr. Kim dan Mrs. Kim, juga hadir. Mereka tinggal di sebuah hotel di dekat SM, agar keesokan harinya bisa membawa Taeyeon pulang. Taeyeon gembira sekali dengan kehadiran keduanya. Dipeluknya mereka erat-erat. Keduanya merasa sedih bahwa pergelangan tangan yang sakit membuat Taeyeon tak jadi menunjukan kemahirannya bermain piano.
“gwaenchanha, appa, eomma,” kata Taeyeon. “aku tetap akan tampil bernyanyi dengan beberapa temanku.”
Orangtuanya sangat mengagumi buku acara yang khusus dibuat oleh Taeyeon.
“ini kubuat untuk eomma dan appa,” bangga Taeyeon. “bagus, kan? Ketiga pimpinan sekolah juga memiliki buku acara buatanku. Dan, eomma, appa, pada pementasan drama nanti harap kalian perhatikan mahkota-mahkota emasnya. Semuanya aku yang mengecat. Juga pepohonan di panggung.”
Pertunjukan sukses. Dramanya lucu, hadirin tertawa terpingkal-pingkal. Sulli dan Amber sangat bangga karena merekalah yang menulis skenarionya. Kangta memainkan biolanya dengan sangat indah mempesona, kemudian ia berduet dengan Sungmin pada piano, penampilan yang sebenarnya akan dimainkan oleh Taeyeon.
Taeyeon merasa sedih mendengarkan duet tersebut, tapi ia berhasil memaksa diri untuk tersenyum dan bertepuk tangan paling keras saat duet itu berakhir. Dari sudut matanya Taeyeon melihat bahwa Sunny, Sulli, Yesung, Amber, Sooyoung, dan Changmin memperhatikannya.
Ia tahu bahwa sahabat-sahabatnya itu pasti bangga padanya, sebab ia masih mampu tersenyum dan bertepuk tangan, walaupun mereka tahu dalam hati sangat kecewa.
Penampilan terakhir adalah pertunjukan kwartet Taeyeon, Kyuhyun, Jessica, dan Donghae. Mereka naik ke panggung berpasangan. Alunan piano lagu Way Back Into Love yang dimainkan Kangta memulai pertunjukan itu dengan disusul suara merdu Taeyeon dan langsung mendapat applause yang meriah.
[Taeyeon] I’ve been living with a shadow over head, I’ve been sleeping with a cloud above my bed
[Jessica] I’ve been lonely for so long, trap in the past I just can’t seem to move on
[Kyuhyun] I’ve been hiding all my hopes and dreams away, just in case I ever need ‘em again someday
[Donghae] I’ve been setting aside time, to clear a little space in the corners of my mind
[KyuTae] All wanna do is find a way back into love, I can’t make it true without a way back into love
[Taeyeon] I’ve been watching but the stars refuse to shine, I’ve been searching but I just don’t see the signs
[Jessica] I know that it’s out there, there’s gotta be something for my soul somewhere
[Kyuhyun] I’ve been looking for someone to shed some light, not somebody just to get me through the night
[Donghae] I could use some direction and I open to your suggestion
[KyuSica] All I wanna do is find a way back into love
[KyuTaeHae] I can’t make it through without a way back into love
[KyuSica] And if I open my heart again, I guess I’m hoping you’ll be there for me in the end
[Taeyeon] There are moments when I don’t know if it’s real, or if anybody feels the way I feel
[Jessica] I need inspiration not just another negotiation
[KyuSicaHae] All I wanna do is find a way back into love, I can’t make it through without a way back into love
[KyuTae] And if I open my heart to you, I’m hoping you’ll show me what to do, and if you help me decide again, you know that I’ll be there for you in the end~
Sorak-sorai, riuh-rendah, tepuk tangan di akhir 2 couple itu. Taeyeon tampak senang berhasil menampilkan penampilannya.
“good job, Taeng!” kata Kyuhyun sambil memegang tangan kanan Taeyeon membantunya menuruni tangga panggung.
“nado, gomawo, Kyu!”
Diakhir pertunjukan hasil ulangan umum terakhir diumumkan. Taeyeon mendengarkan dengan dada berdebar keras. Begitu juga Yesung dan Amber. Sulli tidak begitu peduli, asal dekat dengan kedudukan puncak ia sudah akan merasa senang. Amber lebih tegang sebab ia telah berusaha keras. Paling tidak jangan sampai ia masih berada dekat dengan juru kunci.
Akhirnya Mrs. Park sampai pada laporan untuk kelas Taeyeon. “Song seonsaengnim berkata bahwa kelas ini telah membuat kemajuan pesat. Semuanya berusaha keras. Beberapa orang murid memperoleh kemajuan luar biasa. Di tempat pertama, Kim Taeyeon dan…”
Kata-kata Mrs. Park terputus oleh sorak-sorai gemuruh. Semuanya tampak sangat gembira bahwa Taeyeon mencapai kedudukan puncak di kelasnya. Yesung juga bertepuk tangan kuat-kuat. Ia berharap ia bisa mencapai kedudukan nomor 2. Tadinya ia memang mengincar kedudukan pertama, tapi, yah, nomor 2 pun boleh.
Mrs. Park mengangkat tangan minta agar anak-anak diam. “chakkaman,” katanya. “biarkan aku menyelesaikan kalimatku. Di tempat pertama; Kim Taeyeon dan Kim Yesung! Keduanya mencapai nilai yang sama, maka keduanya menduduki tempat pertama!”
Yesung duduk tegak. Wajahnya berseri oleh rasa terkejut dan gembira. Jadi ia dan Taeyeon menduduki tempat teratas bersama-sama! Ini jauh lebih menyenangkan daripada berada sendirian di puncak atas. Taeyeon yang duduk dibelakangnya langsung menepuk punggungnya keras-keras.
“Yesung!” kata Taeyeon dengan wajah bersinar gembira. “jeongmal haengbokhae! Aku lebih suka berada dipuncak teratas bersamamu daripada sendirian! jinjja!”
Yesung mengangguk dan tersenyum. Ia tak bisa berbicara karena begitu gembira. Ia tidak sepandai Taeyeon, jadi keberhasilannya mencapai puncak teratas adalah semata-mata hasil kerja kerasnya! Betapa bangganya ayah dan ibunya, tampak dari tempat dia duduk.
Mrs. Park membaca daftarnya. Sulli keempat. Sunny kelima. Dan kedua anak itu sangat gembira. Amber keenam, jauh dari kedudukan juru kunci. Dan ia memeproleh nilai terbaik di mata pelajaran sejarah! Pipinya memerah saat Mrs. Park membacakan hal itu. ia dekat kedudukan puncak, dan mendapat nilai tertinggi dalam sejarah! Amber berpaling kearah tempat duduk para tamu. Dilihatnya ibunya. Sekali lihat saja Amber merasa ibunya sama bangganya dengan ibu-ibu lain!
“aku tak tahu apa yang dilakukan oleh SM pada uri-Amber,” pikir Mrs. Liu, ibu Amber. “ ia tampak berbeda. Tadinya ia begitu biasa wajahnya. Kini tampak cantik bila tersenyum. Dan betapa bahagia dan riangnya ia berkumpul dengan teman-temannya!”
Suatu sore yang indah. Dan malam harinya Rapat Besar terakhir diadakan. Siwon baru mengumumkan bahwa aka nada suatu kejutan nanti setelah segala kegiatan selesai dilaksanakan.
Kotak uang dikosongkan, isinya dituang dimeja dan dibagi rata untuk semua murid. Ini selalu dilakukan setiap akhir semester. Anak-anak gembira menerimanya, sebab ini berarti mereka akan memulai masa liburan mereka dengan sejumlah uang di saku.
Kemudian Siwon berkata, “dengan sangat menyesal aku mengumumkan bahwa kita akan kehilangan Key dalam semester mendatang. Ayah-ibu Key akan pergi ke luar negeri dan ia akan ikut mereka. Maka kita tidak akan bertemu dengannya lagi sampai ia kembali. Dan itu mungkin memakan waktu 6 bulan.”
Keadaan hening. Semua mendengarkan dengan penuh perhatian. “disini aku merasa terpanggil untuk berkata, bahwa kami sangat berterima kasih pada Key. Ia telah melakukan tugasnya sebagai Pengawas dengan sangat baik dan bijaksana selama beberapa semester. Ia telah melakukan banyak sekali tindakan yang menggambarkan kebaikan hatinya, tindakan yang sering tidak pernah kita ketahui dan hanya dinikmati oleh mereka yang dibantunya. Kami akan sangat kehilangan dia, dan kami akan sangat gembira bila ia nanti kembali ke tengah-tengah kita.”
“gomaseumnida,” sambut Key dengan muka merah. Ia seorang anak yang pendiam dan pemalu, tapi sangat disukai oleh semua anak. Seluruh sekolah memang merasa kehilangan atas kepergiannya.
“karena Key tidak akan berada diantara kita semester mendatang, maka kita harus memilih seorang Pengawas baru untuk menggantikannya,” kata Boa. “kalau kalian kehendaki, tentu saja Kris bisa kembali menjadi Pengawas, menggantikan Key. Tapi kalian boleh juga memilih orang lain, yang kalian anggap patut menjadi Pengawas. Sooyoung, bagikan kertas suara!”
Sooyoung berdiri, membagikan secarik kecil kertas kepada setiap murid yang ada disitu. anak-anak itu agak lama termenung, berpikir. Agak sulit juga tiba-tiba harus memilih, tanpa lebih dahulu mereka membicarakannya. Taeyeon menggigit-gigit pensilnya. Ia harus menulis nama siapa?
Akhirnya ia memutuskan untuk memilih nama Shim Changmin. Walaupun dalam hati ia merasa bahwa Changmin bukanlah pilihan yang tepat untuk dijadikan Pengawas dengan hanya satu hal yang sangat diketahui Changmin, yaitu berkebun. Tapi tidak apa kalau ia diberi kesempatan. Maka akhirnya Taeyeon menulis di kertasnya : Shim Changmin.
Segera juga yang lain selesai menulis. Kertas-kertas dikumpulkan oleh Dewan Juri, dibuka dan dihitung. Setelah diketahui nama tiga calon dengan suara terbanyak, para Juri menuliskan pilihan mereka, dan menyerahkannya pada kedua Hakim.
Siwon dan Boa membaca kertas-kertas pilihan para Juri, membicarakannya dengan perlahan. Kemudian, Siwon mengetuk meja.
“tiga nama telah memperoleh suara terbanyak,” kata Siwon. “Shim Changmin, Kim Yesung, yang terutama dipilih oleh anak-anak kecil dank au mesti bangga untuk itu, Yesung, dan………Kim Taeyeon!”
Terlompat Taeyeon dari tempat duduknya. Tak pernah terpikir olehnya bahwa ada yang memilih namanya. Tak pernah terpikir olehnya ada anak yang menganggap ia cukup bijaksana untuk menjadi Pengawas! Suatu kejutan besar!
“dalam semester ini, kita telah mendengar banyak tentang Kim Taeyeon,” kata Siwon. “ada yang baik, ada yang buruk. Tapi baik Boa maupun aku telah memperhatikan betapa baiknya Taeyeon menanggung beban kekecewaan akhir-akhir ini. ia melupakan kekecewaannya, melupakan kepentingan dirinya dan giat membantu anak lain, membantu kelasnya. Maka tidak heran kalau banyak yang memilihnya.”
“kami tahu bahwa kekecewaannya itu datang padanya karena ulahnya sendiri,” Boa melanjutkan kata-kata Siwon. “tapi kita tidak boleh lupa bahwa ia sampai mengorbankan pergelangan tangannya karena mencoba menghentikan kuda Sehun. Itu suatu tindakan yang sangat berani. Taeyeon, kau memang campuran berbagai sifat. Kau bisa berbuat konyol, tapi kau juga bisa berlaku bijaksana. Kau bisa tidak sabaran, tapi kau juga bisa bersabar. Kau bisa bertindak keji, tapi kau juga bisa baik hati. Diatas semua itu kita tahu bahwa kau selalu berusaha untuk berlaku adil, bijaksana, dan setia.”
Boa berhenti sejenak. Taeyeon menunggu, dadanya berdebar keras. Apakah Boa akan mengatakan bahwa ia harus mencoba lagi, berusaha lagi, dan baru semester yang akan datang bisa jadi Pengawas kalau ia berusaha lebih baik?
Tidak. Boa ternyata tidak mengatakan begitu. Ia tersenyum pada Taeyeon dan berkata lagi, “Taeyeon, baik aku maupun Siwon telah sangat mengenalmu sekarang. Dan kami yakin kalau kami mengangkatmu menjadi Pengawas, kau tidak akan mengecewakan kami. Kau akan memperlakukan anak lain lebih daripada kau memperlakukan dirimu sendiri. karena itu kami merasa cukup aman untuk memanggilmu maju, dan duduk di meja para Pengawas, serta minta padamu untuk berusaha menjadi yang terbaik dalam semester yang akan datang.”
Dengan pipi serasa terbakar dan mata bersinar-sinar Taeyeon maju ke meja juri. Belum pernah ia begitu bangga dan bahagia. Ia tak peduli tak bisa berduet dengan Kangta di pertunjukan sekolah. ia tak peduli tak bisa main di berbagai pertandingan dan permainan olahraga. Nasib sialnya ternyata telah berubah menjadi nasib luar biasa baiknya. Ia telah diangkat menjadi Pengawas!
Ia mengambil tempat disamping Sunny yang langsung menjabat tangannya dan berbisik, “Taeyeon-ah, aku senang sekali!”
Dan disinilah kita meninggalkan Taeyeon. Duduk di meja Pengawas, melamunkan berbagai rencana hebat yang akan dilaksanakannya semester berikutnya. Ia jadi Pengawas! Jinjja? Si Trouble Maker itu sekarang jadi Pengawas?
“walaupun aku jadi Pengawas, mungkin sekali aku masih akan melakukan beberapa tindakan konyol.” Pikir Taeyeon. “Tapi tidak apa. Aku telah mendapat kesempatan ini. dan akan kutunjukkan pada semua orang bahwa aku mampu berbuat sesuatu dalam semester nanti!”
Kita harap Taeyeon akan mampu membuktikan kemampuannya!

-THE END-

[FF] Trouble Maker – Chapter 25

Cast : SM Family
Genre : School Life, Friendship
Length : 26 Chapters
P.S : FF ini terinspirasi (mungkin bisa dibilang seperti itu) dari novel terjemahan karya Enid Blyton yang berjudul The Naughties Girl Again. Author ga bermaksud memplagiat karena ceritanya sendiri TIDAK diambil 100% dari novel tersebut dan juga menyertakan judul dan pengarang novel aslinya.
Don’t forget for RCL

-Trouble Maker- Chapter 25 : Taeyeon is Annoying
Taeyeon mengetuk pintu Sanatorium. Ibu Asrama sedang berada didalam, merawat 2 orang anak yang sedang sakit. Ibu Asrama keluar mendengar ketukan Taeyeon.
“ada apa?” tanya Ibu Asrama. “kau tidak boleh masuk.”
“arasseo,” kata Taeyeon. “tanganku terkilir. Mugnkin anda bisa mengobatinya.”
Ibu Asrama memeriksa pergelangan yang bengkak itu. “wah, pasti sakit sekali rasanya. Bagaimana kejadiannya?”
Taeyeon menceritakan apa yang terjadi. Ibu Asrama merendam kain perban dalam air dingin dan membebatkannya erat-erat dipergelangan yang sakit itu.
“apakah bisa cepat sembuh?” tanya Taeyeon. “untung bukan tangan kananku.”
“kukira agak lama. Jangan digerak-gerakkan, ya. begini, akan kubuatkan penggantung tangan dari saputangan ini, dan ku belitkan ke lehermu. Nah, kurasa ini cukup membantu.”
Sudah lewat waktu minum teh. Ibu Asrama mengajak Taeyoen ke kamarnya, dan ia diberi beberapa potong roti bakar. Taeyeon sangat lelah dan pucat. Rasanya ia tak ingin makan apapun, tapi tergiur juga oleh roti bakar selai strawberry itu. tak lama ia telah memakannya sambil minum coklat hangat yang juga dihidangkan oleh Ibu Asrama.
Kemudian ia kembali ke kamarnya, teman-temannya telah menunggunya didepan asrama. Sunny segera berlari menjemputnya, bertanya khawatir, “Taeng? Apa kau luka? Parah?”
“ani. Hanya sakit sekali rsanya,” kata Taeyeon. “tapi lumayan juga karena Ibu Asrama telah membebatnya. Seperti biasa ini memang salahku sendiri. aku tak sabar menunggu Yesung. Lalu kupasang pelana pada Genie untuk Sehun. Dan ternyata Genie melarikan diri!”
“kasihan sekali kau.” Kata Sulli.
Yesung tak berkata apa-apa. Wajahnya tampak masih marah.
Tak lama kemudian Suhun muncul. “nunna, bagaimana pergelangan tanganmu? Aku sangat menyesal. Kurasa kau tidak akan bisa main piano.”
Taeyeon belum pernah memikirkan hal itu. ia ternganga terkejut oleh kata-kata Sehun.
“ommo! Benar juga! Aku lupa itu. oh, padahal aku ingin sekali berlatih lebih keras lagi minggu ini. dan sekarang aku hanya punya satu tangan!”
Semua anak merasa kasihan padanya. Yesung mengangkat kepalanya dan berkata, “sayang sekali, taeng. Kuharap tanganmu sudah sembuh nanti pada saat pertunjukan akhir semester.”
Taeyeon gusar sekali. Tak terasa airmatanya mulai menetes lagi, dan cepat-cepat ia menghapusnya. Ia tidak ingin teman-temannya tahu ia menangis. Ia pergi ke salah satu ruang latihan music. Sendiri ia duduk dikursi piano, menopang kepalanya ke standar buku music. Ia sangat marah pada dirinya sendiri, berbuat sebuah kebodohan yang seperti biasa membuahkan kesulitan bagi dirinya sendiri.
Kangta masuk menggumamkan sebuah lagu. Ia tak melihat Taeyeon, sampai kemudian ia menyalakan lampu. Ia heran melihat Taeyeon sendirian di ruangan gelap itu.
“ada apa?” tanya Kangta. “kenapa kau menangis?”
“sebab yang kau katakan terjadi,” kata Taeyeon dengan sedih. “kau mengatakan bahwa aku jadi sombong akan permainan pianoku. Dan kau berkata pula yang angkuh akan jatuh. Kau benar. Aku telah melakukan sesuatu yang bodoh. Dan pergelangan tanganku sekarang sakit. Aku tidak akan bisa main piano bersamamu. Aku tidak akan bisa memainkan duit denganmu di akhir semester nanti.”
“oh, sayang sekali.” Kata Kangta kecewa. “jadi aku akan terpaksa bermain dengan Sungmin. Padahal ia jauh sekali darimu, Taeyeon, dalam hal kepandaian bermain piano.”
“harusnya kau tidak berkata’yang angkuh akan jatuh’,” tangis Taeyeon. “aku merasa seolah-olah kaulah yang membuat semua ini terjadi.”
“babo! Benar-benar kekanak-kanakan pikiranmu, ateng. Bagaimanapun, bergembiralah. Mungkin keadaan ini tidak akan seburuk yang kau duga. Hmm..kau masih bisa tampil dengan Kyuhyun, Jessica dan Donghae. Kupikir kemampuan menyanyimu jauh diatas permainan pianomu. Sudahlah, sekarang akan kumainkan sebuah lagu untukmu. Turunlah dari kursimu.”
Taeyeon turun dari kursi piano, dan duduk dikursi disudut ruangan. Marah dan lelah. Ia tak senang pada Sehun dan kudanya yang melarikan diri. Ia tak senang pada Kangta. Ia tak senang pada Yesung. Ia tak senang pada dirinya sendiri. ia marah. Kesal. Lelah. Tak ingin merasa senang pada siapapun dan apa pun. Tapi music Kangta membuat segalanya berbeda. Sedikit demi sedikit kerut di kening yeoja itu menghilang. Ia menyandarkan diri, merasakan nada-nada lembut piano mengisi kesunyian ruangan itu. Kangta tahu benar bahwa music akan bisa menyejukkan hati Taeyeon.
Sebelum lagu Kangta habis, Taeyeon menyelinap keluar, kembali asrama. Mungkin pergelangan tangannya akan membaik besok. Mungkin ia terlalu khawatir untu ksuatu persoalan kecil.
“Taeyeon, ayo bantu aku menyelesaikan puzzle ini,” ajak Amber, “entah yang mana yang bisa masuk tempat ini.”
Semua bersikap baik pdanya. Taeyeon bersyukur tapi ia lebih gembira lagi waktu lonceng tidur berbunyi, sebab kakinya terasa kaku, dan pergelangan tangannya sakit. Ibu Asrama memeriksanya sekali lagi, mengganti bebatnya dan menaruhnya digantungan tangan.
“lebih baik kau memakai gantungan tangan itu dulu,” kta Ibu Asrama, “agar tak banyak bergerak dan tak terlalu terasa sakit.”
Taeyeon berharap mudah-mudahan sakitnya sembuh saat ia bangun besok. Tapi ternyata tidak, tangannya masih bengkak dan memar, walaupun tak begitu terasa sakit. Ia tidak akan mungkin main piano. Tapi setidaknya ia memutuskan akan bernyanyi berempat bersama Jessica, Kyuhyun, dan Donghae.
Kemudian Taeyeon baru sadar betapa sulitnya mengerjakan hal-hal sepele dengan satu tangan. Ia tak bisa mengikatkan pita rambutnya. Ia tak bisa mengikatkan tali sepatunya. Ia tak bisa mandi dengan baik. Bahka ia tak bisa mengancingkan bajunya sendiri.
Teman-temannya semua membantu apa yang bisa mereka lakukan. Tapi Taeyeon begitu kesal hingga sulit untuk dibantu. Ia tak mau berdiri tenang. Ia menggeleng-gelengkan kepala waktu Sunny mencoba merapikan rambutnya. Ia menghentakkan kaki waktu Amber mencoba mengancingkan bajunya, sehingga kancing-kancing itu banyak yang salah lubang karena Taeyeon tidak bisa diam.
“aigoo!” seru Sunny. “kau kembali jadi yeoja badung lagi! Kau benar-benar menyebalkan bagi semua orang!”
“kau juga pasti begitu kalau mengalami kejadian seperti ini,” kata Taeyeon mara, “kalau saja yang sakit tangan kananku, makan aku pasti boleh tidak mengikuti semua ulangan akhir semester. Tapi karena tangan kiriku yang sakit, maka aku harus tetap mengikuti semua ulangan, sementara aku terpaksa tak bisa mengikuti semua kegiatan yang paling kusukai. Olahraga, naik kuda, berkebuh, music,…oh, betul-betul sial aku ini!”
Beberapa hari kemudian Ibu Asrama berkata bahwa Taeyeon sudah boleh menggunakan tangannya lagi. Tapi malang bagi Taeyeon, tangan kirinya itu kini serasa tak punya kekuatan, hingga ia tak berani sering-sering menggunakannya. Dokter juga berkata ia tak boleh memaksa tangan kiri itu, segalanya harus dilakukan secara bertahap. Ia harus bersabar.
Itulah salah satu yang paling tak bisa dilakukan Taeyon. Bersabar! Ia sedang gusar, dan itu tak menyembunyikannya. Ia cepat tersinggung. Semua anak segera tahu hal itu. ia marah pada Kangta karena sekarang Kangta berlatih duet dengan Sungmin.
Dan ternyata ia juga tak bisa ikut bermain drama, sebab ia berperan sebagai prajurit yang harus melakukan beberapa gerakan dengan senjata yang tak bisa dilakukannya dengan pergelangan tangannya yang lemah itu. habis kesabaran Taeyeon.
Teman-temannya sanat khawatir akan perkembangannya. Juga sangat kecewa. Mereka terus membicarakannya.
“maikn lama ia makin menyebalkan,” kata Sulli. “makin pemarah. Tak seorang pun bisa melakukan sesuatu untuknya. Ada-ada saja alasan baginya untuk marah. Ia tak bisa tidak menaruh kasihan pada dirinya sendiri yang telah kehilangan begitu banyak kegiatan yang digemarinya. Sayang sekali ia tidak bisa ikut berolahraga, padahal ia sangat menyukai semua cabang olahraga.”
“ayo kita pikirkan sesuatu yang bisa dilakukannya,” kata Sunny. “misalnya saja berlatih vocal dengan Kyuhyun, Donghae, dan Jessica. Atau mungkin ia bisa menghibur Kris yang masih harus berbaring di Sanatorium, membacakan buku untuknya misalnya. Banyak sekali yang bisa dikerjakan. Taeyeon juga pandai merancang dan melukis, mungkin ia bisa membantu dengan membuat beberapa buku acara untu kpertunjukan drama kita. Ia masih bisa menulis dan melukis dengan tangan kanan. Kita juga memerlukan mahkota-mahkota emas, Yesung berjanji akan membuatnya, dan Taeyeon mungkin bisa membantunya mengecatnya dengan cat emas.”
Semua setuju bahwa jika Taeyeon diberi tugas-tugas, mungkin sekali ia akan melupakan kemarahannya. Maka satu persatu mereka mendatangi Taeyeon untuk minta dibantu ini-itu.
Taeyeon anak cerdas. Ia segera mencium maksud teman-temannya itu. mula-mula ia cenderung untuk langsung menolak permintaan mereka. Untuk apa ia melakukan sesuatu untuk kesenangan orang lain, padahal dirinya sendiri tak bisa merasa senang? Sunny melihat air muka masam Taeyeon, lalu segera menuntunnya keluar.
“kajja, ikut jalan-jalan,” kata Sunny. “dan kita bisa mengobrol. Aku sekarang seorang Pengawas dan aku punya hak untuk menasihatimu dan menolongmu.”
Mereka berjalan-jalan di taman. “aku tahu apa yang akan kau katakan,” kata Taeyeon. “kau akan berkata bahwa tindahku buruk sekali. Aku tidak akan bisa jadi Pengawas sepertimu, aku tidak akan bisa melupakan kepentingan diriku sendiri, aku tidak akan bisa turun tangan jika ada sesuatu yang kuanggap tidak beres.”
“Taeyeon, kau benar-benar bodoh.” Kata Sunny dengan sabar. “kau tidak tahu apa yang bisa kau lakukan sebelum kau mencobanya. Semester ini tinggal 2 minggu lagi. Jangan membuat waktu yang singkat itu tak menyenangkan bagimu. Kami semua menyukaimu, mengagumimu. Jangan sampai hal kecil seperti sakit pergelangan tanganmu itu membuat perasaan kami padamu berubah, membuat kami tak senang padamu, tak kagum padamu. Kau sebenarnya memang sangat mengesalkan. Kau membuat segalanya sulit bagi sahabat-sahabatmu.”
Taeyeon menendang sebuah batu dijalan. Mengapa ia membuat teman-temannya kesal, pikirnya, padahal sakit tangannya itu karena kesalahannya sendiri. ia benar-benar tak bisa berpikir dewasa! Akhirnta Taeyeon memegang tangan Sunny.
“baiklah, Pengawas! Akan ku bantu kau sejauh aku mampu. Aku akan membuat buku acara, kau akan berlatih vocal dengan Kyuhyun, Donghae, dan Jessica. Aku akan membacakan buku untuk Kris. Aku akan mengecat mahkota emas itu. kalau tinggal 2 minggu saja aku tak bisa bersikap baik, sungguh keterlaluan, bukan?”
“sebenarnya karena kami tahu bahwa kau mempunyai pribadi yang kuat, maka kami tak rela tiba-tiba kau berkepribadian lemah. Baiklah, lakukan apa saja yang kau rasa baik.”
“sekali Taeyeon membaut keputusan, maka keputusan itu pasti dilakukannya. Seperti juga ia bisa tak sabaran, maka ia pun bisa bersabar hati. Seperti juga ia bisa jadi pemurung, ia pun bisa bersikap ceria. Dan perubahan ini berlangsung seketika!
Ia langsung membuat rencana buku acara. Ia bisa memegang kertas dengan tangan kiri, hingga dengan mudah ia bisa menggambar dengan tangan kanan. Tak lama ia sudah menyelesaikan 6 buah buku acara. Indah dan menarik, dan dikagumi teman-teman sekelasnya. Taeyeon sangat gembira.
“sekarang aku akan menjadi anak baik dan aku akan berlatih vocal bersama Kyuhyun, Donghae, dan Jessica. Yah, setidaknya aku bisa tampil di pertunjukan akhir semester meskipun tidak bermain piano. Dan kemudian mengunjungi Kris. Membacakan sebuah buku untuknya,” katanya sambil tersenyum riang pada siapa saja. begitu ia keluar ruangan, semua tertawa.
“ia memang bukan main badungnya, tapi kita menyukainya,” kata Sulli. Dan semua anak setuju pada pendapat itu.
to be continue..

readers, 1 chapter lagi tamat nih, hohoho

[FF] Trouble Maker – Chapter 24

Cast : SM Family
Genre : School Life, Friendship
Length : 26 Chapters
P.S : FF ini terinspirasi (mungkin bisa dibilang seperti itu) dari novel terjemahan karya Enid Blyton yang berjudul The Naughties Girl Again. Author ga bermaksud memplagiat karena ceritanya sendiri TIDAK diambil 100% dari novel tersebut dan juga menyertakan judul dan pengarang novel aslinya.
Don’t forget for RCL

-Trouble Maker- Chapter 24 : The Scary Experience
Bulan Desember tiba. Sekolah SM sibuk mempersiapkan berbagai pertunjukan untuk akhir semester nanti. Cuaca sering buruk, sehingga banyak kegiatan di luar gedung terpaksa dibatalkan.
“bahkan untuk berkebun juga tidak baik,” gerutu Changmin, kemudian melihat keluar jendela. “tanah begitu lembek sehingga tidak bisa digali.”
“bisa sih bisa tapi kau akan basah kuyup,” kata Sunny. “seharusnya kau cari kesibukan lain. Tapi mestinya kau akan sibuk menekuni buku-buku berkebunmu.”
Sunny bangga sekali menjadi Pengawas. Dilakukannya semua tugasnya dengan sepenuh hati dan penuh kebanggaan. Diperhatikannya betul-betul bahwa anak-anak dibawah pengawasannya tidak ada yang melanggar peraturan. Dan kalau mereka datang padanya minta bantuan atau pertolongan, maka ia berusaha keras untuk bisa membantu, paling tidak dengan nasihat. Ia juga harus bertindak selalu bijak dan sabra, dan ini tak begitu sulit baginya, karena pada dasarnya ia memang anak yang bijak dan baik hati.
Taeyeon merasa sangat gembira Sunny menjadi Pengawas. Ia sama sekali tidak merasa iri, walaupun ia punya keinginan juga menjadi Pengawas. Lagi pula Sunny telah berada lebih lama darinya. Ia harus mampu menunggu gilirannya dengan sabar, walaupun sabar bukan salah satu sifat Taeyeon.
Taeyeon dengan tekun berlatih music, dan melatih duetnya dengan Kangta berkali-kali. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa bermain sangat bagus dibidang music. Mr. Shin sering memujinya.
“Taeyeon, kau berlatih terlalu rajin. Permainanmu sangat luar biasa baiknya semester ini.”
Taeyeon merasa bangga. Asha! Akan ditunjukkannya pada semua orang betapa pandainya dia bermain music. Kalau orangtuanya hadir, pasti mereka heran dan bangga melihat dia bermain duet begitu sulit dengan orang sehebat Kangta.
“kau tampaknya jadi terlalu sombong akan permainanmu, Taeyeon,” kata Kangta. Kangta kalau bicara memang selalu ceplas-ceplos, tidak pernah dipikir sebelumnya, kadang-kadang memang menyakitkan hati. “sayang sekali. Aku menyukai permainanmu. Tapi aku tidak suka kalau kau jadi sombong karenanya.”
“jangan bicara begitu, oppa,” kata Taeyeon, meluap amarahnya tapi ditahannya. “bukankah aku tidak berkata padamu bahwa kau juga sombong?”
“aniya. Sebab aku memang tidak sombong. Aku tahu benar aku punya bakat music. Aku tahu benar itu anugrah Tuhan, sesuatu yang membuatku bersyukur. Dan aku akan selalu menggunakan bakatku itu sebaik mungkin. Tapi aku tidak akan pernah menyombongkannya.
Taeyeon merasa tersinggung. Terutama karena ia tahu bahwa kata-kata Kangta ada benarnya. Ia memang sedikit besar kepala karena terlalu sering dipuji!
“tapi kenapa aku tidak boleh membanggakan kepandaianku,” pikir Taeyeon. “aku tidak memiliki bakat hebat seperti Kangta. Kepandaianku karena hasil jerih payahku, sudah selayaknya aku patut berbangga, bukan?”
Karena itu Taeyeon tetap saja merencanakan untuk memamerkan kepandaiannya pada pertunjukan akhir semester. Ia akan membuat semua orang kagum akan kepandaiannya memainkan piano. Tapi memang, siapa sombong akan terdorong, siapa angkuh akan jatuh, dan siapa takabur akan hancur. Taeyeon juga akan tahu itu, dengan cara yang cukup mengerikan.
Taeyeon, Yesung, Changmin, dan Amber telah merencanakan untuk pergi berkuda disuatu sore, sebelum waktu latihan olahraga. Sehun mendadak muncul dan minta pada Yesung agar ia juga diperbolehkan ikut.
“tidak bisa, Sehun-ah,” kata Yesung. “kuda yang biasa kau tunggangi pincang, dank au belum begitu bisa menguasai yang lain. Tunggu saja sampai kudamu sembuh.”
“oh, ayolah, biarkan aku naik kuda yang lain,” pinta Sehun. “kau kan tahu, aku sudah cukup bisa berkuda.”
“biarlah dia ikut, Yesung,” kata Taeyeon. “ia bisa naik Genie.”
“Tapi Genie hari ini agak aneh,” kata Yesung. “baiklah, kita lihat saja nanti. Kalau keadaan Genie membaik jam 2 nanti, kau boleh ikut.”
Sudah jam 2. Ternyata Yesung belum berada di kandang. Yang lain sudah berkumpul. Taeyeon memasang pelana pada kuda-kuda yang akan mereka tunggangi. Dan Yesung belum juga muncul.
“aigoo..” keluh Taeyeon. “ini sudah jam 2 lebih 10 menit. Yesung kemana sih? Kita membuang-buang waktu saja.”
Sehun cepat berlari untuk mencari Yesung. Tapi beberapa menit kemudian ia telah kembali dan berkata bahwa ia tak bisa menemukan Yesung.
“geurae, kalau kita ingin berkuda, sebaiknya cepat berangkat,” kata Taeyeon. “bisa habis waktu kita nanti.” Ia memanggil pengurus kuda.
“Hey, Tao! Bolehkah aku memasang pelana Genie? Apa Genie sudah baik?”
“dia tampaknya agak gelisah,” sahut Tao. “lihat saja sendiri.”
Taeyeon pergi ke kandang Genie. Kuda kecil itu segera menciumi tangannya. Taeyeon menggaruk-garuk hidung Genie dan berpikir, “sepertinya kuda ini baik-baik saja.” dan ia berkata pada Sehun, “kurasa kuda ini sudah baik, Sehun-ah. Baiklah kupasangkan pelanamu. Aku yakin Yesung akan berkata bahwa kau boleh menungganginya.”
Cepat-cepat Taeyeon memasang pelana pada Genie, dan Sehun langsung melompat kepunggung kuda itu. keempat anak itu tak lama kemudian sudah berkuda di padang rumput.
“kita tak punya banyak waktu!” seru Taeyeon. “tinggal 20 menit! Setelah sampai di bukit, kembali lagi saja!”
Mereka berderap di jalan yang menuju ke bukit. Dan terjadi sesuatu!
Ketika mereka menikung, dari arah depan ternyata sebuah mesin penggilas muncul, menderu-deru dan menderam-deram. Genie melonjak ketakutan. Sehun mencengkram kendalinya.
Cepat-cepat Taeyeon memajukan kudanya, mencoba menyambar kendali Genie. Tapi Genie mengibaskan kepala, meringkik keras dan melesat memasuki sebuah gerbang yang terbuka kearah sebuah padang.
Dan Genie melarikan diri! Ketiga anak yang tertinggal itu sesaat ternganga ketakutan, kasihan sekali Sehun! Dibawa lari Genie, berpegangan erat-erat ketakutan, sementara kudanya bagaikan gila berlari menyebrangi padang berbatu menuju bukit.
“akan kukejar dia!” teriak Taeyeon. Dibelokkannya kudanya, berpacu cepat memasuki padang. Ia berteriak pada kudanya, ia menepuk punggung kuda itu. dan sang kuda mengerti ia harus mengejar Genie yang lari tak terkendali itu.
Menyebrangi padang berbatu itu Taeyeon terus mengejarnya, sementara Changmin dan Amber terpaku ketakutan. Dikejauhan Genie juga terus berpacu, membawa Sehun dipunggungnya.
Kuda Taeyeon jauh lebih besar dan lebig cepat daripada Genie. Dan ia pun sangat senang berlari cepat. Kakinya mengepak keras membuat kerikil beterbangan. Dan Taeyeon terus saja membujuk agar ia berlari lebih cepat lagi! Untunglah ia cukip pandai berkuda dan ia sangat mempercayai kudanya. Mereka berpacu terus, dan makin lama makin dekat dengan Genie.
Saat itu Genie sudah mulai terengah-engah, sebab mulai menanjak lereng bukit yang terjal. Kini ia mulai menderap lambat, sementara Sehun berusaha keras menghentikannya. Tapi Genie masih ketakutan.
Taeyeon terus berpacu dan akhirnya menyusul Genie. Tapi Genie jadi ketakutan lagi melihat kedatangannya. Ia menjulurkan leher dan mulai berlari cepat lagi.
Untung Taeyeon berhasil menyambar cepat kendalinya. Dan saat Genie merasakan tangan kecil tapi kuat menahan kendalinya, ia mulai tenang. Taeyeon membujuknya terus. Taeyeon tahu cara berbicara dengan kuda, Genie hanya sekali mencoba membebaskan diri, kemudian dengan patuh ia memperlambat langkahnya, gemetar sekujur badannya.
Sehun juga gemetar. Ia segera turun. Taeyeon melompat turun dari kuda dan cepat memegang kepala Genie. Dalam beberapa menit saja ia telah membuat tenang kuda itu. tapi ia belum berani menungganginya.
“Sehun-ah, naiklah kudaku dan pergilah ke anak-anak yang lain,” kata Taeyeon. “aku akan menuntuk Genie pulang. Katakana pada Choi seonsaengnim aku tidak bisa datang tepat pada waktunya untuk latihan. Cepat berangkatlah!”
Sehun anik kuda Taeyeon segera pergi menemui yang lain. Rasa takutnya segera hilang dan ia mulai membual pada Changmin dan Amber tentang pengalamannya di atas kuda yang melarikan diri tadi. Ketiga anak itu langsung pulang, menyampaikan pesan Taeyeon, sementara Taeyeon harus berjalan menuntun Genie, menempuh jarak yang lumayan jauhnya!
Tak lama Taeyeon sudah merasa letih dan kesal. Kejadian tadi mengakibatkan suatu kecelakaan yang mengerikan. Mungkin saja Sehun jatuh dan terluka parah. Kenapa ia memperbolehkan Sehun menaiki Genie sebelum dapat persetujuan dari Yesung? Tapi Yesung juga salah, mengapa ia tidak datang tepat waktu?
Tangan kirinya terasa sakit. Tadi ia menggunakan tangan itu untuk menyambar tali kendali Genie. Dan sepertinya karena tarikan Genie maka terjadi salah urat pada tangan kirinya itu. Dimasukannya tangan itu kedalam mantelnya, berharap semoga kehangatan bisa membuatnya lebih baik. Sungguh sengsara ia berjalan menyebrangi padang dan menyusuri jalan sambil menuntun kuda yang mendengus-dengus dan terengah-engah karena kelelahan.
Pengurus kuda tampak gusar waktu ia datang. Yesung juga lari keluar dan langsung memarahinya.
“Kim Taeyeon! Sudah kudengar semuanya!” kata Yesung. “bodoh sekali kau memperbolehkan Sehun naik Genie. Aku terpaksa terlambat datang karena harus mengerjakan sesuatu untuk Sooman sajangnim. Harusnya kau menunggu sampai aku datang! Kalau saja kau menungguku, peristiwa ini tidak akan mungkin terjadi, sebab pasti aku tidak akan mengijinkan Genie ditunggangi. Kau ini selalu saja tak pernah berpikir kalau bertindak!”
Taeyeon begitu letih, tangannya begitu sakit. Tak terasa air matanya mengalir.
“bagus sekali, kau jadi bayi sekarang, hah?” Yesung berkata mengejek. “kau kira kalau kau menangis aku akan kasihan? Lalu aku tidak akan memarahimu? Dasar yeoja! Untung saja Sehun dan Genie tidak apa-apa.”
“Yesung! Jangan terlalu keras memarahiku!” Taeyeon tersedu-sedu. “tanganku sakit sekali, dan aku memang sangat meyesal telah memperbolehkan Sehun menaiki Genie.”
“oh, ya Tuhan!” seru Tao yang semula diam saja melihat pertengkaran keduanya. “tanganmu bengkak, Taeng!”
“coba kulihat tanganmu,” kata Yesung agak lebih lembut. Dan kemudian tampak cemas dan khawatir. “cepat pergi ke Ibu Asrama. Sepertinya cukup gawat tanganmu ini. jangan terlalu bersedih, nasi sudah jadi bubur. Lain kali berpikirlah 2 kali sebelum mengambil keputusan. Sudah,uljima!” Kata Yesung sambil menghapus air mata Taeyeon kedua jari jempolnya penuh perhatian.
“bukan karena itu aku menangis,” kata Taeyeon kesal. “aku menangisi kuda yang begitu binal itu, dan tanganku yang sangat sakit!”
Taeyeon bergegas ke tempat Ibu Asrama. Kasihan sekali. Selalu ada saja yang terjadi pada Taeyeon.
“Taeyeon!” panggil Yesung dari kejauhan membuat Taeyeon menoleh ke belakang. “berhentilah membuatku khawatir!”
to be continue..

[FF] Trouble Maker – Chapter 23

Cast : SM Family
Genre : School Life, Friendship
Length : 26 Chapters
P.S : FF ini terinspirasi (mungkin bisa dibilang seperti itu) dari novel terjemahan karya Enid Blyton yang berjudul The Naughties Girl Again. Author ga bermaksud memplagiat karena ceritanya sendiri TIDAK diambil 100% dari novel tersebut dan juga menyertakan judul dan pengarang novel aslinya.
Don’t forget for RCL

-Trouble Maker- Chapter 23 : Surprise For Sunny
2 bulan dari semester Natal telah lewat. Rapat Besar telah diadakan 7 kali. Dan yang kedelapan akan diadakan Jumat ini. dalam rapat nanti itu akan dipilih seorang Pengawas baru, sebab salah seorang Pengawas lama, Kris, terpaksa harus tinggal di Sanatorium selama 1-2 minggu karena flu.
“bagaimana cara memilih Pengawas baru?” tanya Yesung. “belum ada Pengawas baru yang dipilih sejak aku ada disini. Semula kukira masa jabatan Pengawas satu bulan. Tapi sudah 2 bulan kita memiliki Pengawas yang sama.”
“ne, sebab Pengawas yang ada cukup bagus sehingga kita tidak menginginkan mereka diganti,” kata Sunny. “kalau kita menghendaki, setiap bulan kita bisa memilih Pengawas baru. Tapi tak ada gunanya memilih Pengawas baru kalau kita puas dengan Pengawas yang lama. Kukira saat ini semua Pengawas kita sangat bagus.”
“benar,” kata Taeyeon. ‘tadinya kukira jadi Pengawas sungguh tidak enak, harus menaati semua peraturan dan menjaga agar anak lain juga menaati peraturan itu. tapi sekarang berubah pendapat. Kurasa pasti menyenangkan kalau kita dipercaya oleh begitu banyak anak, dan menjadi tempat meminta tolong dan nasihat.”
“memang orang yang akan menjadi cukup berarti di dunia ini adalah mereka yang bisa dipercaya orang lain dan bisa dimintai pertolongan,” kata Sulli. “dan kita mendapat pelajaran untuk itu di SM ini. suatu hari nanti aku ingin sekali menjadi seorang Pengawas. Tapi seperti kau, taeng, rasanya keinginan tersebut tidak akan mungkin terkabul.”
“tapi belum ada yang menjawab pertanyaanku,” kata Yesung .
“apa pertanyaanmu tadi?” tanya Taeyeon.
“aku bertanya bagaimana Pengawas dipilih. Mereka dipilih oleh kita, oleh Juri, oleh hakim, atau oleh siapa?”
“mula-mula seluruh sekolah yang memilih,” kata Changmin. “tiap anak menulis di atas kertas nama anak yang mereka anggap baik untuk menjadi Pengawas, lalu ditutup rapat, dan diserahkan pada Juri.”
“lalu bagaimana?” tanya Yesung.
“lalu DewanJuri memilih 3 nama yang emndapat suara terbanyak,” kata Changmin. “kemudian setiap anggota Dewan Juri itu memilih satu nama yang terbaik menurut mereka masing-masing. Hasil pemilihan mereka diserahkan pada Hakim, Siwon dan Boa.” Kedua Hakim itu lalu memilih satu nama dari hasili pilihan Dewan Juri, dan terpilihlah seorang Pengawas baru.”
“oh, begitu.” Kata Yesung mengangguk-angguk. “sepertinya memang adil, semua memperoleh kesempatan untuk menyatakan pendapat. Itulah salah satu yang kusukai di SM ini. semua diberi kesempatan berbicara.”
“aku tak bisa berpikir siapa yang akan kupilih,” kataSulli. “sulit sekali menentukannya.”
“nado,” Sunny merenung. “sungguh suatu kehormatan untuk dipilih, jadi kita harus berpikir baik-baik, yang kita pilih haruslah orang yang memang pantas mendapat kehormatan itu.”
“bolehkah aku berjalan bersamamu dalam perjalanan pengamatan alam nanti?” Amber bertanya pada Sunny. “TAeyeon tidak bisa ikut, ia harus berlatih music dengan Kangta.”
“boleh,” kata Sunny. “tapi jangan datang terlambat, sebab aku yang harus memimpin nanti. Jadi kalau kau ingin berjalan bersamaku, kau harus datang tepat waktu.”
Amber datang tepat pada waktunya. Kedua anak itu berangkat dengan membawa buku catatan mereka, diikuti anak-anak lain yang juga berjalan berdua-dua. Mereka diharuskan mencari bunga ivy, jenis tanaman sulur-suluran, santapan terakhir serangga-serangga musim itu. mereka harus mencatat dan menggambar serangga-serangga yang mereka dapati pada bunga tersebut.
Sungguh menyenangkan berjalan-jalan berdua di sepanjang jalan setapak dan melintasi padang. Matahari musim dingin yang pucat bercahaya lembut, langit pun berwarna biru muda. Semua pohon sudah tak berdaun lagi, kecuali pohon pinus dan pohon fir yang ujung daun-daunnya berkilauan karena tetasan embun beku.
Amber menggumamkan sebuah lagu sambil matanya mencari bunga ivy. Sunny memandang heran padanya.
“aneh juga perubahan yang terjadi pada seseorang,” kata Sunny. “semester yang lalu aku menyaksikan betapa Taeyeon yang badung dan nakal berubah menjadi baik dan manis. Aku dan Yesung yang semula pemalu dan selalu merasa kesepian berubah menjadi senang bergaul. Dan sekarang aku juga berubah!”
“ne, ara. Tapi ada satu hal dariku yang tak bisa berubah, Sunny. Aku tetap seorang penakut.”
“apa maksudmu? Apa kau takut pada sapi, misalnya?” tanya Sunny heran.
“aniyo, tentu tidak. Aku takut akan pikiran orang lain. Itu lebih mengerikan daripada sapi! Tak seorang pun kecuali kau, Sulli, Sooyoung, dan Taeyeon yang tahu perbuatan jahatku. Ah, ya, juga Siwon dan Boa. Dan aku tahu pasti, misalkan saja yang berbuat itu kau, atau Sulli, atau Taeyeon, pastilah kalian dengan berani mengakuinya dihadapan seisi sekolah waktu Rapat Besar. Tapi aku tidak berani berbuat seperti itu.”
“tapi kenapa tidak? Kau tahu bahw seluruh murid akan sangat memuji keberanianmu mengaku. Dan ini akan mengurangi rasa marah mereka pada perbuatan jahatmu. Lain halnya kalau, entah karena apa, tersebar berita bahwa kaulah yang berbuat dan tidak mau mengaku. Semua akan tambah membencimu. Bahkan kau sendiri akan merasa benci pada caramu mengambil keputusan. Semua orang emmiliki keberanian yang sama. Hanya ada yang tidak bisa memutuskan kapan menggunakan keberanian tersebut.”
“jinjja?” tanya Amber. “maksudku, apakah aku juga punya keberanian? Apakah kau bisa menggunakannya kalau aku menghendakinya? Aku tidak harus menjadi penakut?”
“kau sungguh bodoh,” kata Sunny menggandeng tangan Amber. “bear! Tak seorang pun harus menjadi penakut. Setiap orang bisa menggunakan keberanian mereka pada saat mereka memutuskan utnuk menjadi berani. Cobalah di Rapat Besar nanti. Kau akan mengerti apa yang kumaksud.”
Saat itu mereka menemukan sekelompok bunga ivy yang sedang berkembang, dan percakapan mereka pun terputus. Mereka sibuk menulis dan menggambar. Namun Amber sebenarnya masih memikirkan kata-kata Sunny. Sungguh bagus kalau kata-kata itu benar. Kalau memang semua orang punya keberanian tersembunyi, tidak perlu ada penakut didunia ini! mereka tinggal menentukan saja kapan harus menggunakan keberanian itu.
“akan kucoba apakah aku bisa menggunakan keberanianku di Rapat berikutnya,” kata Amber dalam hati, walaupun makin dipikir, ia makin takut. “sungguh mengecilkan hati melihat anak-anak lain dengan mudah berdiri dan memberikan pengakuan mereka, sementara aku membuka mulut saja tidak berani.”
Sore itu sewaktu Rapat akan dimulai, Amber duduk dengan kaki gemetar, mencoba mengumpulkan keberaniannya. Ia tak berkata apa-apa pada sahabatnya. Dan Rapat pun di mulai. Uang dikumpulkan ,dibagikan, lalu diberikan tambahan pada mereka yang membutuhkan. Ada yang ditolak, ada yang diterima. Kemudian sampailah pada acara keluhan dan laporan.
Hanya ada satu laporan dan satu keluhan. Semuanya ditanggapi dengan cepat.. kemudian sebelum melanjutkan acara dengan pemilihan Pengawas Baru, Siwon minta waktu untuk bicara.
“ada pengumuman sedikit,” kata Siwon. “dengan ini diumumkan bahwa Suho telah kembali ke kamar tidurnya, dan sekarang ia tak lagi mendengkur.”
Semua tertawa dan bebapa anak malah bertepuk tangan. Suho pun ikut tertawa.
Kemudian Siwon minta agar hadirin tenang. “aku juga ingin mengumumkan bahwa berdasarkan pengamatan banyak orang, maka dengan bangga dan gembira kami menyatakan sangat puas akan perkembangan yang terjadi pada diri Yesung. Dari semua pengawas, Boa dan aku menerima laporan-laporan yang sangat memuaskan. Dari pengurus kuda didapat keterangan bahwa ia hampir tak bisa bekerja lagi tanpa Yesung.”
Yesung berseri-seri kegirangan. Dan semua hadirin juga merasa senang bahwa bantuan mereka untuk memperbaiki pribadi Yesung telah berhasil dengan baik.
Dan saat itulah Amber mendapatkan keberaniannya. Tahu-tahu ia sudah berdiri, kakinya tak lagi gemetar dan suaranya mantap. Ia memandang para Hakim dan Dewan Juri lurus ke depan.
“aku ingin mengatakan sesuatu yang mestinya sudah kukatakan sejak dulu.” Kata Amber. “aku ingin mengatakan bahwa akulah yang melakukan perbuatan-perbautan yang dituduhkan pada Yesung. Sebelum ini aku terlalu takut untuk mengakui perbuatan itu.”
Hening seketika. Semua orang terpesona. Mereka yang belum tahu merasa terkejut akan kenyataan itu. mereka yang sudah tahu terkejut melihat keberanian Amber. Apa yang menyebabkannya mengaku?
Kemudia Boa berbicara, “lalu apa yang membuatmu berani mengaku kali ini?”
“sesuatu yang dikatakan Sunny padaku. ia berkata bahwa tak ada perlunya bagi seseorang untuk merasa takut. Menurutnya semua orang punya keberanian, yang jadi soal adalah bagaimana kita bisa menggali keberanian itu dan menggunakannya. Aku telah menggali keberanianku, dan menggunakannya. Sunny memang benar. Sekarang aku tak merasa takut lagi.”
“gomawo, Amber,” kata Boa.
Amber duduk. Kepalanya terasa ringan. Seakan beban berat telah diambil dari pundaknya. Ia telah mendapatkan keberaniannya dan tidak akan melepaskannya lagi.
“kita tidak akan membicarakan apa yang baru saja diakui oleh Amber,” kata Boa. “kami sangat gembira bahwa akhirnya ia punya keberanian untuk mengaku. Tentu saja aku dan Siwon sudah mengetahuinya, dan kami berharap suatu hari ia akan cukup berani mengaku pada kalian semua. sekarang ia sudahmengakui perbuatannya, dan kami semua sangat senang.”
“sekarang kita akan melanjutkan acara dengan pemilihan Pengawas baru,” kata Siwon. “seohyun, tolong bagikan kertas-kertas suara.”
Seohyun pun membagikan kertas yang dipotong kecil-kecil itu.
Setiap anak menuliskan nama anak yang dipilihnya, nama seseorang yang mereka anggap cukup baik untuk dijadikan Pengawas. Kertas-kertas tadi kemudian dikumpulkan oleh Juri, dibuka, dan dihitung. Tiga nama yang memiliki suara terbanyak disisihkan. Dan anggota Dewan Juri memilih dari ketiga anak ini, siapa yang dianggap terbaik. Juri-juri ini juga menulis di kertas, yang secara tertutup diberikan pada kedua Hakim.
Siwon dan Boa membuka kedua belas kertas itu dan membaca pilihan Dewan Juri. Mereka berunding dengan suara perlahan, sementara hadirin menunggu dengan perasaan tegang, sunyi senyap, menunggu siapa yang akan terpilih.
Kemudian Siwon mengetuk meja. Kesunyian mekin terasa. “tampaknya tak terlalu sulit untuk menjatuhkan pilihan kali ini,” kata Siwon. “tampaknya hampir semua diantara kalian telah memilih nama yang sama. Nama ini muncul di hampir semua kertas suara. Lee Sunny!”
Riuh rendah sorak-sorai dan tepuk tangan. Muka Sunny merah padam bagaikan kepiting rebus. Ia sama sekali tak menduga akan terpilih! Agaknya seluruh isi sekolah telah mendengar betapa bijaksananya Sunny dari apa yang dikatakan oleh Amber. Sekarang Sunny memperoleh pahalanya. Ia jadi Pengawas!
“kami memperoleh laporan yang sangat baik tentangmu dari para Pengawas,” kata Boa. “kami tahu bahwa kau bisa dipercaya, kau baik hati, dan cukup bijaksana bila mengingat umurmu. Kami yakin kau akan berusaha sebaik mungkin untuk sekolah kita. Majulah dan duduklah di meja Pengawas, Sunny. Kami dengan gembira menerimamu di meja Juri.”
Sunny pergi ke meja Juri, bangga dan bahagia. Taeyeon bertepuk tangan sekeras-kerasnya. Ia begitu bangga dan gembira karena Sunny memperoleh kesempatan itu.
“Sunny pantas menerimanya.” Batin Taeyeon. “sangat pantas! Ya Tuhan, senang sekali kalau aku bisa jadi Pengawas. Tapi kurasa aku sama sekali tak punya bakat untuk itu. sama sekali tidak.”
to be continue..

[FF] Trouble Maker – Chapter 22

Cast : SM Family
Genre : School Life, Friendship
Length : 26 Chapters
P.S : FF ini terinspirasi (mungkin bisa dibilang seperti itu) dari novel terjemahan karya Enid Blyton yang berjudul The Naughties Girl Again. Author ga bermaksud memplagiat karena ceritanya sendiri TIDAK diambil 100% dari novel tersebut dan juga menyertakan judul dan pengarang novel aslinya.
Don’t forget for RCL

-Trouble Maker- Chapter 22 : Taeyeon Got a Problem (again)
Waktu berlalu dalam suasana bahagia. Dengan tak adanya pertengkaran antara Amber dan yang lain, serta antara Yesung dan Taeyeon, keadaan jadi lebih menyenangkan.
Taeyeon belajar dengan rajin, dan dengan mudah berada di puncak urutan peraih angka terbaik dikelasnya. Yesung kadang-kadang nomor 2, kadang-kadang nomor 3. Tapi ini sudah membuat Mrs. Song senang, sebab sebenarnya Yesung bukanlah anak pandai jadi keberhasilannya menandakan bahwa anak itu benar-benar bekerja keras. Amber juga belajar sebaik-baiknya, dan tak pernah membantah secara keterlaluan seperti dulu. Khususnya pada mata pelajaran bahasa Perancis ia memperoleh kemajuan pesat, sampai Mrs. Han suatu hari menyatakan kegembiraannya.
“anak dikelas ini yang mencapai kemajuan pesat adalah Amber,” kata Mrs. Han. “ah, dulu kukira dia bodoh sekali. Dulu aku sering memarahinya. Tapi sekarang karangan bahasa Prancisnya yang terbaik. Dan ia mengucapkan ‘r’ dalam bahasa Prancis tepat seperti semestinya. Tidak sepertimu Yesung! Kau tak pernah mengucapkan huruf ‘r’ secara tepat!”
Yesung tersenyum. Amber tersipu-sipu, tapi merasa sangat senang. ia belum pernah dipuji dikelas. Ia jadi heran juga kenapa dulu ia selalu memperoleh nilai buruk.
“kekuatan otakku tampaknya makin baik juga,” pikir Amber. “dan aku sekarang meyukai pelajaranku. Dulu aku bosan sekali pada pelajaran. Mungkin aku bisa terhindar dari kedudukan juru kunci. Wah, pasti hebat! Eomma akan sangat senang kalau peringkatku setidaknya mendekati peringkat atas.”
Ia memang khusus belajar lebih rajin pada pelajaran Mrs. Han. Ini suatu perubahan besar bagi Amber. Dulu setelah Mr. Han memarahinya, ia langsung tidak menyukai bahasa Prancis, termasuk gurunya, dan sembarangan saja belajar. Tapi sekarang segalanya berubah. Misalnya saja, Amber sekarang tampak lebih sehat. Ia sering berkuda, berjalan-jalan, dan bahkan menawarkan diri untuk membantu Changmin, Taeyeon, dan Sehun di kebun sekolah.
“ommo, aku tak pernah menyangka kau punya pikiran untuk membantu kami. Apa kau mengerti tentang berkebun?” tanya Changmin.
“tidak banyak,” jawab Amber secara jujur. 3 minggu sebelumnya mungkin ia akan berbohong dan membual serta mengatakan bahwa ia tahu banyak tentang berkebun. “tapi, Changmin, pasti aku bisa membantu sedikit-sedikit, bukan?”
“tentu, dorong gerobak isi sampah itu ke tempat sampah, tuangkan disana dan ambil sampah berikutnya,” kata Changmin. “pekerjaan itu terlalu berat untuk Sehun.”
Sehun sangat ingin membantu Changmin. Dan Changmin senang anak itu menaruh perhatian lebih pada pekerjaan di kebun sekolah. Sehun sering bercerita pada Changmin bahwa Yesung membawanya berkuda. Changmin lama-lama tertarik juga untuk mencoba.
“aku harus mencobanya sekali-kali,” kata Changmin. “walaupun dulu aku tak punya minat sama sekali. Memang waktu pertama kali masuk SM ini aku sering berkuda, tapi kemudian aku lebih tertarik berkebun, dan jadi lupa segala-galanya. Tapi besok aku akan mencobanya, Sehun.”
Sehun berbicara tentang hal itu pada Yesung. Dan ia setuju. Ia mengatur sehingga keeseokan harinya Changmin, Sehun, Taeyeon, Amber, dan ia sendiri bisa berkuda bersama. Menjelajahi padang rumput, perbukitan, dibawah cahaya pucat matahari musim dingin. Ternyata Changmin sangat menyukainya!
“aku akan ikut lagi lain waktu,” kata Changmin melompat turun dari pelananya. “benar-benar menyenangkan! Ommo, Amber, pipimu merah sekali! Padahal dulu kau begitu pucat. Ngomong-ngomong, apa kau bisa membantuku di kebun akhir minggu ini?”
“tentu!” seru Amber senang.
Senang sekali dimintai bantuan oleh seseorang. Ia sekarang merasa betapa indahnya mempunyai sahabat. Bila kita membantu seorang sahabat, maka sahabat kita itu pasti akan membalas membantu kita suatu hari. Dengan begitu akan lebih menyenangkan kalau kita punya sahabat banyak.
“benar juga kata Siwon dan Boa,” pikir Amber. “dulu aku iri pada Sulli, dan kukatakan dia sangat beruntung punya sahabat begitu banyak. Dan kukatakan hanya karena aku tak punya nasib baik sajalah maka aku tidak punya sahabat. Tapi sekarang karena aku bersikap manis, banyak peristiwa manis terjadi padaku. tepat sekali kata Boa. Diri kita sendirilah yang menentukan nasib kita. Aku selalu mengeluh, menggerutu tentang apa saja, menyalahkan nasibku bila aku tak memperoleh apa yang kuinginkan. Tapi begitu aku mengubah pribadiku, semuanya berubah! Sayang sekali tidak semua orang mengetahui hal itu.”
Taeyeon tekun sekali belajar music, Mr. Shin sangat gembira atas kemajuannya. Ia dan Kangta sekali lagi berlatih berduet. Namja itu senang sekali berduet dengan yeoja mungil yang lincah jarinya itu. taeyeon juga suka pada Kangta karena ia seorang pemusik luar biasa.
“bolehkah kita bermain duet dalam pertunjukan music akhir semester nanti? Seperti dulu?” tanya Taeyeon. “aku ingin sekali, Shin seonsaengnim. Apa kami akan cukup baik?”
“oh, ne,” kata Mr. Shin. “disamping itu Kangta juga akan memainkan biolanya. Apa kau pernah mendengarkan ia memainkan lagu seperti yang ada di CD, Taeyeon?”
“belum, belum pernah.” Kata Taeyeon. “coba mainkan untukku, oppa!”
Kangta segera mengambil biolanya. Kemudian namja yang tampak selalu melamun itu, memainkan sebuah lagu yang amat indah untu kgurunya dan untuk Taeyeon. Mereka berdua terpesona mendengarkannya.
“oh, indah sekali,” kata Taeyeon sewaktu lagu tersebut selesai. “ingin sekali aku bisa memainkannya seindah itu. bisakah aku belajar biola, seonsaengnim?”
“Taeyeon, hari-harimu sudah terlalu sibuk,” kata Mr. Shin, tertawa. “tidak. Lebih baik kau belajar piano saja.”
“tapi Kangta oppa bisa belajar dua-duanya, piano dan juga biola,” kata Taeyeon.
“ne, tapi selain kedua kegiatan itu, ia tak mempunyai kegiatan lainnya,” kata Mr. Shin. “tidak ada yang menyuruhnya mengerjakan sesuatu yang lain, jadi ya lebih baik ia mengisi waktu dengan kedua hal tadi. Tidak aka nada orang yang menyuruh Kangta menyiangi kebun, naik kuda lebih dari satu kali, memelihara tikus putih, dan sebagainya. Hanya satu pikirannya, music.”
“akan kubuat agar ia memikirkan hal lain,” kata Taeyeon. “ayolah ikut berlatih lacrosse besok, oppa. Kau belum merasakan betapa senangnya bermain begitu bagus hingga terpilih untuk bermain dalam sebuah pertandingan penting.”
Tapi Kangta menolak ajakan itu. memang pernah juga ia bermain dalam suatu permainan olahraga, tapi permainannya buruk sekali. Bahkan si kepala batu Taeyeon tak sanggup membuat Kangta meninggalkan musiknya. Taeyeon tak meneruskan usahanya. Dalam hati ia bangga terpilih bermain duet bersama namja luar biasa itu.
“suatu hari ia akan menjadi seorang pemusik dan pengarang lagu yang terkenal,” kata Taeyeon pada Sunny dan Sulli. “dan aku akan dengan bangga bisa menyatakan bahwa aku pernah bermain duet dengannya.”
Di pertunjukan akhir semester, akan dipentaskan juga sebuah drama. Anak-anak dikelas Taeyeon mendapat tugas untuk menulis scenario juga. Lama sekali mereka memikirkan ceritanya. Hingga Donghae ketiduran menunggu ide teman-temannya karena ia terlalu malas untuk berpikir.
Dan ketika garis besar cerita sudah mereka sepakati, mereka sampai pada pekerjaan berat yaitu menuangkan cerita tadi kedalam naskah drama atau scenario.
Ternyata Sulli dan Amber sangat pandai menulis naskah drama. Sulli pandai membuat dialog, Amber penuh khayalan untuk menciptakan berbagai suasana. Sebelum minggu itu lewat, kedua anak tersebut sudah menyusun naskah dramanya, dibantu oleh kritik positif dan negative dari teman-teman mereka.
Lucu juga melihat kedua anak yang tadinya bermusuhan sekarang bekerja sama begitu rukun. “sungguh aneh melihat Sulli dan Amber, persis seperti aku dan Yesung,” batin Taeyeon. “bodoh sekali kami bertengkar. Aku berjanji akan selalu menghindari pertentangan.”
Sungguh sayang mengucapkan hal itu. sebab pada hari berikutnya terjadilah pertentangan antara Taeyeon dan Changmin.
Mereka berdua telah membuat tumpukan sampah yang menggunung. Changmin bilang ia akan menyulutnya kalau kebetulan ada waktu luang. Tapi ketika ia mencari Changmin untuk membakar sampah itu, ternyata Changmin tidak ada!
“ah, sial,” kata kata Taeyeon dalam hati. “padahal aku ingin melihat api unggun itu. yah, kalau dalam beberapa menit ini Changmin tidak muncul, akan kunyalakan sendiri api unggun ini. Changmin pasti tak keberatan.”
Seharusnya Taeyeon tahu bahwa Changmin pasti merasa keberatan. Walaupun ia telah mempercayai Taeyeon untuk berbagai hal, untuk pembakaran sampah ia selalu mengerjakannya sendiri.
Taeyeon mengambil sekotak korek api. Dinyalakannya selembar kertas, lalu disesapkannya diantara tumpukan smapah. Api berkobar. Dan jadilah api unggun menyala dengan hebat! Besar sekali kobaran apinya. Asap biru menjulur ke atas dan meliuk-liuk mencapai gudang tua didekat situ.
Taeyeon meloncat-loncat dengan gembira. Ini bagus sekali! Rugi Changmin tidak segera datang.
Kemudian tiba-tiba ia melihat sesuatu. Angin meniup kobaran api unggun kearah gudang!
“astaga! Mudah-mudahan saja gudang itu tidak terbakar!” seru Taeyeon terkejut. “ommo! Benar-benar terbakar! Oh! Changmin! Changmin! Ppalli! Eodisseo?”
Changmin berlari mendatangi. Ia sedang berada di sudut lain kebun itu, dan cepat-cepat datang waktu dilihatnya kobaran api dari kejauhan. Ketika dilihatnya jilatan api telah hampir mencapai gudang, ia juga sangat terkejut.
“Taeyeon! Ambil pipa air!” teriaknya. Kedua anak itu berlarian mengambil pipa air, membuka gulungannya dan memasangnya di keran. Changmin membuka keran, dan mengarahkan pipa air ke api unggun. Tak berapa lama api unggun itu padam, meninggalkan asap mengepul.
“untuk apa kau nyalakan api unggun itu??!” hardik Changmin marah pada Taeyeon. “baboya!! Apa kau tidak tahu aku yang memimpin dikebun ini?? semuanya harus dilakukan dengan perintahku!! Kalau terlambat tadi, gudang itu sudah terbakar!!”
“jangan bicara begitu padaku!!” teriak Taeyeon marah. “kau bialng kalau kau yang akan membakar tumpukan sampah itu! dan kalau kau lakukan toh kejadiannya akan sama saja!!”
“aku tidak sebodoh kau! Aku tidak akan mungkin membakar tumpukan sampah itu begitu saja disitu, dan pada saat angin bertiup kearah gudang seperti ini! aku akan membakarnya setelah angin berganti arah! Bukan hari ini! kau tak ada urusan untuk membakarnya, arasseo??! Padahal seharusnyatumpukan sampah itu akan jadi api unggun yang bagus. Kau sudah merusaknya! Kau hanya membuat repot saja! aku tak mau kau membantu di kebun lagi!!”
“oh!” airmata menggenang di mata Taeyeon.
“nappeun namja! Kau mengusirku setelah begitu banyak yang kulakukan, setelah begitu lama aku membantumu!”
“kau tidak melakukan semua itu untukku!” tukas Changmin. “semuanya untuk keperluan sekolah. Pergilah, Taeyeon! Aku tidak mau bicara denganmu lagi!”
“keurae! Aku juga tidak sudi kemari lagi!” seru Taeyeon sambil berlari pergi dengan marah dan menghapus airmatanya menuruni pipinya.
Tapi setengah jam kemudian dalam hati Taeyeon berkata, “kau kan sudah berjanji tidak akan bertengkar lagi dengan siapapun. Padahal memang hak Changmin untuk memarahimu. Karena kalau api itu tidak segera dipadamkan, maka bisa membakar gudang, menghabiskan semua alat-alat didalamnya. Kau juga sudah merusak api unggun indah yang telah direncanakan!”
Dan dalam hati Changmin, juga berkata, “Taeyeon tak bermaksud buruk. Ia hanya kurang berpikir. Bukannya jahat. Ia pasti juga sangat kecewa karena api unggun itu tidak jadi. Dan kau tahu, ia telah banyak membantu di kebun ini. bagaimana kalau ia tidak mau datng lagi ke kebun ini? rasanya tidak akan begitu menyenangkan!”
“aku akan mencarinya,” akhirnya Cahngmin memutuskan. Dan pada saat yang sama Taeyeon juga berpikir, “akan kutemui Changmin.”
Maka mereka berdua bertemu di tikungan jalan di kebun sekolah. Keduanya tampak malu-malau. Dan bersamaan mereka mengeulurkan tangan.
“mianhae, aku telah bersikap kasar padamu.” kata Changmin.
“nado. Jeongmal mianhaeyo.” Kata Taeyeon. “Oh, Changmin..”
“dulu ku suruh kau memanggil aku apa?”
“hmmmpp.. ne, oppa. Oppa, padahal baru kemarin aku berjanji dalam hati untuk tidak bertengkar dengan siapa pun. Dan ternyata aku malah bertengkar denganmu.”
“kau akan selalu begitu,” Changmin tertawa. “tapi tidak apa-apa kalau kau juga cepat-cepat menyesali tindakanmu. Jigeum, kajja! Kita menggali tanah, biar hati kita tenang kembali.”
Mereka berdua kembali ke kebun, bersahabat. Persahabatan memang takkan putus hanya karena sebuah pertengkaran, bukan?
to be continue..